Saturday, August 13, 2022

Teks Eksposisi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas X Ganjil

Teks Eksposisi

Definisi Teks Eksposisi

Kata eksposisi memiliki beberapa pengertian. Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin ekspotition yang berarti memberitahukan, memaparkan, menjelaskan, atau menguraikan. Eksposisi merupakan paparan yang bertujuan memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksposisi berarti uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan dalam karangan. Eksposisi ditulis dalam paragraf. Paragraf tersebut bertujuan memberi tahu, menjelaskan, memaparkan, atau menerangkan sesuatu kepada pendengar.

Menurut Gorys Keraf, eksposisi atau pemaparan adalah salah satu jenis teks atau keterampilan bahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan satu pokok pikiran. Eksposisi dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.

Ciri Teks Eksposisi

Berikut adalah ciri-ciri teks eksposisi.

1.    Penjelasan pokok persoalan secara objektif, tidak ada unsur subjektif dan emosional. Penulis tidak berusaha membangkitkan emosi pembaca.

2. Gaya penulisan informatif. Uraian objek jelas. Penulis teks eksposisi ingin menambahkan pengetahuan pembaca dan memberi informasi sejelas-jelasnya.

3.  Teks memuat fakta. Fakta tersebut dipakai sebagai penyumbang utama dalam membuat rumusan agar hal yang disampaikan lebih konkret.

Eksposisi atau paparan memiliki tujuan ingin memberi penjelasan atau keterangan. Eksposisi bertujuan mengembangkan gagasan penulis. Paparan akan semakin jelas dengan disertai gambar, denah, atau angka-angka.

Jenis Teks Eksposisi

Jenis teks ekpsosisi menurut Gorys Keraf, antara lain eksposisi definisi, identifikasi, perbandingan atau pertentangan, ilustrasi, klasifikasi, dan analisis.

1.     Eksposisi Definisi

Definisi dapat ditinjau dari berbagai macam sudut. Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan atau, ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Definisi juga dapat diartikan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. Definisi berisi penjelasan tentang makna suatu kata atau frasa. Definisi memberikan batasan makna dari penggunaan sebuah kata atau frasa.

Definisi dibagi menjadi dua. Definisi pertama disebut definisi secara sempit. Definisi sempit bukan definisi mengenai suatu hal atau benda, melainkan mengenai suatu kata. Definisi sempit mencakup definisi sinonim kata dan definisi dari kamus. Definisi kedua adalah definisi secara luas. Definisi luas mencakup pembatasan pengertian suatu barang atau hal yang didefinisikan. Definisi luas merupakan pengembangan dari definisi sempit.

2.     Eksposisi Identifikasi

Eksposisi identifikasi adalah sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek. Dengan menyebutkan ciri suatu objek diharapkan pembaca atau pendengar lebih mengenal objek tersebut. Metode identifikasi yang digunakan dalam teks eksposisi mampu menjawab pertanyaan “Apa itu?” dan “Siapa itu?”. Metode identifikasi dalam teks eksposisi akan memperkenalkan barang atau objek dengan memerinci ciri dan tanda pengenal dari objek tersebut.

3.     Eksposisi Perbandingan atau Pertentangan

Metode perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih mempergunakan dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar perbandingan adalah menempatkan sesuatu yang belum diketahui dalam kerangka sesuatu yang sudah dikenal pembaca. Jadi, pembaca lebih mudah memahami isi teks eksposisi yang ditulis.

4.     Eksposisi Ilustrasi

Eksposisi ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret terhadap suatu prinsip yang bersifat umum. Penulis akan menjelaskan suatu objek secara jelas. Dengan demikian, pembaca tidak kebingungan dalam memahami objek yang disampaikan penulis.

Gagasan umum memerlukan ilustrasi atau contoh konkret. Dalam eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi dipakai untuk menjelaskan dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi atau contoh yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan umum tersebut.

Eksposisi ilustrasi merupakan metode yang sering digunakan karena tidak menampilkan hal-hal umum secara abstrak atau kabur. Akan tetapi, eksposisi ilustrasi menunjukkan contoh-contoh yang nyata dan konkret. Menurut Gorys Keraf, jenis eksposisi ilustrasi dapat disajikan secara deskripsi dan narasi.

5.     Eksposisi Klasifikasi

Metode klasifikasi adalah sebuah metode yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia. Barang, hal, atau gagasan yang dikenal melalui pengalaman dapat tersusun secara sistematis. Klasifikasi merupakan suatu metode untuk menempatkan hal atau benda dalam satu kelompok sehingga dapat diketahui hubungan antarhal atau antarbenda dalam kelompok tersebut.

6.     Eksposisi Analisis

Pada dasarnya analisis adalah suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-komponennya. Kata analisis berasal dari bahasa Yunani yaitu analyein yang berarti menanggalkan, menguraikan. Menurut arti kata, analisis berarti melepaskan, menanggalkan, atau menguraikan sesuatu yang terikat padu. Sebuah analisis terdiri atas komponen-komponen. Akan tetapi, harus diingat bahwa analisis itu sendiri sama sekali tidak menciptakan bagian-bagian tersebut. Bagian-bagian tersebut ditemukan oleh penulis, tidak diciptakan oleh penulis. Suatu barang atau hal dapat dianalisis dari bermacam-macam sudut. Analisis dapat dilakukan pada objek seperti watak seseorang, gagasan seseorang, sebuah organisasi, sebuah proses, dan permasalahan yang sedang dihadapi.

a.     Eksposisi Analisis Kausal

Eksposisi analisis kausal adalah paparan yang mempersoalkan hubungan kausal atau sebab-akibat. Hubungan kausal adalah suatu hubungan yang melibatkan suatu objek atau lebih dianggap sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain. Jadi, dalam sebuah analisis kausal penulis mempersoalkan dua masalah yaitu 1) apa yang menyebabkan masalah (menemukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah) dan 2) akibat atau pengaruh apakah yang muncul kemudian (mencari akibat-akibat yang mungkin timbul karena peristiwa yang pertama tadi).

b.     Eksposisi Analisis Proses

Eksposisi analisis proses adalah sebuah metode analisis yang berusaha menjawab pertanyaan “Bagaimana sesuatu bekerja?” dan “Bagaimana sesuatu terjadi?”. Metode analisis proses ini sangat bermanfaat apabila sebuah topik bersifat dinamis. Sebuah analisis proses dianggap baik apabila penulis dapat mempertanggungjawabkan semua langkah dalam tahap-tahap perkembangan sebuah objek, menerapkan sebuah prinsip, dan mengartikan sebuah peristiwa tersebut.

Identifikasi Permasalahan, Argumentasi, Pengetahuan, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi

Teks eksposisi seperti halnya jenis teks lainnya terdiri atas pembuka, isi, dan penutup. Pembuka dalam teks eksposisi berisi pernyataan umum atau biasa dikenal dengan tesis. Pembukaan berisi permasalahan yang akan dibahas dalam teks eksposisi. Isi teks eksposisi berupa argumen atau pendapat dan pengetahuan. Penutup dalam teks eksposisi berisi rekomendasi atau penegasan ulang.

Teks eksposisi berisi paparan yang disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Salah satu cara menyampaikan paparan kepada pendengar adalah dengan berpidato. Pidato adalah kegiatan berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan gagasan, ide, ataupun pendapatnya di depan orang lain secara lisan. Dalam naskah pidato terdapat paparan yang berupa argumentasi dan rekomendasi. Argumentasi berisi pendapat yang dikemukakan dalam pidato, sedangkan rekomendasi merupakan kesimpulan yang disampaikan dalam pidato tersebut.

Fakta dan Opini dalam Teks Eksposisi

Teks eksposisi memaparkan informasi yang dituangkan dalam argumen. Argumen dalam teks eksposisi dapat berupa fakta dan opini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta adalah suatu keadaan atau peristiwa yang berisi kenyataan atau benar-benar terjadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, opini adalah pendapat yang dikemukakan.

Pengembangan Isi Teks Eksposisi

Teks eksposisi dikembangkan dari pernyataan pendapat yang terdapat pada tesis. Tesis tersebut kemudian dikuatkan dengan pendapat yang terdapat pada bagian argument. Setiap paragraf dalam teks eksposisi pasti mempunyai gagasan pokok. Gagasan pokok setiap paragraf kemudian dikembangkan dengan gagasan-gagasan penjelas. Gagasan pokok biasanya terdapat pada kalimat utama pada setiap paragraf. Gagasan pokok adalah pikiran yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang menjadi inti dari sebuah paragraf. Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan pernyataan yang disebutkan pada kalimat utama.

1.     Melengkapi Tesis dengan Argumen

Tesis adalah bagian pembuka teks eksposisi. Tesis berisi pernyataan pendapat. Pendapat dalam tesis merupakan gagasan pokok dari suatu teks eksposisi. Gagasan pokok tersebut dapat dikembangkan dengan beberapa argumen penjelas. Pengembangan teks eksposisi dapat diwujudkan dengan mengetahui kalimat utama setiap paragraf.

2.     Menyampaikan Kembali Isi Teks Eksposisi dengan Gaya Bahasa yang Berbeda

Setelah menentukan gagasan pokok yang terdapat pada kalimat utama teks eksposisi, kita dapat mengembangkannya menjadi teks eksposisi baru. Caranya dengan membuat gagasan penjelas dari setiap kalimat utama yang terdapat pada teks eksposisi tersebut. Dapat menggunakan bahasa yang komunikatif. Akan tetapi, harus tetap memperhatikan isi dari teks eksposisi tersebut. Isi teks eksposisi baru yang dikembangkan harus sama dengan isi teks eksposisi asli.

Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi

Struktur yang dimiliki setiap teks akan membedakan dengan teks lain. Struktur teks eksposisi merupakan syarat yang digunakan dalam penulisan teks eksposisi.

1.     Struktur Teks Eksposisi

Pada umumnya struktur teks eksposisi dibagi menjadi tiga bagian. Bagian dari teks eksposisi adalah tesis atau opini, argumentasi, dan penegasan ulang.

a.     Tesis

Tesis berisi pendapat atau opini yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu teks eksposisi.

b.     Argumentasi

Argumentasi merupakan isi dari teks eksposisi. Argumentasi menjelaskan pokok permasalahan yang dibicarakan dalam suatu teks eksposisi.

c.     Penegasan ulang

Penegasan ulang berisi penegasan kembali dari paragraf sebelumnya yang merupakan bagian dari penutup.

2.     Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi menggunakan ciri-ciri kebahasaan untuk membedakan dengan teks lain. Ciri-ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi adalah sebagai berikut.

a.     Istilah

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksposisi istilah-istilah teknis sering digunakan. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk memaparkan argumen dalam eksposisi.

Kadang-kadang arti istilah teknis ini jarang diketahui oleh pembaca. Pembaca dapat menemukan arti istilah-istilah teknis tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jika tidak ada, pembaca dapat mencarinya di kamus istilah. Kamus istilah adalah kamus khusus berisi istilah-istilah di bidang tertentu. Istilah-istilah teknis juga sering diganti menjadi istilah-istilah popular. Penggantian ini dilakukan agar pembaca awam mudah memahami teks.

Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah dilakukan melalui tig acara sebagai berikut.

1)    Pemadanan atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus.

2)    Penyerapan kosakata asing, misalnya camera menjadi kamera.

3)    Gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.

Istilah baru dapat dibentuk dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya. Penyerapan istilah asing dilakukan, jika dalam istilah Indonesia dan istilah Nusantara tidak lagi dapat ditemukan.

b.     Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat bergabung dengan lebih atau sangat. Adjektiva dipakai dalam banyak teks eksposisi. Makna dari kata adjektiva dapat diketahui dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

c.     Afiksasi

Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara pemberian imbuhan baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), afiks gabung, (konfiks) pada kata dasar.

Afiksasi memiliki beberapa jenis. Jenis afiksasi sebagai berikut.

1)    Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata.

Contoh: ber-, meN-, se-, per-, pe-, dan ter-.

Infiks (sisipan) adalah imbuhan yang diletakkan di dalam kata dasar.

Contoh: -el-, -er-, -em-, dan -in-.

Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang diletakkan di belakang bentuk dasar

Contoh: -an, -kan, dan i.

2)    Simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Fungsi simulfiks adalah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjektiva, atau kelas kata lainnya. Contoh berikut terdapat pada bahasa Indonesia nonstandar, seperti kata kopi menjadi ngopi, soto menjadi nyoto, dan santai menjadi nyantai.

3)    Konfiks adalah imbuhan yang terdiri atas dua unsur, yaitu di depan dan di belakang bentuk dasar. Konfiks berfungsi sebagai suatu morfem terbagi.

Contoh: ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an

Afiksasi pada teks eksposisi terbentuk dari berbagai macam kata, seperti adjektiva, nomina, dan verba. Kata-kata tersebut digunakan untuk merangkai argumen dalam teks eksposisi.

d.     Verba dalam Teks Eksposisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Verba mempunyai arti kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Verba biasa disebut kata kerja. Menurut bentuknya verba bisa dibagi menjadi verba dasar dan verba turunan. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, dan komposisi). Verba dasar masih berupa kata dasar. Contoh verba dasar adalah mandi, pergi, makan, jatuh, dan turun.

Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena telah mengalami proses morfologis (baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi). Jadi, verba turunan adalah verba yang sudah menjadi kata turunan. Contoh verba turunan adalah meminta, membaca, meminum, dan mengambil.

Verba memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan kata lain. Ciri-ciri verba sebagai berikut.

1)    Dalam kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti.

2)    Verba mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau perbuatan yang bukan sifat atau kualitas.

3)    Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak bisa diberi imbuhan ter- yang bermakna ‘paling’.

Verba sering digunakan dalam teks eksposisi. Verba yang dipakai dalam teks eksposisi biasanya mempunyai arti persepsi, misalnya meyakini, percaya, dan optimistis.

e.     Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. Berikut akan dijelaskan pronomina persona dan pronomina nonpersona.

1)    Pronomina Persona

Pronomina persona adalah kata ganti yang mengacu seseorang. Pronomina persona dapat dibagi menjadi tiga jenis. Jenis-jenis pronomina persona adalah sebagai berikut.

a)     Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Pertama

Pronomina persona yang menunjuk orang pertama dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan dalah saya, daku, ku-, dan -ku. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah kami dan kita.

b)    Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Kedua

Pronomina persona yang menunjuk orang kedua dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah engkau, kamu, Anda, dikau, dan -mu. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah kalian, kamu (sekalian), dan Anda sekalian.

c)     Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Ketiga

Pronomina persona yang menunjuk orang ketiga dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah ia, dia, beliau, -nya. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah mereka dan -nya.

Teks eksposisi merupakan teks ilmiah. Dalam teks eksposisi, penulis harus berhati-hati menggunakan pronomina atau kata ganti seperti saya atau kita. sebenarnya penulis dapat menggunakan pronomina kita atau saya dalam teks ilmiah. Akan tetapi, penulis tidak boleh meletakkan pronomina itu di sembarang tempat.

2)    Pronomina Penunjuk

Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu. Pronomina penunjuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk umum, pronomina penunjuk tempat, dan pronomina penunjuk ihwal.

Pronomina penunjuk umum menggunakan kata ganti ini  dan itu. Kata ganti ini digunakan untuk mengacu acuan yang dekat dengan pembicara, ke masa yang akan datang, atau ke informasi yang akan disampaikan. Kata ganti itu digunakan untuk mengacu acuan yang agak jauh dari pembicara atau penulis, ke masa lampau, atau ke informasi yang jauh dari pembicaraan penulis.

Pronomina penunjuk tempat digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat. Pronomina penunjuk tempat menggunakan kata ganti sini, situ, atau sana. Kata ganti sini digunakan untuk menunjukkan tempat yang dekat dari pembicara. Kata ganti situ digunakan untuk menunjukkan tempat yang agak jauh dari pembicara. Kata ganti sana digunakan untuk menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara.

Pronomina penunjuk ihwal untuk mengacu suatu kejadian. Pronomina penunjuk ihwal menggunakan kata ganti begini, begitu, atau demikian. Kata ganti begini digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat. Kata ganti begitu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh. Kata ganti demikian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dan jauh. Dekat dan jauh dalam hal ini ditinjau dari aspek psikologi.

3)    Pronomina Penanya

Pronomina penanya adalah pronomina yang digunakan sebagai penanda pertanyaan. Pronomina penanya digunakan untuk menanya orang, benda, pilihan, sebab, waktu, tempat, cara, dan jumlah. Menurut jenisnya, pronomina penanya dapat dibedakan sebagai berikut.

a)     Pronomina untuk Menanyakan Orang

Pronomina untuk menanyakan orang menggunakan kata tanya siapa.

Contoh: Siapa yang akan membawamu pulang, Din?

b)    Pronomina untuk Menanyakan Barang

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan barang menggunakan kata tanya apa.

Contoh: Apa yang akan dibawa anak itu?

c)     Pronomina untuk Menanyakan Pilihan

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan pilihan menggunakan kata tanya mana.

Contoh: Mana yang akan kamu pilih, Dik?

d)    Pronomina untuk Menanyakan Sebab

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan sebab menggunakan kata tanya mengapa.

Contoh: Mengapa dia tidak masuk?

e)     Pronomina untuk Menanyakan Waktu

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan waktu menggunakan kata tanya kapan, (apa)bila, dan bilamana. Kata (apa)bila dan bilamana jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata tersebut digunakan dalam ragam sastra.

Contoh: Kapan/(Apa)bila/Bilamana Dina akan belajar bersama kita?

f)     Pronomina untuk Menanyakan Tempat

Pronomina yang digunakan untuk menunjukkan tempat menggunakan kata tanya di mana, ke mana, dan dari mana. Kata tanya di mana digunakan untuk menanyakan letak suatu tempat. Kata tanya ke mana digunakan untuk menanyakan tempat tujuan. Kata tanya dari mana digunakan untuk menanyakan asal tempat.

Contoh:

Di mana sekolahmu?

Ke mana arah jalan pulang?

Dari mana kamu hari ini?

g)    Pronomina untuk Menanyakan Cara

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan cara menggunakan kata tanya bagaimana.

Contoh: Bagaimana membuat kue seenak ini?

h)    Pronomina untuk Menanyakan Jumlah

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan jumlah menggunakan kata tanya berapa.

Contoh: Berapa usiamu sekarang?

i)      Pronomina untuk Menanyakan Urutan atau Tingkat

Pronomina yang digunakan untuk menanyakan urutan atau tingkat menggunakan kata tanya ke berapa.

Contoh:

Kamu tampil urutan ke berapa?

Dina anak ke berapa?

f.      Konjungsi dalam Teks Eksposisi

Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsi disebut juga kata penghubung. Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial. Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu benda tertentu di luar bahasa. Dalam teks eksposisi, konjungsi digunakan untuk memperkuat argumentasi, menata argumentasi dari yang paling kuat ke yang paling lemah atau sebaliknya, dan menciptakan struktur teks eksposisi yang bagus.

1)    Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri dengan tanda koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut.

a)     Konjungsi antarkalimat ‘pertentangan’

Contoh: akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, sungguhpun demikian

b)    Konjungsi antarkalimat ‘waktu’

Contoh: kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, selanjutnya

c)     Konjungsi antarkalimat ‘penambahan’

Contoh: tambahan pula, lagi pula, selain itu

d)    Konjungsi antarkalimat ‘pembalikan’

Contoh: sebaliknya

e)     Konjungsi antarkalimat ‘keadaan’

Contoh: sesungguhnya, sebenarnya

f)     Konjungsi antarkalimat ‘penguatan’

Contoh: malahan, bahkan

g)    Konjungsi antarkalimat ‘keeksklusifan’ dan ‘keinklusifan’

Contoh: kecuali itu

h)    Konjungsi antarkalimat ‘konsekuensi’

Contoh: dengan demikian

i)      Konjungsi antarkalimat ‘akibat’

Contoh: oleh karena itu, oleh sebab itu

2)    Konjungsi Koordinatif/Setara

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua bagian kalimat setara dan tidak dapat diletakkan pada awal kalimat.

Contoh: dan, atau, tetapi, sedangkan

3)    Konjungsi Subordinatif/Bertingkat

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif memiliki jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain.

a)     Konjungsi subordinatif ‘waktu’

Contoh: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selang, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai

b)    Konjungsi subordinatif ‘syarat’

Contoh: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala

c)     Konjungsi subordinatif ‘pengandaian’

Contoh: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya

d)    Konjungsi subordinatif ‘tujuan’

Contoh: agar, supaya, biar

e)     Konjungsi subordinatif ‘konsesif’

Contoh: biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun

f)     Konjungsi subordinatif ‘pembandingan’

Contoh: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih

g)    Konjungsi subordinatif ‘sebab’

Contoh: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab

h)    Konjungsi subordinatif ‘hasil’

Contoh: sehingga, sampai-sampai, makanya

i)      Konjungsi subordinatif ‘alat’

Contoh: dengan, tanpa

j)      Konjungsi subordinatif ‘cara’

Contoh: dengan, tanpa

k)    Konjungsi subordinatif ‘komplementasi’

Contoh: bahwa

l)      Konjungsi subordinatif ‘atributif’

Contoh: yang

m)   Konjungsi subordinatif ‘perbandingan’

Contoh: sama … dengan, lebih … daripada

4)    Konjungsi Korelatif/Berpasangan

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua bagian yang berstatus sama.

Contoh: baik … maupun …; tidak hanya …, tetapi juga …; bukan hanya …, melainkan juga …; demikian … sehingga …; sedemikian rupa … sehingga …; entah … entah …; dan jngankan …, … pun ….

Penyusunan Teks Eksposisi

1.     Langkah Penyusunan Teks Eksposisi

Paragraf teks eksposisi pasti memiliki gagasan pokok yang digunakan untuk mengembangkan teks. Gagasan pokok tersebut dijabarkan dengan menambah gagasan penjelas. Gagasan pokok juga dapat dijadikan kerangka pengembangan sebuah paragraf. Berikut adalah langkah-langkah penyusunan sebuah teks eksposisi.

a.     Menentukan topik.

b.     Menentukan tujuan penulisan.

c.     Membuat kerangka teks. Kerangka teks dapat dibuat dengan merumuskan gagasan pokok.

d.     Mengembangkan gagasan pokok dengan gagasan penjelas yang sesuai.

e.     Menuliskan teks eksposisi secara padu sesuai struktur teks eksposisi.

2.     Penyuntingan Teks Eskposisi

Penyuntingan adalah kegiatan proses, cara, perbuatan menyunting. Sementara itu, definisi menyunting sebagai berikut.

a.     Menyiapkan naskah siap cetak yang siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

b.     Merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).

Kegiatan menyunting dapat dilakukan dengan membaca, mencermati, menambah, atau mengurangi isi teks. Kegiatan menyunting juga dapat dilakukan dengan memperbaiki kesalahan kebahasaan dan unsur-unsur yang kurang tepat dalam teks.

Teks eksposisi perlu dibaca ulang untuk mengetahui kesalahan dalam unsur kalimat, ejaan, dan tanda baca. Jika menemui kesalahan, harus dilakukan perbaikan terhadap karangan tersebut. Aspek yang perlu diperbaiki, seperti huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, dan struktur teks. 

No comments:

Post a Comment

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...