Sunday, February 12, 2023

Debat-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas X Genap

Debat

Pengertian Debat

Dalam KBBI, debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu masalah atau isu dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat dapat melibatkan dua orang, tim, ataupun sekelompok orang. Debat bukanlah permusuhan, melainkan kegiatan berpikir bersama.

Debat sering disamakan dengan diskusi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa debat dan diskusi berbeda. Anggapan debat dan diskusi sama berdasarkan alasan bahwa debat memang termasuk salah satu jenis diskusi (diskusi kelompok, diskusi panel, simposium, kolokium, seminar, rapat kerja, lokakarya, sarasehan, kongres, dan debat). Sementara itu, pendapat yang menganggap diskusi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh kebenaran, debat dilakukan untuk memperoleh kemenangan. Wujud kemenangan dalam debat berupa penerimaan usul yang disampaikan peserta. Perbedaan debat dan diskusi sebagai berikut.

Diskusi

Debat

Mengedepankan intelektual. Unsur emosi tidak sering berperan.

Unsur emosi sering berperan.

Keadaan yang cukup menyenangkan. Tiap-tiap peserta dapat mengutarakan pendapatnya mengenai suatu objek tertentu. Peserta saling memahami.

Saling menyerang. Peserta merasa pendapatnya paling benar.

Tujuannya mencari kebenaran atau meningkatkan kualitas kebenaran bersama.

Tujuannya mempertahankan pendapat masing-masing dan mencapai kemenangan satu pihak.

Sebuah perdebatan yang bersifat informal.

Metode formal untuk mempresentasikan argumen pro dan kontra, cenderung dijadikan kontes.

Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan penting dalam:

a.     perundang-undangan,

b.     politik,

c.     perusahaan (bisnis),

d.     hukum, dan

e.     pendidikan.

Bentuk-Bentuk Debat

Ada dua bentuk debat yaitu debat Inggris dan debat Amerika.

a.     Debat Inggris

Dalam debat Inggris ada dua kelompok yang berhadapan yaitu kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum debat dimulai, ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama para pembicara diperkenalkan kepada para pendengar sebelumnya. Pada awal debat pemimpin menjelaskan secara singkat tata tertib debat, tetapi dia tidak berbicara tentang isi tema. Moderator hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak menyampaikan pendapat dan posisinya atas cara yang wajar dan pada akhir debat mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang.

b.     Debat Amerika

Dalam debat Amerika juga terdapat dua regu atau kelompok berhadapan. Akan tetapi, tiap-tiap regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota kelompok debat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara. Mereka berdebat di depan sekelompok juri dan publik. Debat dimulai apabila salah seorang anggota regu membuka pembicaraan dengan mengemukakan tesis dan dijawab oleh pembicara pertama dari regu yang kedua. Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota regu berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota regu lain. Semua anggota dari kedua regu mendapat kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicara harus menyampaikan pandangannya mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.

Jenis-Jenis Debat

Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, debat dapat diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori sebagai berikut.

a.       Debat Parlementer (Majelis)

Maksud dan tujuan majelis adalah untuk memberi dan menambahi dukungan terhadap suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, berbicara mendukung, atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-pembatasan waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis tersebut.

b.       Debat Pemeriksaan Ulangan

Debat pemeriksaan ulangan merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih sulit dan menuntut persiapan lebih matang daripada gaya perdebatan formal. Prosedur debat pemeriksaan ulangan sebagai berikut.

1)    Pembicara alternatif pertama menyampaikan pidato resminya. Setelah itu, pembicara afirmatif pertama diperiksa dengan teliti oleh pembicara negatif pertama.

2)    Setelah tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan selama empat menit untuk menyajikan pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya kepada pendengar dengan pemeriksaan ulang itu. Pertanyaan penanya dibatasi pada pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya. Penanya tidak diperkenankan memperkenalkan fakta atau argumen baru.

3)    Selanjutnya, anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan kasus negatif dan seterusnya diteliti ulang oleh pembicara afirmatif yang kedua. Teknik ini memang agak sulit dan menuntut keterampilan berbahasa tinggi yang ada hubungannya dengan permasalahan.

c.       Debat Formal  

Debat formal bertujuan untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan sejumlah argumen yang menunjang atau membantah suatu usul kepada para pendengar. Setiap pihak diberi jangka waktu sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.

     Ketiga tipe debat ini digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Akan tetapi, debat parlementer digunakan di badan-badan legislatif. Debat pemeriksaan ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan di kantor-kantor pengadilan. Sementara itu, debat formal didasarkan pada konvensi-konvensi debat bersama secara politis.

Mengidentifikasi Unsur-Unsur Debat

Debat terdiri atas dua tim yang saling berlawanan. Tim-tim tersebut adalah tim afirmasi (positif) dan tim oposisi (negatif). Kedua tim tersebut memperdebatkan tema yang diajukan pemimpin debat (chair person) atau moderator. Dalam debat, tema biasa disebut dengan mosi. Mosi berupa pernyataan atau sudut pandang terhadap suatu kasus.

Contoh mosi:

Penggunaan telepon seluler dapat mambahayakan manusia, terutama saat berkendara.

Debat dapat terwujud apabila unsur-unsurnya terpenuhi. Unsur-unsur tersebut, yaitu mosi, tim afirmasi (tim positif), tim oposisi (tim negatif), tim netral (bisa hadir atau tidak), penonton (juri) yang dipanggil, moderator, dan penulis (notulis).

1.     Tim Positif (Affirmative/Government Team)

Tim positif atau tim afirmasi adalah tim yang mendukung atau setuju dengan topik (mosi). Tim ini bertugas untuk membela mosi atau menyetujui isi mosi. Peran tim positif atau afirmasi sebagai berikut.

a.     Menjelaskan dan memberikan definisi atas masalah atau mosi yang diperdebatkan dengan alasan dan landasan yang jelas serta masih dapat diperdebatkan.

b.     Memberikan parameter yang jelas tentang cakupan masalah atau mosi yang diperdebatkan, misalnya memberikan penjelasan serta batasan masalah yang akan diperdebatkan.

c.     Jika debat akan menggunakan proposal, pemberian penjelasan, mekanisme, dan detail proposal harus dijabarkan secara terperinci.

d.     Memberi argument-argumen yang sangat jelas tentang mosi yang diperdebatkan.

Tim positif terdiri atas empat pembicara atau pendebat.

a.       Pembicara pertama

Pembicara pertama bertugas menjelaskan atau mendefinisikan mosi (motion) agar arah perdebatan dapat dibawa ke definisi yang menyetujui mosi, menentukan batasan masalah yang akan didebatkan (parameter), dan membagi mosi menjadi beberapa bagian untuk pembicara selanjutnya.

b.      Pembicara kedua

Pembicara kedua merupakan inti tim. Pembicara kedua menyanggah pernyataan dari pembicara pertama tim lawan. Pembicara kedua bertugas menjelaskan kasus dan memberikan argumen utama disertai data valid yang menguatkan argumen menyetujui mosi. Pembicara ketiga mendukung pembicara pertama.

c.       Pembicara ketiga

Pembicara ketiga bertugas menyanggah pernyataan pembicara kedua dari tim lawan. Pembicara ketiga bertugas menyampaikan argument-argumen sebelumnya dari tim afirmasi.

d.      Pembicara pengulang

Pembicara pengulang bertugas menyampaikan kesimpulan. Pembicara pengulang menyampaikan kembali seluruh resume alasan, pernyataan setuju tim, dan kelebihan posisi mereka. Pembicara pengulang tidak memberikan sanggahan lagi kepada tim lawan.

2.     Tim Negatif (Opposition Team)

Tim negatif atau tim oposisi adalah tim yang menentang atau tidak setuju dengan topik atau mosi yang diperdebatkan. Jika mosi debat seperti contoh di atas, tim oposisi akan menyatakan ketidaksetujuan bahaya penggunaan telepon seluler.

            Tim oposisi terdiri atas empat pembicara. Tugas-tugas pembicara dalam tim oposisi kurang lebih sama dengan tim afirmasi. Namun, ada beberapa perbedaan. Pembicara-pembicara dalam tim oposisi sebagai berikut.

a.     Pembicara pertama

Pembicara pertama dalam tim oposisi bertugas memberi timbal balik atas definisi mosi yang diutarakan oleh pembicara pertama tim afirmasi. Pembicara tim oposisi akan menyatakan ketidaksetujuan dengan mosi yang diberikan pemimpin debat. Pembicara pertama menyampaikan gagasan-gagasan tim oposisi. Pembicara pertama menyampaikan argumennya.

b.     Pembicara kedua

Pembicara kedua tim oposisi bertugas menyanggah pernyataan pembicara kedua dari tim afirmasi. Pembicara kedua menyampaikan argument yang mendukung pembicara pertama.

c.     Pembicara ketiga

Pembicara ketiga bertugas menyanggah pembicara sebelumnya (pembicara ketiga dari tim afirmasi). Pembicara ketiga bertugas mengulang Kembali argumen-argumen yang telah disampaikan pembicara pertama dan kedua tim oposisi. Pembicara ketiga tidak diperbolehkan menyampaikan argumen baru.

d.     Pembicara pengulang

Pembicara pengulang tim oposisi bertugas memberikan kesimpulan. Pembicara pengulang tim oposisi bertugas menyampaikan kembali seluruh resume alasan, pernyataan kesetujuan tim, dan kelebihan posisi mereka. Pembicara pengulang tidak boleh memberikan sanggahan lagi.

 

Merumuskan Tata Cara Debat

Debat juga mempunyai tata cara agar penyampaian gagasan atau pendapat dari tiap-tiap tim dapat berjalan lancar. Pada dasarnya sebuah debat dilaksanakan dengan tata cara hampir sama. Sebuah debat dapat dilaksanakan jika ada masalah yang harus dibicarakan atau diselesaikan. Berikut dijelaskan proses pelaksanaan debat.

1.       Pembukaan oleh Moderator

Dalam tahap pembukaan, pemimpin debat atau moderator memperkenalkan diri, menjelaskan mosi atau topik yang akan diperdebatkan, memperkenalkan tiap-tiap tim, dan membacakan tata tertib debat.

2.       Penyampaian Pernyataan Tiap-Tiap Tim terhadap Mosi

Pembicara pertama tiap-tiap tim menyampaikan pendapatnya tentang mosi, apakah menentang atau menyetujui. Penyampaian pernyataan ini dilakukan secara bergantian tanpa adanya tanya jawab atau interupsi dari tim lawan.

3.       Pelaksanaan Inti Debat

Pada bagian ini setiap tim diberi kesempatan untuk menyampaikan argumen atau pendapat. Selain itu, setiap tim juga diberi kesempatan menyanggah argumen tim lawan. Tim yang didebat harus mempertahankan pendapatnya dengan menyampaikan argumen yang mendukung.

4.       Simpulan

Pada bagian ini setiap tim menyampaikan simpulannya terkait argumen-argumen yang telah disampaikan pembicara-pembicara sebelumnya. Simpulan biasanya disampaikan oleh pembicara keempat tiap-tiap tim.

5.       Penutup

Setelah setiap tim menyampaikan simpulannya, moderator akan menutup debat. Moderator akan menyampaikan ringkasan, bukan simpulan karena dalam debat sering tidak terjadi kesepakatan kedua belah pihak. Dalam perlombaan debat, setiap sesi atau bagian mendapatkan jatah waktu. Jatah waktu tersebut dapat bebeda-beda untuk tiap perlombaan, misalnya ada yang menetapkan 5−7 menit setiap pembicara.

Mengonstruksi Bagian-Bagian dalam Debat

Didalam debat terdapat pendapat dan argument. Pendapat merupakan sudut pandang atau pernyataan terhadap suatu persoalan. Untuk meyakinkan juri dan tim lawan, pendapat harus didukung argumen. Argumen adalah alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak pendapat, pendirian, atau gagasan.

Debat dikenal sebagai pemaparan dua sisi yakni sisi yang mendukung isu dan sisi yang menolak isu (mosi atau permasalahan). Untuk mendukung atau menolak isu tersebut, pihak-pihak yang terlibat dalam debat harus dapat memberikan argumen dan bukti-bukti yang relevan. 

Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau Permasalahan yang sedang Berkembang

Topik yang diperdebatkan disebut dengan mosi (motion). Mosi biasanya dalam bentuk pernyataan dan biasanya diambil dari kejadian-kejadian terkini. Tim afirmasi harus menyetujui dan membangun argument yang memperkuat mosi. Sementara itu, tim oposisi harus menolak dan memberikan argumen atas penolakannya.

Mendefiniskan mosi maksudnya adalah mendeskripsikan mosi agar lebih jelas dan lebih fokus atau lebih spesifik. Tim yang berhak mendefinisikan mosi adalah tim afirmasi. Sementara itu, tim oposisi hanya berhak menyetujui atau menentang definisi tersebut. Apabila tim oposisi menyetujui definisi itu, debat akan dilanjutkan sesuai dengan mosi yang telah didefinisikan tersebut. Perlu diketahui oleh semua peserta debat bahwa yang diperdebatkan adalah garis besar mosi, bukan definisi ataupun mosi debat.

Jika tim oposisi tidak setuju dengan definisi yang diajukan oleh tim afirmasi, tim oposisi harus menentang definisi tersebut dan memberikan definisi baru yang benar. Tindakan menentang definisi yang disampaikan oleh tim afirmasi ini dinamakan dengan tantangan. Akan tetapi, tim oposisi harus benar-benar teliti dan hati-hati sebelum melakukan tantangan karena definisi yang bisa ditentang hanyalah definisi yang memenuhu syarat berikut.

1.       Definisi sudah benar dan tidak dapat diperdebatkan lagi.

2.       Definisi berputar-putar sehingga tidak jelas poinnya.

3.       Definisi tidak ada kaitannya dengan topik.

4.       Definisi mengambil latar waktu yang tidak tepat, misalnya mengambil kejadian yang sudah sangat tidak up to date (mutakhir) sehingga sulit diperdebatkan.

Untuk mendefinisikan mosi, kita harus mengambil kata kunci penting mosi tersebut dan mendefinisikannya sesuai dengan topik aktual yang bisa diperdebatkan. Penentuan mosi, misalnya larangan minuman beralkohol. Dalam mosi ini ada dua kata penting, yaitu larangan dan minuman beralkohol. Kita harus mendefinisikan kata tersebut tidak sekadar definisi berdasarkan kamus. Kita harus menjelaskan bentuk-bentuk larangan minuman beralkohol.

Kita juga harus mendefinisikan kata minuman beralkohol, misalnya kadar alkoholnya. Definisi yang kita sampaikan harus disertai alasan pokok yang merupakan ide pokok atau yang biasa disebut dengan theme line. Theme line ini menjawab pertanyaan ‘mengapa’.

 

Menganalisis Pendapat dan Argumen yang Disampaikan Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral terhadap Mosi

Menurut Dori Wuwur Hendrikus, ahli retorika dalam bukunya yang berjudul Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi, ada dua skema yang dapat dipergunakan sebagai “senjata” untuk memenangkan suatu perdebatan. Skema pembicaraan dalam debat dibagi sebagai berikut.

1.     Skema Mempertahankan Posisi

Dalam debat, ketika orang harus mempertahankan posisi, dapat digunakan skema sebagai berikut.

a.     Menunjukkan titik tolak pendapat kita.

b.     Mengemukakan dasar, alasan, dan pendapat kita (argumentasi).

c.     Membeberkan contoh-contoh konkret untuk memperkuat pembuktian.

d.     Menarik kesimpulan (yang bernada menuntut, memaksa).

e.     Seruan untuk bertindak.

2.     Skema Dialektis

  Dalam suatu debat, orang dapat mengemukakan pikiran atau pendapatnya secara dialektis. Untuk Menyusun pikiran secara dialektis, dapat dipergunakan skema di bawah ini.

a.     Menyajikan titik tolak.

b.     Mengemukakan argumentasi.

c.     Menguraikan kemungkinan-kemungkinan argumentasi kontra.

d.     Penjelasan argumentasi kontra secara lebih terperinci.

e.     Seruan untuk bertindak (sesuai dengan argumentasi yang dikemukakan dalam poin b).

Skema-skema tersebut dapat memudahkan seseorang atau sekelompok orang untuk mengemukakan pikiran dan pendapatnya secara efektif atau untuk mempertahankan pendapat dari serangan lawan secara teliti dan tepat sasaran.

Menyimpulkan Hasil Debat

Simpulan berarti sesuatu yang disimpulkan, hasil menyimpulkan, kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan pendapat (pendapat akhir yang berdasarkan pada uraian sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif.

Langkah-langkah membuat kesimpulan sebagai berikut.

1.     Memusatkan perhatian.

2.     Menyiapkan alat tulis (buku, pensil, dan pulpen)

3.     Mendengarkan/membaca bacaan dengan teliti dan cermat.

4.     Mencatat secara cepat isi bacaan.

5.     Menentukan tema/inti bacaan.

6.     Menceritakan Kembali isi bacaan secara padu dan utuh.

Pada dasarnya, menarik kesimpulan berhubungan dengan penalaran. Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk mengembangkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.

Pola penalaran ada dua macam, yaitu penalaran deduktif dan induktif. Simpulan dalam debat termasuk hasil yang didapat berdasarkan penalaran induktif. Pola ini dimulai dengan mengemukakan informasi-informasi atau peristiwa-peristiwa bersifat khusus, lalu ditarik sebuah simpulan umum berdasarkan informasi-informasi atau peristiwa-peristiwa bersifat khusus tersebut. Cara-cara untuk menarik kesimpulan dengan penalaran induktif sebagai berikut.

1.     Generalisasi

Generalisasi adalah perumusan simpulan umum berdasarkan data/fakta/bukti/contoh atau kejadian-kejadian yang bersifat khusus.

2.     Hubungan Sebab-Akibat

Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.

3.     Hubungan Akibat-Sebab

Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri dan dianalisis untuk mencari penyebabnya.

4.     Hubungan Sebab-Akibat Berantai

Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab, kemudian diikuti akibatnya. Akibat ini membawa akibat berikutnya lagi, demikian seterusnya sampai akibat yang dipandang sebagai akibat akhir.

5.     Pola Analogi

Analogi adalah pengambilan simpulan dengan asumsi bahwa jika dua informasi atau lebih memiliki beberapa kesamaan penting, dalam aspek lain pun memiliki kesamaan. Analogi juga berarti penggunaan pembanding untuk mengambil simpulan atas suatu informasi atau peristiwa yang memiliki persamaan sifat dasar.

Menganalisis Isi Debat

Secara umum, isi debat terdiri atas mosi, pernyataan sikap (pendapat) dan argumentasi.

1.     Mosi

Mosi dapat disusun baik berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat maupun isu-isu global yang memengaruhi kehidupan banyak orang.

2.     Pernyataan Sikap (Pendapat)

Pernyataan sikap atau pendapat dalam debat berupa pernyataan menyetujui dan menolak mosi atau topik debat. Pernyataan ini dipengaruhi oleh pengetahuan, lingkungan, dan gaya hidup tiap tim. Pada umumnya, tiap-tiap tim berusaha agar tim lawan dapat menerima pandangan dan pilihan pandangannya.

3.     Argumentasi

Argumentasi digunakan untuk memperkuat pernyataan, sikap, atau pendapat. Argumentasi biasanya berupa alasan yang ditambah dengan berbagai informasi, data, dan bukti. Argumentasi dalam debat digunakan untuk memperkuat pernyataan tim terhadap mosi.

Mengidentifikasi Ragam Bahasa Debat

Debat yang biasa dilombakan adalah debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat ilmiah, ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah atau keilmuan. Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut.

1.     Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.

2.     Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.

3.     Singkat, berisi analisis, dan pembuktian menyajikan konsep secara lengkap.

4.     Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf, dan wacana.

5.     Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, dan hasil analisis sampai dengan kesimpulan serta saran.

6.     Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu.

7.     Dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum (objektif).

8.     Menghindari bentuk persona dan ungkapan subjektif.

Berlatih Praktik Debat

1.     Langkah Menyusun Mosi

Mosi dapat disusun berdasarkan isu atau permasalahan yang sedang berkembang dalam masyarakat. Langkah-langkah merumuskan mosi debat sebagai berikut.

a.     Pilihlah mosi debat yang seimbang

Mosi debat yang baik perlu ada keseimbangan antara pro dan kontra. Sebagai orang yang berhak memilih dan menentukan mosi debat, sebaiknya pilihlah antara pihak setuju dan tidak berjumlah seimbang. Jika mosi tidak seimbang, tentu jalannya perdebatan tidak menarik lagi.

b.     Pilihlah mosi yang menarik

Mosi yang menarik akan membawa perdebatan ke arah yang menarik juga tentunya. Peserta perdebatan yang kreatif tentu akan memunculkan banyak fakta menarik juga di dalam perdebatan yang mosinya menarik. Mosi yang menarik memang identik dengan mosi yang kontroversial.

c.     Fokuslah pada suatu peristiwa atau kondisi

Mosi yang baik juga adalah mosi yang fokus pada suatu peristiwa atau kondisi. Jika mosi terlalu luas, dikhawatirkan pembicaraan akan melebar.

d.     Berilah solusi untuk mosi yang Anda ajukan

Hakikat debat sendiri ialah mencari solusi, bukan sekadar pandai berkata-kata. Perdebatan terjadi karena ada pihak-pihak yang berusaha mencari jawaban permasalahan. Mosi yang mempunyai solusi lebih menarik daripada mosi dengan tujuan beradu argumen. Solusi yang diberikan menentukan kualitas tim debat.

e.     Pilihlah mosi debat yang layak

Pemilihan mosi merupakan keputusan penting dalam debat. Pilihlah mosi yang layak dan pantas dijadikan mosi perdebatan. Jangan membuat mosi yang sebenarnya bukan hak atau kepentingan orang lain.

2.     Prinsip-Prinsip Debat

Setidaknya ada sembilan prinsip debat yang baik. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.

a.     Pertanyaan atau tantangan hendaknya dikemukakan secara professional. Tindakan yang kiranya menghina, merendahkan, atau komentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.

b.     Analisis kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicara), dan intelijensia (kemampuan untuk merasakan dan memahami) merupakan kunci sukses debat.

c.     Fokus pada posisi pihak lawan atau argumen. Pengetahuan tentang kelemahan dan kelebihan pihak lawan merupakan unsur penting dalam strategi persiapan untuk menyangkal argumen lawan.

d.     Batasi argumen maksimal tiga poin.

e.     Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.

f.      Ketahui kesalahan umum dalam berpikir seperti kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.

g.     Sajikan konten (substansi) dengan akuran. Gunakan selalu data atau fakta yang berhubungan dan mendukung pandangan Anda.

h.     Pastikan kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.

i.      Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final. Gunakan kesimpulan tersebut sebagai kesempatan untuk menunjukkan pokok-pokok isu terpenting yang mengindikasikan bukti poin Anda atau menyangkal argumentasi lawan.


3.     Sistem Penilaian Debat

Debat dapat dinilai berdasarkan unsur-unsur berikut.

a. Isi

Argumen-argumen yang disampaikan logis, mempunyai bukti kuat, dan relevan.

b. Tata Peilaku dan Cara Penyampaian

Unsur tata perilaku dan cara penyampaian sebagai berikut.

1) Kemampuan berpidato: intonasi, penggunaan bahasa, penggunaan catatan, kontak mata, sikap, sifat, pakaian yang dikenakan, kebijaksanaan, dan rasa humor.

2) Penghinaan atau segala sesuatu yang bersifat menyerang pribadi tim lawan akan mengurangi poin.

c. Struktur (Metode)

Struktur yang dinilai dalam debat sebagai berikut.

1)    Struktur yang diberikan setiap peserta perorangan dan performa tim secara keseluruhan.

2)    Respons dari tiap-tiap tim dan dinamika debat.

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...