Debat
Pengertian Debat
Dalam
KBBI, debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat
mengenai suatu masalah atau isu dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing. Debat dapat melibatkan dua orang, tim,
ataupun sekelompok orang. Debat bukanlah permusuhan, melainkan kegiatan berpikir
bersama.
Debat
sering disamakan dengan diskusi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa debat
dan diskusi berbeda. Anggapan debat dan diskusi sama berdasarkan alasan bahwa
debat memang termasuk salah satu jenis diskusi (diskusi kelompok, diskusi panel,
simposium, kolokium, seminar, rapat kerja, lokakarya, sarasehan, kongres, dan
debat). Sementara itu, pendapat yang menganggap diskusi pada umumnya dilakukan
untuk memperoleh kebenaran, debat dilakukan untuk memperoleh kemenangan. Wujud kemenangan
dalam debat berupa penerimaan usul yang disampaikan peserta. Perbedaan debat
dan diskusi sebagai berikut.
Diskusi |
Debat |
Mengedepankan
intelektual. Unsur emosi tidak sering berperan. |
Unsur
emosi sering berperan. |
Keadaan
yang cukup menyenangkan. Tiap-tiap peserta dapat mengutarakan pendapatnya
mengenai suatu objek tertentu. Peserta saling memahami. |
Saling
menyerang. Peserta merasa pendapatnya paling benar. |
Tujuannya
mencari kebenaran atau meningkatkan kualitas kebenaran bersama. |
Tujuannya
mempertahankan pendapat masing-masing dan mencapai kemenangan satu pihak. |
Sebuah
perdebatan yang bersifat informal. |
Metode
formal untuk mempresentasikan argumen pro dan kontra, cenderung dijadikan
kontes. |
Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan
penting dalam:
a. perundang-undangan,
b. politik,
c. perusahaan
(bisnis),
d. hukum,
dan
e. pendidikan.
Bentuk-Bentuk Debat
Ada dua bentuk debat
yaitu debat Inggris dan debat Amerika.
a. Debat
Inggris
Dalam debat Inggris ada dua kelompok yang
berhadapan yaitu kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum debat dimulai,
ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama para pembicara
diperkenalkan kepada para pendengar sebelumnya. Pada awal debat pemimpin
menjelaskan secara singkat tata tertib debat, tetapi dia tidak berbicara
tentang isi tema. Moderator hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak
menyampaikan pendapat dan posisinya atas cara yang wajar dan pada akhir debat
mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang.
b. Debat
Amerika
Dalam debat Amerika juga terdapat dua regu atau kelompok berhadapan. Akan tetapi, tiap-tiap regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota kelompok debat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara. Mereka berdebat di depan sekelompok juri dan publik. Debat dimulai apabila salah seorang anggota regu membuka pembicaraan dengan mengemukakan tesis dan dijawab oleh pembicara pertama dari regu yang kedua. Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota regu berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota regu lain. Semua anggota dari kedua regu mendapat kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicara harus menyampaikan pandangannya mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.
Jenis-Jenis Debat
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, debat dapat
diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori sebagai berikut.
a. Debat
Parlementer (Majelis)
Maksud dan tujuan majelis adalah untuk
memberi dan menambahi dukungan terhadap suatu undang-undang tertentu dan semua
anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, berbicara mendukung,
atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-pembatasan
waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis tersebut.
b. Debat
Pemeriksaan Ulangan
Debat pemeriksaan ulangan merupakan suatu
bentuk perdebatan yang lebih sulit dan menuntut persiapan lebih matang daripada
gaya perdebatan formal. Prosedur debat pemeriksaan ulangan sebagai berikut.
1) Pembicara
alternatif pertama menyampaikan pidato resminya. Setelah itu, pembicara afirmatif
pertama diperiksa dengan teliti oleh pembicara negatif pertama.
2) Setelah
tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan selama empat menit
untuk menyajikan pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya kepada pendengar
dengan pemeriksaan ulang itu. Pertanyaan penanya dibatasi pada
pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya. Penanya tidak diperkenankan
memperkenalkan fakta atau argumen baru.
3) Selanjutnya,
anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan kasus negatif dan seterusnya
diteliti ulang oleh pembicara afirmatif yang kedua. Teknik ini memang agak
sulit dan menuntut keterampilan berbahasa tinggi yang ada hubungannya dengan
permasalahan.
c. Debat
Formal
Debat formal bertujuan
untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan sejumlah argumen
yang menunjang atau membantah suatu usul kepada para pendengar. Setiap pihak
diberi jangka waktu sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.
Ketiga tipe
debat ini digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Akan tetapi, debat
parlementer digunakan di badan-badan legislatif. Debat pemeriksaan ulangan
adalah suatu teknik yang dikembangkan di kantor-kantor pengadilan. Sementara
itu, debat formal didasarkan pada konvensi-konvensi debat bersama secara
politis.
Mengidentifikasi Unsur-Unsur
Debat
Debat terdiri atas dua
tim yang saling berlawanan. Tim-tim tersebut adalah tim afirmasi (positif) dan
tim oposisi (negatif). Kedua tim tersebut memperdebatkan tema yang diajukan
pemimpin debat (chair person) atau moderator. Dalam debat, tema biasa
disebut dengan mosi. Mosi berupa pernyataan atau sudut pandang terhadap suatu
kasus.
Contoh mosi:
Penggunaan telepon
seluler dapat mambahayakan manusia, terutama saat berkendara.
Debat dapat terwujud
apabila unsur-unsurnya terpenuhi. Unsur-unsur tersebut, yaitu mosi, tim
afirmasi (tim positif), tim oposisi (tim negatif), tim netral (bisa hadir atau
tidak), penonton (juri) yang dipanggil, moderator, dan penulis (notulis).
1.
Tim Positif (Affirmative/Government
Team)
Tim
positif atau tim afirmasi adalah tim yang mendukung atau setuju dengan topik
(mosi). Tim ini bertugas untuk membela mosi atau menyetujui isi mosi. Peran tim
positif atau afirmasi sebagai berikut.
a. Menjelaskan
dan memberikan definisi atas masalah atau mosi yang diperdebatkan dengan alasan
dan landasan yang jelas serta masih dapat diperdebatkan.
b. Memberikan
parameter yang jelas tentang cakupan masalah atau mosi yang diperdebatkan,
misalnya memberikan penjelasan serta batasan masalah yang akan diperdebatkan.
c. Jika
debat akan menggunakan proposal, pemberian penjelasan, mekanisme, dan detail
proposal harus dijabarkan secara terperinci.
d. Memberi
argument-argumen yang sangat jelas tentang mosi yang diperdebatkan.
Tim
positif terdiri atas empat pembicara atau pendebat.
a. Pembicara
pertama
Pembicara pertama bertugas menjelaskan
atau mendefinisikan mosi (motion) agar arah perdebatan dapat dibawa ke definisi
yang menyetujui mosi, menentukan batasan masalah yang akan didebatkan
(parameter), dan membagi mosi menjadi beberapa bagian untuk pembicara selanjutnya.
b. Pembicara
kedua
Pembicara kedua merupakan inti tim. Pembicara
kedua menyanggah pernyataan dari pembicara pertama tim lawan. Pembicara kedua
bertugas menjelaskan kasus dan memberikan argumen utama disertai data valid
yang menguatkan argumen menyetujui mosi. Pembicara ketiga mendukung pembicara
pertama.
c. Pembicara
ketiga
Pembicara ketiga bertugas menyanggah
pernyataan pembicara kedua dari tim lawan. Pembicara ketiga bertugas
menyampaikan argument-argumen sebelumnya dari tim afirmasi.
d. Pembicara
pengulang
Pembicara pengulang bertugas menyampaikan kesimpulan.
Pembicara pengulang menyampaikan kembali seluruh resume alasan, pernyataan
setuju tim, dan kelebihan posisi mereka. Pembicara pengulang tidak memberikan
sanggahan lagi kepada tim lawan.
2.
Tim Negatif (Opposition Team)
Tim
negatif atau tim oposisi adalah tim yang menentang atau tidak setuju dengan
topik atau mosi yang diperdebatkan. Jika mosi debat seperti contoh di atas, tim
oposisi akan menyatakan ketidaksetujuan bahaya penggunaan telepon seluler.
Tim oposisi terdiri atas empat
pembicara. Tugas-tugas pembicara dalam tim oposisi kurang lebih sama dengan tim
afirmasi. Namun, ada beberapa perbedaan. Pembicara-pembicara dalam tim oposisi
sebagai berikut.
a. Pembicara
pertama
Pembicara pertama dalam tim oposisi
bertugas memberi timbal balik atas definisi mosi yang diutarakan oleh pembicara
pertama tim afirmasi. Pembicara tim oposisi akan menyatakan ketidaksetujuan
dengan mosi yang diberikan pemimpin debat. Pembicara pertama menyampaikan
gagasan-gagasan tim oposisi. Pembicara pertama menyampaikan argumennya.
b. Pembicara
kedua
Pembicara kedua tim oposisi bertugas
menyanggah pernyataan pembicara kedua dari tim afirmasi. Pembicara kedua
menyampaikan argument yang mendukung pembicara pertama.
c. Pembicara
ketiga
Pembicara ketiga bertugas menyanggah
pembicara sebelumnya (pembicara ketiga dari tim afirmasi). Pembicara ketiga
bertugas mengulang Kembali argumen-argumen yang telah disampaikan pembicara pertama
dan kedua tim oposisi. Pembicara ketiga tidak diperbolehkan menyampaikan argumen
baru.
d. Pembicara
pengulang
Pembicara pengulang tim oposisi bertugas
memberikan kesimpulan. Pembicara pengulang tim oposisi bertugas menyampaikan kembali
seluruh resume alasan, pernyataan kesetujuan tim, dan kelebihan posisi mereka. Pembicara
pengulang tidak boleh memberikan sanggahan lagi.
Merumuskan Tata Cara Debat
Debat juga mempunyai tata cara agar penyampaian
gagasan atau pendapat dari tiap-tiap tim dapat berjalan lancar. Pada dasarnya
sebuah debat dilaksanakan dengan tata cara hampir sama. Sebuah debat dapat
dilaksanakan jika ada masalah yang harus dibicarakan atau diselesaikan. Berikut
dijelaskan proses pelaksanaan debat.
1. Pembukaan
oleh Moderator
Dalam tahap pembukaan, pemimpin debat atau
moderator memperkenalkan diri, menjelaskan mosi atau topik yang akan
diperdebatkan, memperkenalkan tiap-tiap tim, dan membacakan tata tertib debat.
2. Penyampaian
Pernyataan Tiap-Tiap Tim terhadap Mosi
Pembicara pertama tiap-tiap tim
menyampaikan pendapatnya tentang mosi, apakah menentang atau menyetujui. Penyampaian
pernyataan ini dilakukan secara bergantian tanpa adanya tanya jawab atau
interupsi dari tim lawan.
3. Pelaksanaan
Inti Debat
Pada bagian ini setiap tim diberi
kesempatan untuk menyampaikan argumen atau pendapat. Selain itu, setiap tim
juga diberi kesempatan menyanggah argumen tim lawan. Tim yang didebat harus
mempertahankan pendapatnya dengan menyampaikan argumen yang mendukung.
4. Simpulan
Pada bagian ini setiap tim menyampaikan
simpulannya terkait argumen-argumen yang telah disampaikan pembicara-pembicara
sebelumnya. Simpulan biasanya disampaikan oleh pembicara keempat tiap-tiap tim.
5. Penutup
Setelah setiap tim menyampaikan simpulannya, moderator akan menutup debat. Moderator akan menyampaikan ringkasan, bukan simpulan karena dalam debat sering tidak terjadi kesepakatan kedua belah pihak. Dalam perlombaan debat, setiap sesi atau bagian mendapatkan jatah waktu. Jatah waktu tersebut dapat bebeda-beda untuk tiap perlombaan, misalnya ada yang menetapkan 5−7 menit setiap pembicara.
Mengonstruksi Bagian-Bagian dalam Debat
Didalam debat terdapat pendapat dan argument.
Pendapat merupakan sudut pandang atau pernyataan terhadap suatu persoalan. Untuk
meyakinkan juri dan tim lawan, pendapat harus didukung argumen. Argumen adalah
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak pendapat, pendirian,
atau gagasan.
Debat dikenal sebagai pemaparan dua sisi yakni sisi yang mendukung isu dan sisi yang menolak isu (mosi atau permasalahan). Untuk mendukung atau menolak isu tersebut, pihak-pihak yang terlibat dalam debat harus dapat memberikan argumen dan bukti-bukti yang relevan.
Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau
Permasalahan yang sedang Berkembang
Topik yang diperdebatkan
disebut dengan mosi (motion). Mosi biasanya dalam bentuk pernyataan dan
biasanya diambil dari kejadian-kejadian terkini. Tim afirmasi harus menyetujui
dan membangun argument yang memperkuat mosi. Sementara itu, tim oposisi harus
menolak dan memberikan argumen atas penolakannya.
Mendefiniskan mosi maksudnya
adalah mendeskripsikan mosi agar lebih jelas dan lebih fokus atau lebih
spesifik. Tim yang berhak mendefinisikan mosi adalah tim afirmasi. Sementara itu,
tim oposisi hanya berhak menyetujui atau menentang definisi tersebut. Apabila tim
oposisi menyetujui definisi itu, debat akan dilanjutkan sesuai dengan mosi yang
telah didefinisikan tersebut. Perlu diketahui oleh semua peserta debat bahwa
yang diperdebatkan adalah garis besar mosi, bukan definisi ataupun mosi debat.
Jika tim oposisi tidak
setuju dengan definisi yang diajukan oleh tim afirmasi, tim oposisi harus
menentang definisi tersebut dan memberikan definisi baru yang benar. Tindakan menentang
definisi yang disampaikan oleh tim afirmasi ini dinamakan dengan tantangan. Akan
tetapi, tim oposisi harus benar-benar teliti dan hati-hati sebelum melakukan
tantangan karena definisi yang bisa ditentang hanyalah definisi yang memenuhu
syarat berikut.
1. Definisi
sudah benar dan tidak dapat diperdebatkan lagi.
2. Definisi
berputar-putar sehingga tidak jelas poinnya.
3. Definisi
tidak ada kaitannya dengan topik.
4. Definisi
mengambil latar waktu yang tidak tepat, misalnya mengambil kejadian yang sudah
sangat tidak up to date (mutakhir) sehingga sulit diperdebatkan.
Untuk
mendefinisikan mosi, kita harus mengambil kata kunci penting mosi tersebut dan
mendefinisikannya sesuai dengan topik aktual yang bisa diperdebatkan. Penentuan
mosi, misalnya larangan minuman beralkohol. Dalam mosi ini ada dua kata penting,
yaitu larangan dan minuman beralkohol. Kita harus mendefinisikan kata tersebut
tidak sekadar definisi berdasarkan kamus. Kita harus menjelaskan bentuk-bentuk
larangan minuman beralkohol.
Kita
juga harus mendefinisikan kata minuman beralkohol, misalnya kadar alkoholnya. Definisi
yang kita sampaikan harus disertai alasan pokok yang merupakan ide pokok atau
yang biasa disebut dengan theme line. Theme line ini menjawab
pertanyaan ‘mengapa’.
Menganalisis Pendapat dan
Argumen yang Disampaikan Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral terhadap
Mosi
Menurut Dori Wuwur Hendrikus, ahli
retorika dalam bukunya yang berjudul Retorika: Terampil Berpidato,
Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi, ada dua skema yang dapat
dipergunakan sebagai “senjata” untuk memenangkan suatu perdebatan. Skema pembicaraan
dalam debat dibagi sebagai berikut.
1. Skema
Mempertahankan Posisi
Dalam debat, ketika orang
harus mempertahankan posisi, dapat digunakan skema sebagai berikut.
a. Menunjukkan
titik tolak pendapat kita.
b. Mengemukakan
dasar, alasan, dan pendapat kita (argumentasi).
c. Membeberkan
contoh-contoh konkret untuk memperkuat pembuktian.
d. Menarik
kesimpulan (yang bernada menuntut, memaksa).
e. Seruan
untuk bertindak.
2. Skema
Dialektis
Dalam suatu
debat, orang dapat mengemukakan pikiran atau pendapatnya secara dialektis. Untuk
Menyusun pikiran secara dialektis, dapat dipergunakan skema di bawah ini.
a. Menyajikan
titik tolak.
b. Mengemukakan
argumentasi.
c. Menguraikan
kemungkinan-kemungkinan argumentasi kontra.
d. Penjelasan
argumentasi kontra secara lebih terperinci.
e. Seruan
untuk bertindak (sesuai dengan argumentasi yang dikemukakan dalam poin b).
Skema-skema tersebut dapat memudahkan seseorang atau sekelompok orang untuk mengemukakan pikiran dan pendapatnya secara efektif atau untuk mempertahankan pendapat dari serangan lawan secara teliti dan tepat sasaran.
Menyimpulkan Hasil Debat
Simpulan
berarti sesuatu yang disimpulkan, hasil menyimpulkan, kesimpulan. Simpulan juga
berarti kesudahan pendapat (pendapat akhir yang berdasarkan pada uraian
sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif
atau deduktif.
Langkah-langkah membuat
kesimpulan sebagai berikut.
1. Memusatkan
perhatian.
2. Menyiapkan
alat tulis (buku, pensil, dan pulpen)
3. Mendengarkan/membaca
bacaan dengan teliti dan cermat.
4. Mencatat
secara cepat isi bacaan.
5. Menentukan
tema/inti bacaan.
6. Menceritakan
Kembali isi bacaan secara padu dan utuh.
Pada
dasarnya, menarik kesimpulan berhubungan dengan penalaran. Penalaran adalah
suatu proses berpikir untuk mengembangkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu kesimpulan.
Pola
penalaran ada dua macam, yaitu penalaran deduktif dan induktif. Simpulan dalam
debat termasuk hasil yang didapat berdasarkan penalaran induktif. Pola ini
dimulai dengan mengemukakan informasi-informasi atau peristiwa-peristiwa
bersifat khusus, lalu ditarik sebuah simpulan umum berdasarkan
informasi-informasi atau peristiwa-peristiwa bersifat khusus tersebut. Cara-cara
untuk menarik kesimpulan dengan penalaran induktif sebagai berikut.
1. Generalisasi
Generalisasi adalah
perumusan simpulan umum berdasarkan data/fakta/bukti/contoh atau
kejadian-kejadian yang bersifat khusus.
2. Hubungan
Sebab-Akibat
Pola ini dimulai dengan
mengemukakan fakta yang menjadi sebab, kemudian ditarik simpulan yang berupa
akibat.
3. Hubungan
Akibat-Sebab
Pola ini dimulai dengan
mengemukakan fakta yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri dan dianalisis
untuk mencari penyebabnya.
4. Hubungan
Sebab-Akibat Berantai
Pola ini dimulai dengan
mengemukakan fakta yang menjadi sebab, kemudian diikuti akibatnya. Akibat ini
membawa akibat berikutnya lagi, demikian seterusnya sampai akibat yang dipandang
sebagai akibat akhir.
5. Pola
Analogi
Analogi adalah pengambilan simpulan dengan asumsi bahwa jika dua informasi atau lebih memiliki beberapa kesamaan penting, dalam aspek lain pun memiliki kesamaan. Analogi juga berarti penggunaan pembanding untuk mengambil simpulan atas suatu informasi atau peristiwa yang memiliki persamaan sifat dasar.
Menganalisis Isi Debat
Secara
umum, isi debat terdiri atas mosi, pernyataan sikap (pendapat) dan argumentasi.
1. Mosi
Mosi dapat disusun baik
berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat maupun isu-isu global
yang memengaruhi kehidupan banyak orang.
2. Pernyataan
Sikap (Pendapat)
Pernyataan sikap atau
pendapat dalam debat berupa pernyataan menyetujui dan menolak mosi atau topik
debat. Pernyataan ini dipengaruhi oleh pengetahuan, lingkungan, dan gaya hidup
tiap tim. Pada umumnya, tiap-tiap tim berusaha agar tim lawan dapat menerima pandangan
dan pilihan pandangannya.
3. Argumentasi
Argumentasi digunakan untuk
memperkuat pernyataan, sikap, atau pendapat. Argumentasi biasanya berupa alasan
yang ditambah dengan berbagai informasi, data, dan bukti. Argumentasi dalam
debat digunakan untuk memperkuat pernyataan tim terhadap mosi.
Mengidentifikasi Ragam
Bahasa Debat
Debat
yang biasa dilombakan adalah debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat ilmiah, ragam bahasa yang
digunakan adalah ragam bahasa ilmiah atau keilmuan. Ciri-ciri ragam bahasa
ilmiah sebagai berikut.
1. Struktur
kalimat jelas dan bermakna lugas.
2. Struktur
wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
3. Singkat,
berisi analisis, dan pembuktian menyajikan konsep secara lengkap.
4. Cermat
dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat,
paragraf, dan wacana.
5. Cermat
dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi
teori, deskripsi data, analisis data, dan hasil analisis sampai dengan
kesimpulan serta saran.
6. Menggunakan
istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu.
7. Dapat
diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum (objektif).
8. Menghindari
bentuk persona dan ungkapan subjektif.
Berlatih
Praktik Debat
1. Langkah
Menyusun Mosi
Mosi dapat disusun
berdasarkan isu atau permasalahan yang sedang berkembang dalam masyarakat. Langkah-langkah
merumuskan mosi debat sebagai berikut.
a.
Pilihlah mosi debat yang seimbang
Mosi
debat yang baik perlu ada keseimbangan antara pro dan kontra. Sebagai orang
yang berhak memilih dan menentukan mosi debat, sebaiknya pilihlah antara pihak
setuju dan tidak berjumlah seimbang. Jika mosi tidak seimbang, tentu jalannya
perdebatan tidak menarik lagi.
b.
Pilihlah mosi yang menarik
Mosi
yang menarik akan membawa perdebatan ke arah yang menarik juga tentunya. Peserta
perdebatan yang kreatif tentu akan memunculkan banyak fakta menarik juga di
dalam perdebatan yang mosinya menarik. Mosi yang menarik memang identik dengan mosi
yang kontroversial.
c.
Fokuslah pada suatu peristiwa atau kondisi
Mosi
yang baik juga adalah mosi yang fokus pada suatu peristiwa atau kondisi. Jika mosi
terlalu luas, dikhawatirkan pembicaraan akan melebar.
d.
Berilah solusi untuk mosi yang Anda ajukan
Hakikat
debat sendiri ialah mencari solusi, bukan sekadar pandai berkata-kata. Perdebatan
terjadi karena ada pihak-pihak yang berusaha mencari jawaban permasalahan. Mosi
yang mempunyai solusi lebih menarik daripada mosi dengan tujuan beradu argumen.
Solusi yang diberikan menentukan kualitas tim debat.
e.
Pilihlah mosi debat yang layak
Pemilihan
mosi merupakan keputusan penting dalam debat. Pilihlah mosi yang layak dan
pantas dijadikan mosi perdebatan. Jangan membuat mosi yang sebenarnya bukan hak
atau kepentingan orang lain.
2. Prinsip-Prinsip
Debat
Setidaknya ada sembilan prinsip
debat yang baik. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Pertanyaan
atau tantangan hendaknya dikemukakan secara professional. Tindakan yang kiranya
menghina, merendahkan, atau komentar yang menyerang pribadi tidak dapat
diterima.
b. Analisis
kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicara), dan intelijensia
(kemampuan untuk merasakan dan memahami) merupakan kunci sukses debat.
c. Fokus
pada posisi pihak lawan atau argumen. Pengetahuan tentang kelemahan dan
kelebihan pihak lawan merupakan unsur penting dalam strategi persiapan untuk
menyangkal argumen lawan.
d. Batasi
argumen maksimal tiga poin.
e. Gunakan
logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.
f. Ketahui
kesalahan umum dalam berpikir seperti kesalahan logis dan gunakan secara efektif
dalam menyangkal argumen lawan.
g. Sajikan
konten (substansi) dengan akuran. Gunakan selalu data atau fakta yang
berhubungan dan mendukung pandangan Anda.
h. Pastikan
kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.
i. Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final. Gunakan kesimpulan tersebut sebagai kesempatan untuk menunjukkan pokok-pokok isu terpenting yang mengindikasikan bukti poin Anda atau menyangkal argumentasi lawan.
3. Sistem Penilaian Debat
Debat dapat dinilai berdasarkan unsur-unsur berikut.
a. Isi
Argumen-argumen yang disampaikan logis, mempunyai bukti kuat, dan relevan.
b. Tata Peilaku dan Cara Penyampaian
Unsur tata perilaku dan cara penyampaian sebagai berikut.
1) Kemampuan berpidato: intonasi, penggunaan bahasa, penggunaan catatan, kontak mata, sikap, sifat, pakaian yang dikenakan, kebijaksanaan, dan rasa humor.
2) Penghinaan atau segala sesuatu yang bersifat menyerang pribadi tim lawan akan mengurangi poin.
c. Struktur (Metode)
Struktur
yang dinilai dalam debat sebagai berikut.
1) Struktur
yang diberikan setiap peserta perorangan dan performa tim secara keseluruhan.
2) Respons
dari tiap-tiap tim dan dinamika debat.