Monday, January 16, 2023

Proposal-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Genap

Proposal 

Informasi Penting dalam Proposal Kegiatan atau Penelitian

Menurut KBBI, proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal diajukan dengan tujuan mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun, proposal juga sering diajukan untuk memohon bantuan dana. Isi proposal harus menampilkan kegiatan atau masalah yang diusulkan dengan baik agar dapat meyakinkan penerima proposal untuk menyetujui proposal tersebut.

Proposal dikategorikan sebagai rencana program, kegiatan, penelitian, atau usaha yang dilakukan dan direncanakan secara matang. Perencanaan yang matang merupakan fondasi suatu program, kegiatan, atau usaha yang akan dilakukan. Perencanaan yang matang dapat berguna sebagai pegangan dasar. Selain itu, perencanaan matang mampu meyakinkan pihak lain atau pembacanya untuk memberikan bantuan atas program, kegiatan, penelitian, atau usaha yang dilakukan.

Proposal kegiatan ditulis untuk diajukan kepada pihak yang berwenang agar mendapat persetujuan. Proposal disampaikan dengan menyertakan surat pengantar. Pihak yang berwenang selanjutnya memberikan balasan tertulis yang berisi persetujuan, saran-saran perbaikan usulan sebelum disetujui, atau penolakan atas usulan yang disampaikan.

Adapun tujuan penyusunan proposal kegiatan sebagai berikut.

1. Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut.

2. Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Untuk meyakinkan para donator/sponsor agar mereka memberikan dukungan material maupun finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah direncanakan.

4. Mendapat persetujuan.

5. Sebagai titik acuan.

Mengidentifikasi Bagian-Bagian Penting Proposal

1.     Jenis-Jenis Proposal

Jenis proposal dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan tujuan penulisannya.

a.     Proposal Berdasarkan Bentuk

1)    Formal

Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya. Bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, table, dan sebagainya.

2)    Nonformal

Proposal nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti bentuk formal. Proposal nonformal biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat sehingga sebuah proposal nonformal harus mengandung unsur-unsur berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.

3)    Semiformal

Proposal semiformal hampir sama dengan proposal nonformal yaitu variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti bentuk formal.

 

b.     Proposal Berdasarkan Tujuan Penulis

Jenis proposal berdasarkan tujuan penulis sebagai berikut.

1)    Proposal Riset/Penelitian

Proposal riset/penelitian adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan baik pengadaan riset maupun penelitian. Jenis proposal penelitian sebagai berikut.

a)     Proposal Penelitian Pengembangan

Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Sementara itu, kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.

b)    Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Proposal kajian pustaka menggunakan telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah. Pada dasarnya proposal ini bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

c)     Proposal Penelitian Kualitatif

Proposal penelitian kualitatif bersifat deskripsi dan cenderung menggunakan  analisis dengen pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

d)    Proposal Penelitian Kuantitatif

Proposal kuantitatif pada dasarnya menggunakan suatu penelitian dengan pendekatan deduktif induktif.

2)    Proposal Acara/Kegiatan

Proposal acara adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan pengadaan suatu acara/kegiatan.

3)    Proposal Kerja Sama

Proposal kerja sama adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan usulan kerja sama dengan pihak/lembaga lain.

4)    Proposal Permohonan Dana

Proposal permohonan dana adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan permohonan/permintaan dana.

5)    Proposal Kerja Praktik

Proposal kerja praktik adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan permohonan kerja praktik.

6)    Proposal Usaha

Proposal usaha adalah proposal yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendirikan suatu usaha.

2.     Struktur Proposal

Struktur proposal berbeda menurut tujuan penulis. Berikut struktur proposal berdasarkan tujuan penulis.

a.     Proposal Kegiatan

Sistematika penulisan proposal kegiatan dapat dipaparkan sebagai berikut.

1)    Halaman Judul

Halaman judul berisi nama/judul kegiatan, tempat, waktu penyelenggaraan, kegiatan, dan pihak penyelenggara kegiatan.

2)    Latar Belakang

Latar belakang berisi argumen atau alasan yang melatarbelakangi rencana penyelenggaraan kegiatan tersebut. Latar belakang umumnya berisi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, serta bagian penutup.

3)    Tujuan Kegiatan

Bagian ini berisi alasan tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan. Tujuan dalam proposal bisa lebih dari satu. Susunannya adalah dari tujuan yang paling penting ke tujuan yang kurang penting.

4)    Nama dan Tema Kegiatan

Bagian ini berisi nama/judul kegiatan serta tema yang diangkat dalam kegiatan. Nama dan tema kegiatan harus dibuat semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa keingintahuan seorang pembaca.

5)    Bentuk Kegiatan

Bagian ini berisi perihal format atau bentuk sajian kegiatan.

6)    Peserta

Bagian ini berisi sasaran pihak yang akan mengikuti kegiatan. Peserta harus disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan direncanakan.

7)    Waktu dan Tempat Kegiatan

Bagian ini berisi informasi waktu pelaksanaan kegiatan, meliputi tanggal, bulan, tahun, dan pukul berapa kegiatan dilaksanakan. Selain itu, bagian ini menunjukkan pelaksanaan tempat kegiatan.

8)    Penyelenggaraan/Panitia

Bagian ini berisi informasi penyelenggara atau panitia kegiatan. Di bagian penyelenggara atau panitia dibutuhkan kontak atau nomor kesekretariatan yang bisa dihubungi. Penyelenggara/panitia juga berisi susunan kepanitiaan yang sudah terbentuk. Bagian susunan panitia biasanya ditulis terlampir.

9)    Jadwal Kegiatan/Susunan Acara

Bagian ini berisi susunan acara/jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat berbentuk tabel dengan format kolom tabel sesuai kebutuhan. Apabila jadwal kegiatan lebih dari satu halaman, biasanya ditulis terlampir.

10) Rancangan Anggaran

Bagian ini berisi perincian pemasukan, pengeluaran, serta keperluan dana yang masih diperlukan. Bagian rancangan anggaran disusun dengan cara sederhana, tetapi tetap memakai prinsip penyusunan keuangan.

11) Penutup

Bagian ini berisi pernyataan harapan agar banyak pihak dapat tertarik untuk mendukung kegiatan. Bagian ini ditandatangani oleh ketua pelaksana/ketua panitia serta mengetahui penanggung jawab kegiatan.

12) Lampiran-lampiran

Bagian ini berisi lampiran rincian rencana anggaran biaya, jadwal kegiatan lengkap, media publikasi (pamflet/leaflet/brosur), dan yang belum tercantum secara terperinci dalam bagian isi proposal.

b.     Proposal Penelitian

Sistematika penulisan proposal penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut.

1)    Judul

Judul merupakan aspek penting dalam suatu penelitian. Proposal penelitian menampilkan keseluruhan rencana penelitian. Oleh karena itu, judul proposal penelitian harus memuat gambaran dan lingkup penelitian. Syarat judul yang baik sebagai berikut.

a)     Menarik minat peneliti.

b)    Dapat dilaksanakan.

c)     Mengandung kegunaan praktis.

d)    Berupa kalimat pernyataan.

e)     Jelas dan singkat.

2)    Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan atau lembar persetujuan merupakan pernyataan persetujuan dari guru pembimbing dan kepala sekolah tempat penulis bersekolah.

3)    Abstrak

Abstrak berisi gambaran singkat isi karya tulis yang berkenaan dengan latar belakang, masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, sumber data, metode, teknik penulisan, kesimpulan, dan saran, serta unsur-unsur penting dalam karya tulis. Di dalam abstrak harus terdapat kata kunci yang ditempatkan di bawah nama guru pembimbing. Jumlah kata kunci dalam abstrak sekitar tiga hingga lima kata.

4)    Kata Pengantar

Kata pengantar berisi pembuka karya ilmiah. Kata pengantar yang baik mencakup kesimpulan isi laporan penelitian. Di dalam ucapan kata pengantar kita juga dapat menuliskan berbagai ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan penelitian tersebut. Di dalam kata pengantar, penulis juga dapat menambahkan beberapa harapan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran.

5)    Latar Belakang Masalah

Latar belakang merupakan pengantar singkat materi penelitian yang ditulis secara sistematis dan terarah. Biasanya latar belakang masalah dibuat secara deduktif. Masalah secara umum dikerucutkan menjadi masalah khusus yang akan diteliti. Latar belakang masalah merupakan landasan pembuatan sebuah penelitian.

6)    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau peryanyaan masalah. Rumusan masalah mencakup tujuan, manfaat, kerangka konsep, dan metode penelitian yang digunakan. Rumusan masalah didapat setelah peneliti menelaah atau mengidentifikasi permasalahan yang muncul di latar belakang.

7)    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian hendaknya diuraikan singkat dan jelas. tujuan penelitian ditulis menggunakan kata yang bersifat operasional, seperti menguraikan, mengidentifikasi, atau menggambarkan. Tujuan penelitian biasanya dibuat dalam dua kategori, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum menjelaskan tujuan yang hendak dicapai secara umum. Sementara itu, tujuan khusus menjelaskan Langkah yang diambil untuk mencapai tujuan umum.

8)    Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian hendaknya diuraikan singkat dan jelas. selain itu, manfaat penelitian harus menunjukkan kontribusinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

9)    Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi uraian teori yang mendasari penelitian. Bahan bacaan yang dipakai sebaiknya yang mutakhir dan relevan dengan topik penelitian.

10) Kerangka Konsep dan Hipotesis

Kerangka konsep merupakan alasan ilmiah terhadap penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang ilmiah, hasil penelitian, jurnal, atau data literatur lain. Hipotesis atau dugaan bukan sesuatu yang mutlak, tergantung jenis penelitiannya.

11) Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

12) Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal dan lokasi penelitian berisi rencana tempat dan waktu penelitian yang akan dilakukan. Jadwal ini meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Jadwal penelitian dapat dibuat dalam bentuk time schedule.

13) Lampiran

Lampiran yang harus disertakan dalam proposal antara lain daftar Pustaka, dan alat yang digunakan dalam penelitian.

Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang Dibaca

Unsur

Bentuk Pertanyaan

Poin dalam Proposal

What (Apa)

Apa bentuk (nama) kegiatan/penelitian?

Judul

Apa yang melatarbelakangi pentingnya diadakan penelitian atau kegiatan tersebut?

Latar Belakang

Apa tujuan kegiatan/penelitian?

Tujuan Kegiatan/Penelitian

Why (Mengapa)

Mengapa kegiatan/penelitian ini penting dilaksanakan?

Latar Belakang

When (Kapan)

Kapan kegiatan /penelitian tersebut akan dilaksanakan?

Waktu Pelaksanaan Kegiatan/Penelitian

Where (Di mana)

Di mana kegiatan/penelitian tersebut akan dilaksanakan?

Tempat Pelaksanaan Kegiatan/Penelitian

How (Bagaimana)

Bagaimana kegiatan/penelitian tersebut akan dilaksanakan?

Jadwal Kegiatan, Metode Penelitian

Berapa banyak dana yang dibutuhkan?

Anggaran

Bagaimana cara memperoleh dana?

Sumber Dana

 

Menyajikan Proposal Sesuai dengan Kaidah Kebahasaan

Proposal disajikan dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu, proposal harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan benar. Bahasa mewakili maksud penulis proposal sehingga dapat dipahami, dimengerti, atau diterima oleh pihak lain. Bahasa yang digunakan dalam proposal bersifat formal, tetapi komunikatif. Kebahasaan dalam proposal meliputi kata baku dan kalimat efektif.

1.     Kata Baku

Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang ditentukan. Kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan dan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sumber rujukan utama bahasa baku adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering digunakan dalam kalimat resmi, baik dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.

Ciri-ciri bahasa baku sebagai berikut.

a.     Kosakata yang digunakan bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum diterima.

Contoh:

Tidak baku     : cabe, duren.

Baku              : cabai, durian.

b.     Kosakata yang digunakan bebas dari kosakata asing yang belum diterima.

Contoh:

Tidak baku     : taqwa, extrim.

Baku              : takwa, ekstrem.

c.     Penyerapan kata asing sesuai kaidah.

Contoh:

Tidak baku     : aktip, pase.

Baku              : aktif, fase.

d.     Proses pembentukan kata sesuai kaidah.

Contoh:

Tidak baku     : berpetualang, dirubah.

Baku              : bertualang, diubah.

e.     Penggunaan ejaan sesuai kaidah.

Contoh:

Tidak baku     : bila mana, bina raga.

Baku              : bilamana, binaraga.

f.      Segi fonologi, menyangkut penggunaan vokal atau konsonan baik penambahan maupun pengurangan.

Contoh:

Tidak baku     : Senen, makroni.

Baku              : Senin, makaroni.

g.     Segi pembentukan kata.

Contoh:

Tidak baku     : maha guru, purna bakti.

Baku              : mahaguru, purnabakti.

h.     Segi ejaan.

Contoh:

Tidak baku     : minimalisir, koordinir.

Baku              : minimalisasi, koordinasi.

2.     Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda baca sehingga dapat dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan kepada pendengar atau pembaca seperti yang dimaksudkan oleh penulis.

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip berikut.

a.     Kesepadanan Struktur

Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur sebagai berikut.

1)    Memiliki subjek dan predikat yang jelas.

Contoh:

a)     Bagi semua peserta didik kelas XI harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak efektif)

b)    Semua peserta didik kelas XI harus mengikuti kegiatan study tour. (Efektif)

2)    Tidak memiliki subjek ganda di dalam kalimat tunggal.

Contoh:

a)     Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak efektif)

b)    Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

b.     Keparalelan Bentuk

Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Jika kata pertama berbentuk verba, kata selanjutnya juga berbentuk verba. Akan tetapi, jika kata pertama berbentuk nomina, kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh:

1)    Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kalimat efektif. (Tidak efektif)

2)    Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (Tidak efektif)

c.     Kehematan Kata

Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, syarat yang harus diperhatikan sebagai berikut.

1)    Menghindari unsur yang sama dalam kalimat majemuk.

Contoh:

a)     Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka buah durian. (Tidak Efektif)

b)    Saya tidak suka buah apel dan buah durian. (Efektif)

2)    Menghindari kesinoniman dalam kalimat.

Contoh:

a)     Saya hanya memiliki tiga buah buku saja. (Tidak efektif)

b)    Saya hanya memiliki tiga buah buku. (Efektif)

3)    Menghindari penjamakan kata pada kata jamak.

Contoh:

a)     Para mahasiswa-mahasiswa didik berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Tidak efektif)

b)    Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)

4)    Kecermatan

Kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

Contoh:

a)     Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)

b)    Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)

5)    Ketegasan

Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokoknya sehingga ide pokoknya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan dalam kalimat efektif.

a)     Meletakkan kata kunci di awal kalimat.

Contoh:

(1)  Sudah saya baca buku itu. (Tidak efektif)

(2)  Buku itu sudah saya baca. (Efektif)

b)    Mengurutkan kata secara lengkap.

Contoh:

(1)  Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur, dan presiden. (Tidak Efektif)

(2)  Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan, dan gubernur. (Efektif)

6)    Kepaduan

Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:

a)     Budi membicarakan tentang pengalaman liburannya. (Tidak efektif)

b)    Budi membicarakan pengalaman liburannya. (Efektif)

7)    Kelogisan

Ide kalimat dalam kalimat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Contoh:

a)     Waktu dan tempat kami persilakan. (Tidak efektif)

b)    Kepala sekolah kami persilakan untuk memberikan kata sambutan. (Efektif)

 

Menganalisis Isi Proposal

Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam menganalisis isi proposal sebagai berikut.

1.     Rumusan Masalah

Perumusan masalah tidak boleh lemah, kurang mengarah, dan tujuan tidak jelas.

2.     Tinjauan Pustaka

Hindari tinjauan pustaka yang kurang menunjang, tidak relevan, dan kurang mutakhir.

3.     Metode Penelitian

Metode penelitian harus tepat, terperinci, dan langkahnya jelas.

4.     Anggaran Biaya dan Susunan Acara

Anggaran biaya harus terperinci dan terjangkau. Susunan acara harus sesuai dengan jadwal.

5.     Format Penulisan

Fromat penulisan proposal harus sesuai dengan kaidah penulisan proposal.

Menyunting Teks Proposal dengan Memperhatikan Kaidah Kebahasaan

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menyunting dan melengkapi informasi proposal sebagai berikut.

1.     Ejaan

Penyunting harus membenahi ejaan tidak tepat pada proposal tersebut sesuai dengan aturan ejaan tepat.

2.     Tanda Baca

Penggunaan tanda baca dalam proposal harus tepat sehingga tidak perlu diperhatikan lagi saat sedang menyunting proposal. Tanda baca yang perlu diperhatikan, misalnya titik (.), koma (,), titik dua (:), dan tanda petik (“…”).

3.     Diksi

Diksi atau pemilihan kata dalam proposal juga harus diperhatikan. Bahasa yang digunakan dalam proposal bersifat formal. Penyunting harus mengubah atau mengganti diksi yang bersifat formal.

4.     Kalimat

Kalimat yang dipaparkan dalam proposal harus efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mampu mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Untuk mencapai keefektifan kalimat, kalimat harus disusun dengan ejaan yang benar dan menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu, kalimat juga harus disusun secara logis, padu, dan hemat.

5.     Sistematika Penulisan

Penulisan proposal berbeda dengan naskah lain. Penulisan proposal memiliki konsep penomoran yang harus disesuaikan dengan sistematika penulisan proposal.

6.     Kebenaran Konsep

Penyuntingan proposal harus mengecek kebenaran atau keabsahan konsep-konsep ilmiah yang terdapat di dalam proposal.

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...