Teks Eksposisi
Definisi Teks Eksposisi
Kata
eksposisi memiliki beberapa pengertian. Kata eksposisi berasal dari bahasa
Latin ekspotition yang berarti memberitahukan, memaparkan, menjelaskan,
atau menguraikan. Eksposisi merupakan paparan yang bertujuan memberi tahu atau
menerangkan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksposisi
berarti uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan dalam
karangan. Eksposisi ditulis dalam paragraf. Paragraf tersebut bertujuan memberi
tahu, menjelaskan, memaparkan, atau menerangkan sesuatu kepada pendengar.
Menurut
Gorys Keraf, eksposisi atau pemaparan adalah salah satu jenis teks atau
keterampilan bahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan
menguraikan satu pokok pikiran. Eksposisi dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
Ciri Teks Eksposisi
Berikut adalah ciri-ciri
teks eksposisi.
1. Penjelasan
pokok persoalan secara objektif, tidak ada unsur subjektif dan emosional.
Penulis tidak berusaha membangkitkan emosi pembaca.
2. Gaya
penulisan informatif. Uraian objek jelas. Penulis teks eksposisi ingin
menambahkan pengetahuan pembaca dan memberi informasi sejelas-jelasnya.
3. Teks
memuat fakta. Fakta tersebut dipakai sebagai penyumbang utama dalam membuat
rumusan agar hal yang disampaikan lebih konkret.
Eksposisi
atau paparan memiliki tujuan ingin memberi penjelasan atau keterangan.
Eksposisi bertujuan mengembangkan gagasan penulis. Paparan akan semakin jelas
dengan disertai gambar, denah, atau angka-angka.
Jenis Teks Eksposisi
Jenis teks ekpsosisi
menurut Gorys Keraf, antara lain eksposisi definisi, identifikasi, perbandingan
atau pertentangan, ilustrasi, klasifikasi, dan analisis.
1. Eksposisi
Definisi
Definisi dapat ditinjau
dari berbagai macam sudut. Definisi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan atau, ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Definisi
juga dapat diartikan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. Definisi berisi penjelasan tentang
makna suatu kata atau frasa. Definisi memberikan batasan makna dari penggunaan
sebuah kata atau frasa.
Definisi dibagi menjadi
dua. Definisi pertama disebut definisi secara sempit. Definisi sempit bukan
definisi mengenai suatu hal atau benda, melainkan mengenai suatu kata. Definisi
sempit mencakup definisi sinonim kata dan definisi dari kamus. Definisi kedua
adalah definisi secara luas. Definisi luas mencakup pembatasan pengertian suatu
barang atau hal yang didefinisikan. Definisi luas merupakan pengembangan dari
definisi sempit.
2. Eksposisi
Identifikasi
Eksposisi identifikasi
adalah sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur
pengenal suatu objek. Dengan menyebutkan ciri suatu objek diharapkan pembaca
atau pendengar lebih mengenal objek tersebut. Metode identifikasi yang
digunakan dalam teks eksposisi mampu menjawab pertanyaan “Apa itu?” dan “Siapa
itu?”. Metode identifikasi dalam teks eksposisi akan memperkenalkan barang atau
objek dengan memerinci ciri dan tanda pengenal dari objek tersebut.
3. Eksposisi
Perbandingan atau Pertentangan
Metode perbandingan
adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek
atau lebih mempergunakan dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar perbandingan adalah
menempatkan sesuatu yang belum diketahui dalam kerangka sesuatu yang sudah
dikenal pembaca. Jadi, pembaca lebih mudah memahami isi teks eksposisi yang
ditulis.
4. Eksposisi
Ilustrasi
Eksposisi ilustrasi
adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan
konkret terhadap suatu prinsip yang bersifat umum. Penulis akan menjelaskan
suatu objek secara jelas. Dengan demikian, pembaca tidak kebingungan dalam
memahami objek yang disampaikan penulis.
Gagasan umum memerlukan
ilustrasi atau contoh konkret. Dalam eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak
berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi dipakai untuk menjelaskan
dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Pengalaman pribadi merupakan
bahan ilustrasi atau contoh yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan umum
tersebut.
Eksposisi ilustrasi
merupakan metode yang sering digunakan karena tidak menampilkan hal-hal umum
secara abstrak atau kabur. Akan tetapi, eksposisi ilustrasi menunjukkan
contoh-contoh yang nyata dan konkret. Menurut Gorys Keraf, jenis eksposisi
ilustrasi dapat disajikan secara deskripsi dan narasi.
5. Eksposisi
Klasifikasi
Metode klasifikasi adalah
sebuah metode yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan sesuai
dengan pengalaman manusia. Barang, hal, atau gagasan yang dikenal melalui
pengalaman dapat tersusun secara sistematis. Klasifikasi merupakan suatu metode
untuk menempatkan hal atau benda dalam satu kelompok sehingga dapat diketahui
hubungan antarhal atau antarbenda dalam kelompok tersebut.
6. Eksposisi
Analisis
Pada dasarnya analisis
adalah suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-komponennya. Kata
analisis berasal dari bahasa Yunani yaitu analyein yang berarti
menanggalkan, menguraikan. Menurut arti kata, analisis berarti melepaskan,
menanggalkan, atau menguraikan sesuatu yang terikat padu. Sebuah analisis
terdiri atas komponen-komponen. Akan tetapi, harus diingat bahwa analisis itu
sendiri sama sekali tidak menciptakan bagian-bagian tersebut. Bagian-bagian
tersebut ditemukan oleh penulis, tidak diciptakan oleh penulis. Suatu barang
atau hal dapat dianalisis dari bermacam-macam sudut. Analisis dapat dilakukan
pada objek seperti watak seseorang, gagasan seseorang, sebuah organisasi,
sebuah proses, dan permasalahan yang sedang dihadapi.
a. Eksposisi
Analisis Kausal
Eksposisi analisis kausal
adalah paparan yang mempersoalkan hubungan kausal atau sebab-akibat. Hubungan
kausal adalah suatu hubungan yang melibatkan suatu objek atau lebih dianggap
sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain. Jadi, dalam sebuah analisis
kausal penulis mempersoalkan dua masalah yaitu 1) apa yang menyebabkan masalah
(menemukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah) dan 2) akibat atau pengaruh
apakah yang muncul kemudian (mencari akibat-akibat yang mungkin timbul karena
peristiwa yang pertama tadi).
b. Eksposisi
Analisis Proses
Eksposisi analisis proses
adalah sebuah metode analisis yang berusaha menjawab pertanyaan “Bagaimana sesuatu
bekerja?” dan “Bagaimana sesuatu terjadi?”. Metode analisis proses ini sangat
bermanfaat apabila sebuah topik bersifat dinamis. Sebuah analisis proses
dianggap baik apabila penulis dapat mempertanggungjawabkan semua langkah dalam
tahap-tahap perkembangan sebuah objek, menerapkan sebuah prinsip, dan
mengartikan sebuah peristiwa tersebut.
Identifikasi Permasalahan, Argumentasi, Pengetahuan, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi
Teks
eksposisi seperti halnya jenis teks lainnya terdiri atas pembuka, isi, dan
penutup. Pembuka dalam teks eksposisi berisi pernyataan umum atau biasa dikenal
dengan tesis. Pembukaan berisi permasalahan yang akan dibahas dalam teks
eksposisi. Isi teks eksposisi berupa argumen atau pendapat dan pengetahuan.
Penutup dalam teks eksposisi berisi rekomendasi atau penegasan ulang.
Teks
eksposisi berisi paparan yang disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Salah
satu cara menyampaikan paparan kepada pendengar adalah dengan berpidato. Pidato
adalah kegiatan berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan gagasan,
ide, ataupun pendapatnya di depan orang lain secara lisan. Dalam naskah pidato
terdapat paparan yang berupa argumentasi dan rekomendasi. Argumentasi berisi
pendapat yang dikemukakan dalam pidato, sedangkan rekomendasi merupakan
kesimpulan yang disampaikan dalam pidato tersebut.
Fakta dan Opini dalam Teks Eksposisi
Teks
eksposisi memaparkan informasi yang dituangkan dalam argumen. Argumen dalam
teks eksposisi dapat berupa fakta dan opini. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, fakta adalah suatu keadaan atau peristiwa yang berisi kenyataan
atau benar-benar terjadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, opini
adalah pendapat yang dikemukakan.
Pengembangan Isi Teks
Eksposisi
Teks
eksposisi dikembangkan dari pernyataan pendapat yang terdapat pada tesis. Tesis
tersebut kemudian dikuatkan dengan pendapat yang terdapat pada bagian argument.
Setiap paragraf dalam teks eksposisi pasti mempunyai gagasan pokok. Gagasan
pokok setiap paragraf kemudian dikembangkan dengan gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan pokok biasanya terdapat pada kalimat utama pada setiap paragraf.
Gagasan pokok adalah pikiran yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.
Kalimat utama adalah kalimat yang menjadi inti dari sebuah paragraf. Kalimat
penjelas adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan pernyataan yang disebutkan
pada kalimat utama.
1. Melengkapi
Tesis dengan Argumen
Tesis adalah bagian
pembuka teks eksposisi. Tesis berisi pernyataan pendapat. Pendapat dalam tesis
merupakan gagasan pokok dari suatu teks eksposisi. Gagasan pokok tersebut dapat
dikembangkan dengan beberapa argumen penjelas. Pengembangan teks eksposisi
dapat diwujudkan dengan mengetahui kalimat utama setiap paragraf.
2. Menyampaikan
Kembali Isi Teks Eksposisi dengan Gaya Bahasa yang Berbeda
Setelah menentukan gagasan pokok yang terdapat pada kalimat utama teks eksposisi, kita dapat mengembangkannya menjadi teks eksposisi baru. Caranya dengan membuat gagasan penjelas dari setiap kalimat utama yang terdapat pada teks eksposisi tersebut. Dapat menggunakan bahasa yang komunikatif. Akan tetapi, harus tetap memperhatikan isi dari teks eksposisi tersebut. Isi teks eksposisi baru yang dikembangkan harus sama dengan isi teks eksposisi asli.
Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
Struktur
yang dimiliki setiap teks akan membedakan dengan teks lain. Struktur teks
eksposisi merupakan syarat yang digunakan dalam penulisan teks eksposisi.
1. Struktur
Teks Eksposisi
Pada umumnya struktur teks eksposisi
dibagi menjadi tiga bagian. Bagian dari teks eksposisi adalah tesis atau opini,
argumentasi, dan penegasan ulang.
a. Tesis
Tesis berisi pendapat atau opini yang
menjadi pokok pembicaraan dalam suatu teks eksposisi.
b. Argumentasi
Argumentasi merupakan isi dari teks
eksposisi. Argumentasi menjelaskan pokok permasalahan yang dibicarakan dalam
suatu teks eksposisi.
c. Penegasan
ulang
Penegasan ulang berisi penegasan kembali
dari paragraf sebelumnya yang merupakan bagian dari penutup.
2. Kebahasaan
Teks Eksposisi
Teks eksposisi menggunakan ciri-ciri
kebahasaan untuk membedakan dengan teks lain. Ciri-ciri kebahasaan yang
digunakan dalam teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Istilah
Istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses,
keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksposisi
istilah-istilah teknis sering digunakan. Istilah-istilah tersebut digunakan
untuk memaparkan argumen dalam eksposisi.
Kadang-kadang arti
istilah teknis ini jarang diketahui oleh pembaca. Pembaca dapat menemukan arti
istilah-istilah teknis tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jika tidak ada, pembaca dapat mencarinya di kamus istilah. Kamus istilah adalah
kamus khusus berisi istilah-istilah di bidang tertentu. Istilah-istilah teknis
juga sering diganti menjadi istilah-istilah popular. Penggantian ini dilakukan
agar pembaca awam mudah memahami teks.
Istilah dalam bahasa
Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa
serumpun, dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah dilakukan melalui
tig acara sebagai berikut.
1) Pemadanan
atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus.
2) Penyerapan
kosakata asing, misalnya camera menjadi kamera.
3) Gabungan
penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.
Istilah
baru dapat dibentuk dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan
istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna
konsepnya. Penyerapan istilah asing dilakukan, jika dalam istilah Indonesia dan
istilah Nusantara tidak lagi dapat ditemukan.
b. Adjektiva
Adjektiva
atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara
umum dapat bergabung dengan lebih atau sangat. Adjektiva dipakai dalam banyak
teks eksposisi. Makna dari kata adjektiva dapat diketahui dengan menggunakan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
c. Afiksasi
Afiksasi
atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara pemberian imbuhan
baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), afiks gabung,
(konfiks) pada kata dasar.
Afiksasi memiliki
beberapa jenis. Jenis afiksasi sebagai berikut.
1) Prefiks
(awalan) adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata.
Contoh: ber-, meN-, se-, per-, pe-, dan
ter-.
Infiks (sisipan) adalah imbuhan yang
diletakkan di dalam kata dasar.
Contoh: -el-, -er-, -em-, dan -in-.
Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang
diletakkan di belakang bentuk dasar
Contoh: -an, -kan, dan i.
2) Simulfiks
adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan
pada bentuk dasar. Fungsi simulfiks adalah membentuk verba atau memverbakan
nomina, adjektiva, atau kelas kata lainnya. Contoh berikut terdapat pada bahasa
Indonesia nonstandar, seperti kata kopi menjadi ngopi, soto menjadi nyoto,
dan santai menjadi nyantai.
3) Konfiks
adalah imbuhan yang terdiri atas dua unsur, yaitu di depan dan di belakang
bentuk dasar. Konfiks berfungsi sebagai suatu morfem terbagi.
Contoh: ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an
Afiksasi pada teks eksposisi terbentuk
dari berbagai macam kata, seperti adjektiva, nomina, dan verba. Kata-kata
tersebut digunakan untuk merangkai argumen dalam teks eksposisi.
d. Verba
dalam Teks Eksposisi
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Verba mempunyai arti kata yang
menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Verba biasa disebut kata kerja. Menurut
bentuknya verba bisa dibagi menjadi verba dasar dan verba turunan. Verba dasar
merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi,
dan komposisi). Verba dasar masih berupa kata dasar. Contoh verba dasar adalah
mandi, pergi, makan, jatuh, dan turun.
Verba
turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena
telah mengalami proses morfologis (baik afiksasi, reduplikasi, maupun
komposisi). Jadi, verba turunan adalah verba yang sudah menjadi kata turunan.
Contoh verba turunan adalah meminta, membaca, meminum, dan mengambil.
Verba memiliki ciri-ciri
yang membedakannya dengan kata lain. Ciri-ciri verba sebagai berikut.
1) Dalam
kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti.
2) Verba
mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau perbuatan yang bukan
sifat atau kualitas.
3) Verba,
khususnya yang bermakna keadaan, tidak bisa diberi imbuhan ter- yang
bermakna ‘paling’.
Verba
sering digunakan dalam teks eksposisi. Verba yang dipakai dalam teks eksposisi
biasanya mempunyai arti persepsi, misalnya meyakini, percaya, dan optimistis.
e. Pronomina
Pronomina
atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pronomina persona dan
pronomina nonpersona. Berikut akan dijelaskan pronomina persona dan pronomina
nonpersona.
1) Pronomina
Persona
Pronomina persona adalah
kata ganti yang mengacu seseorang. Pronomina persona dapat dibagi menjadi tiga
jenis. Jenis-jenis pronomina persona adalah sebagai berikut.
a) Pronomina
Persona yang Menunjuk Orang Pertama
Pronomina persona yang
menunjuk orang pertama dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam
bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan dalah saya, daku, ku-, dan
-ku. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah kami dan
kita.
b) Pronomina
Persona yang Menunjuk Orang Kedua
Pronomina persona yang
menunjuk orang kedua dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam
bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah engkau, kamu, Anda,
dikau, dan -mu. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan
adalah kalian, kamu (sekalian), dan Anda sekalian.
c) Pronomina
Persona yang Menunjuk Orang Ketiga
Pronomina persona yang
menunjuk orang ketiga dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam
bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah ia, dia, beliau,
-nya. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah mereka dan
-nya.
Teks
eksposisi merupakan teks ilmiah. Dalam teks eksposisi, penulis harus
berhati-hati menggunakan pronomina atau kata ganti seperti saya atau kita.
sebenarnya penulis dapat menggunakan pronomina kita atau saya dalam
teks ilmiah. Akan tetapi, penulis tidak boleh meletakkan pronomina itu di
sembarang tempat.
2) Pronomina
Penunjuk
Pronomina penunjuk adalah
pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu. Pronomina penunjuk dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk umum, pronomina penunjuk
tempat, dan pronomina penunjuk ihwal.
Pronomina penunjuk umum menggunakan
kata ganti ini dan itu. Kata ganti ini digunakan
untuk mengacu acuan yang dekat dengan pembicara, ke masa yang akan datang, atau
ke informasi yang akan disampaikan. Kata ganti itu digunakan untuk mengacu
acuan yang agak jauh dari pembicara atau penulis, ke masa lampau, atau ke
informasi yang jauh dari pembicaraan penulis.
Pronomina penunjuk tempat
digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat. Pronomina penunjuk tempat
menggunakan kata ganti sini, situ, atau sana. Kata ganti sini digunakan untuk
menunjukkan tempat yang dekat dari pembicara. Kata ganti situ digunakan untuk
menunjukkan tempat yang agak jauh dari pembicara. Kata ganti sana digunakan
untuk menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara.
Pronomina penunjuk ihwal untuk mengacu suatu kejadian. Pronomina penunjuk ihwal menggunakan kata ganti begini, begitu, atau demikian. Kata ganti begini digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat. Kata ganti begitu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh. Kata ganti demikian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dan jauh. Dekat dan jauh dalam hal ini ditinjau dari aspek psikologi.
3) Pronomina
Penanya
Pronomina penanya adalah
pronomina yang digunakan sebagai penanda pertanyaan. Pronomina penanya
digunakan untuk menanya orang, benda, pilihan, sebab, waktu, tempat, cara, dan
jumlah. Menurut jenisnya, pronomina penanya dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Pronomina
untuk Menanyakan Orang
Pronomina untuk menanyakan orang
menggunakan kata tanya siapa.
Contoh: Siapa yang akan membawamu pulang,
Din?
b) Pronomina
untuk Menanyakan Barang
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
barang menggunakan kata tanya apa.
Contoh: Apa yang akan dibawa anak itu?
c) Pronomina
untuk Menanyakan Pilihan
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
pilihan menggunakan kata tanya mana.
Contoh: Mana yang akan kamu pilih, Dik?
d) Pronomina
untuk Menanyakan Sebab
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
sebab menggunakan kata tanya mengapa.
Contoh: Mengapa dia tidak masuk?
e) Pronomina
untuk Menanyakan Waktu
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
waktu menggunakan kata tanya kapan, (apa)bila, dan bilamana. Kata
(apa)bila dan bilamana jarang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kata tersebut digunakan dalam ragam sastra.
Contoh: Kapan/(Apa)bila/Bilamana Dina akan
belajar bersama kita?
f) Pronomina
untuk Menanyakan Tempat
Pronomina yang digunakan untuk menunjukkan
tempat menggunakan kata tanya di mana, ke mana, dan dari mana.
Kata tanya di mana digunakan untuk menanyakan letak suatu tempat. Kata
tanya ke mana digunakan untuk menanyakan tempat tujuan. Kata tanya dari
mana digunakan untuk menanyakan asal tempat.
Contoh:
Di mana sekolahmu?
Ke mana arah jalan pulang?
Dari mana kamu hari ini?
g) Pronomina
untuk Menanyakan Cara
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
cara menggunakan kata tanya bagaimana.
Contoh: Bagaimana membuat kue seenak ini?
h) Pronomina
untuk Menanyakan Jumlah
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
jumlah menggunakan kata tanya berapa.
Contoh: Berapa usiamu sekarang?
i) Pronomina
untuk Menanyakan Urutan atau Tingkat
Pronomina yang digunakan untuk menanyakan
urutan atau tingkat menggunakan kata tanya ke berapa.
Contoh:
Kamu tampil urutan ke berapa?
Dina anak ke berapa?
f. Konjungsi
dalam Teks Eksposisi
Konjungsi adalah kata
yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsi
disebut juga kata penghubung. Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori
kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial.
Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu benda tertentu di luar bahasa. Dalam
teks eksposisi, konjungsi digunakan untuk memperkuat argumentasi, menata
argumentasi dari yang paling kuat ke yang paling lemah atau sebaliknya, dan
menciptakan struktur teks eksposisi yang bagus.
1) Konjungsi
Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat
adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi
antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri dengan tanda
koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat
terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut.
a) Konjungsi
antarkalimat ‘pertentangan’
Contoh: akan tetapi, namun, biarpun
demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, sungguhpun
demikian
b) Konjungsi
antarkalimat ‘waktu’
Contoh: kemudian, sesudah itu, setelah
itu, sebelum itu, selanjutnya
c) Konjungsi
antarkalimat ‘penambahan’
Contoh: tambahan pula, lagi pula,
selain itu
d) Konjungsi
antarkalimat ‘pembalikan’
Contoh: sebaliknya
e) Konjungsi
antarkalimat ‘keadaan’
Contoh: sesungguhnya, sebenarnya
f) Konjungsi
antarkalimat ‘penguatan’
Contoh: malahan, bahkan
g) Konjungsi
antarkalimat ‘keeksklusifan’ dan ‘keinklusifan’
Contoh: kecuali itu
h) Konjungsi
antarkalimat ‘konsekuensi’
Contoh: dengan demikian
i) Konjungsi
antarkalimat ‘akibat’
Contoh: oleh karena itu, oleh sebab itu
2) Konjungsi
Koordinatif/Setara
Konjungsi koordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua bagian kalimat setara dan tidak dapat
diletakkan pada awal kalimat.
Contoh: dan, atau,
tetapi, sedangkan
3) Konjungsi
Subordinatif/Bertingkat
Konjungsi subordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak
berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain
berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat adalah kalimat yang dapat
berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri
sehingga harus bergabung dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif memiliki
jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain.
a) Konjungsi
subordinatif ‘waktu’
Contoh: sejak, semenjak, sedari,
sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selang, selama, sambil,
demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai
b) Konjungsi
subordinatif ‘syarat’
Contoh: jika, kalau, jikalau, asalkan,
bila, manakala
c) Konjungsi
subordinatif ‘pengandaian’
Contoh: andaikan, seandainya,
umpamanya, sekiranya
d) Konjungsi
subordinatif ‘tujuan’
Contoh: agar, supaya, biar
e) Konjungsi
subordinatif ‘konsesif’
Contoh: biarpun, meskipun, walaupun,
sekalipun, sungguhpun, kendatipun
f) Konjungsi
subordinatif ‘pembandingan’
Contoh: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih
g) Konjungsi
subordinatif ‘sebab’
Contoh: sebab, karena, oleh karena,
oleh sebab
h) Konjungsi
subordinatif ‘hasil’
Contoh: sehingga, sampai-sampai,
makanya
i) Konjungsi
subordinatif ‘alat’
Contoh: dengan, tanpa
j) Konjungsi
subordinatif ‘cara’
Contoh: dengan, tanpa
k) Konjungsi
subordinatif ‘komplementasi’
Contoh: bahwa
l) Konjungsi
subordinatif ‘atributif’
Contoh: yang
m) Konjungsi
subordinatif ‘perbandingan’
Contoh: sama … dengan, lebih … daripada
4) Konjungsi
Korelatif/Berpasangan
Konjungsi korelatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua bagian yang berstatus sama.
Contoh: baik … maupun
…; tidak hanya …, tetapi juga …; bukan hanya …, melainkan juga …; demikian …
sehingga …; sedemikian rupa … sehingga …; entah … entah …; dan jngankan …, …
pun ….
Penyusunan Teks Eksposisi
1. Langkah
Penyusunan Teks Eksposisi
Paragraf teks eksposisi
pasti memiliki gagasan pokok yang digunakan untuk mengembangkan teks. Gagasan
pokok tersebut dijabarkan dengan menambah gagasan penjelas. Gagasan pokok juga
dapat dijadikan kerangka pengembangan sebuah paragraf. Berikut adalah
langkah-langkah penyusunan sebuah teks eksposisi.
a. Menentukan
topik.
b. Menentukan
tujuan penulisan.
c. Membuat
kerangka teks. Kerangka teks dapat dibuat dengan merumuskan gagasan pokok.
d. Mengembangkan
gagasan pokok dengan gagasan penjelas yang sesuai.
e. Menuliskan
teks eksposisi secara padu sesuai struktur teks eksposisi.
2. Penyuntingan
Teks Eskposisi
Penyuntingan adalah
kegiatan proses, cara, perbuatan menyunting. Sementara itu, definisi menyunting
sebagai berikut.
a. Menyiapkan
naskah siap cetak yang siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian,
isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
b. Merencanakan
dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
Kegiatan menyunting dapat
dilakukan dengan membaca, mencermati, menambah, atau mengurangi isi teks.
Kegiatan menyunting juga dapat dilakukan dengan memperbaiki kesalahan
kebahasaan dan unsur-unsur yang kurang tepat dalam teks.
Teks eksposisi perlu dibaca ulang untuk mengetahui kesalahan dalam unsur kalimat, ejaan, dan tanda baca. Jika menemui kesalahan, harus dilakukan perbaikan terhadap karangan tersebut. Aspek yang perlu diperbaiki, seperti huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, dan struktur teks.
No comments:
Post a Comment