Teks Eksplanasi
Apa
itu teks eksplanasi? Teks eksplanasi merupakan salah satu jenis teks yang
menjelaskan suatu topik yang berhubungan dengan fenomena alam ataupun sosial
yang terjadi dalam kehidupan. Teks eksplanasi dapat dibaca pada koran, majalah,
artikel, dan blog atau web di internet. Di dalam jenis teks eksplanasi memuat
beberapa informasi mengenai informasi mengenai fenomena yang terjadi di dalam
kehidupan, misalnya fenomena alam dan sosial. Fenomena alam yang dijelaskan
dalam teks eksplanasi, misalnya pergerakan tanah, gempa bumi, tsunami, gerhana,
angin putting beliung, banjir, dan tanah longsor. Selain fenomena alam, teks
eksplanasi digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial budaya di kalangan
masyarakat, seperti kenakalan remaja, pengangguran, kemiskinan, urbanisasi, dan
kerusuhan. Jadi, mari kita pelajari lebih dalam mengenai apa itu teks
eksplanasi.
1. Pengertian
Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah
teks yang berisi deskripsi dan proses-proses yang berhubungan dengan fenomena
alam, sosial, ilmu pengetahuan, dan budaya. Tujuan dari teks eksplanasi adalah
untuk memberikan penjelasan dan informasi kepada pembaca tentang suatu fenomena
tersebut dapat terjadi. Teks eksplanasi termasuk dalam jenis teks nonfiksi.
Sebagai salah satu jenis teks nonfiksi, teks eksplanasi ditulis berdasarkan
fakta, bukan rekaan atau khayalan penulis.
2. Ciri-Ciri
Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki
ciri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Ciri-ciri teks eksplanasi, di
antaranya sebagai berikut.
a. Menjelaskan
suatu kondisi peristiwa atau fenomena.
b. Struktur
teks eksplanasi yang terdiri atas pernyataan umum, proses/deretan penjelas, dan
penutup.
c. Bersifat
informatif dan tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca.
d. Memuat
informasi yang sesungguhnya atau fakta dan bukan merupakan rekayasa.
e. Informasi
yang disampaikan bersifat keilmuan yang mengandung pengetahuan dan bukan
merupakan karangan atau fiksi.
Informasi dalam Teks Eksplanasi
1. Fakta
dalam Teks Eksplanasi
Sebagai salah satu jenis
teks nonfiksi, teks eksplanasi berisi informasi-informasi fakta yang sesuai
dengan kenyataan pada fenomena alam atau fenomena sosial yang terjadi. Fakta
yang ada dalam teks eksplanasi merupakan suatu peristiwa atau fenomena yang
sungguh-sungguh terjadi.
2. Gagasan
Utama dalam Paragraf Teks Eksplanasi
Paragraf eksplanasi
dikembangkan berdasarkan gagasan utama atau ide pokok. Gagasan utama adalah
gagasan yang dijadikan dasar dalam mengembangkan kalimat. Gagasan utama
tersebut memiliki kalimat utama. Gagasan utama digunakan untuk mengendalikan
pikiran penulis tentang topik yang ingin disampaikan dalam paragraf tersebut.
Selain itu, adanya gagasan utama akan memudahkan pembaca untuk memahami isi
paragraf tersebut. Kemudian, gagasan utama dikembangkan dengan kalimat penjelas
menjadi suatu paragraf. Adanya kalimat penjelas akan memudahkan pembaca untuk
lebih memahami maksud dalam kalimat utama. Berdasarkan letak gagasan utama atau
ide pokok dalam paragraf, teks eksplanasi dibedakan menjadi paragraf deduktif,
induktif, dan campuran.
a. Paragraf
Deduktif
Paragraf deduktif adalah
paragraf dengan gagasan utama atau ide pokoknya berada di awal paragraf. Pada
awal paragraf dimulai dengan pernyataan yang bersifat umum. Kemudian,
pernyataan tersebut dikembangkan menjadi kalimat-kalimat yang lebih khusus.
Paragraf deduktif menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan uraian atau rincian permasalahan paragraf.
b. Paragraf
Induktif
Paragraf induktif adalah
paragraf dengan gagasan utama atau ide pokoknya berada di akhir paragraf. Pada
awal paragraf dimulai dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus.
Kemudian, pernyataan yang bersifat umum disampaikan di akhir paragraf sebagai
gagasan utama. Paragraf induktif menyajikan penjelasan terlebih dahulu, kemudian
diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.
c. Paragraf
Campuran
Paragraf campuran adalah
paragraf dengan gagasan utama atau ide pokoknya berada di awal dan di akhir
paragraf. Kalimat pada akhir paragraf pada umumnya menegaskan kembali gagasan
utama pada awal paragraf.
Konstruksi Informasi dalam Teks Eksplanasi
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstruksi memiliki arti susunan dan
hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata. Mengonstruksi informasi berarti
menyusun informasi menjadi teks eksplanasi.
1. Bagian-Bagian
Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah
teks yang disusun secara urut dan sistematis. Pada teks eksplanasi diawali
dengan pendahuluan yang berisi pernyataan umum. Kemudian, pernyataan umum
tersebut dijelaskan oleh beberapa deretan penjelas. Beberapa penjelas tersebut
disimpulkan dalam bagian penutup.
2. Abstraksi
Teks Eksplanasi
Abstraksi merupakan
penyajian singkat mengenai isi teks secara jelas dan akurat. Abstraksi
berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang isi yang
terdapat dalam suatu teks. Abstraksi pada umumnya disajikan dalam satu
paragraf. Oleh karena itu, mengabstraksi merupakan kegiatan penyajian kembali
secara singkat isi teks. Abstraksi harus bersifat informatif dan deskriptif.
Artinya, setiap informasi yang terkandung harus berdasarkan fakta. Dengan kata
lain, tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak sesuai dengan
isi teks. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada saat
mengabstraksi teks eksplanasi.
a. Membaca
teks dengan cermat dan teliti.
b. Mencatat
gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam teks.
c. Menyusun
dan mengembangkan inti sari teks berdasarkan gagasan-gagasan penting dengan
bahasa sendiri.
Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi
1. Struktur
Teks Eksplanasi
Struktur teks eksplanasi
terdiri atas pernyataan umum, proses atau deretan penjelas (eksplanasi
kompleks), dan simpulan (interpretasi) atau penutup. Struktur teks eksplanasi
memiliki kriteria khusus, yaitu pada bagian pendahuluan teks berisi pernyataan
umum, bagian isi berupa penjelasan proses atau deretan penjelas, dan bagian
penutup/interpretasi yang berisi simpulan peristiwa atau fenomena.
a. Pernyataan
Umum
Pernyataan umum adalah
bagian awal teks eksplanasi. Pernyataan umum berisi gambaran umum suatu aspek
atau peristiwa. Dalam bagian ini, pembaca dapat mengetahui gambaran isi teks.
b. Proses/Deretan
Penjelas
Pada bagian ini, proses
sekaligus hubungan sebab akibat aspek atau peristiwa dijelaskan. Penjelasan
tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Jawaban
atas pertanyaan bagaimana akan menghasilkan uraian secara kronologi ataupun
berdasarkan urutan waktu. Kemudian, jawaban atas pertanyaan mengapa akan
menghasilkan uraian berdasarkan kausalitas (berhubungan dengan sebab akibat).
Pada bagian penjelasan proses memuat inti masalah yang dibahas. Banyak istilah
teknis yang disertai penjelasan arti muncul di bagian ini, khususnya istilah
keilmuan yang jarang digunakan.
c. Penutup/Simpulan/Interpretasi
Penutup merupakan bagian paling
akhir dalam teks eksplanasi. Bagian ini muncul setelah pertanyaan bagaimana
atau mengapa terjawab. Meskipun begitu, tidak semua teks eksplanasi menggunakan
penutup. Teks eksplanasi yang menjelaskan proses terjadinya suatu aspek atau
peristiwa kadang-kadang tidak menggunakan penutup. Pada teks eksplanasi
kompleks, bagian penutup berisi simpulan atau interpretasi yang berisikan
ringkasan, sudut pandang faktor, atau penyebab munculnya fenomena yang
dijelaskan. Simpulan juga berisi pandangan atau sudut pandang penulis yang
bersifat opsional, boleh ada atau boleh juga tidak.
2. Kaidah
Kebahasaan Teks Eksplanasi
a. Penggunaan
Istilah
Istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses,
keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksplanasi,
istilah-istilah teknis sering digunakan. Pada teks eksplanasi yang menjelaskan
fenomena sosial akan banyak ditemui istilah teknis dalam bidang sosial. Pada
teks eksplanasi yang menjelaskan fenomena alam akan ditemui istilah-istilah
dalam bidang tersebut.
Kadang-kadang arti
istilah teknis ini jarang diketahui pembaca. Pembaca dapat menemukan arti
istilah-istilah teknis tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jika tidak ada, pembaca dapat mencarinya di kamus istilah. Kamus istilah adalah
kamus khusus berisi istilah-istilah di bidang tertentu. Istilah-istilah teknis
juga sering diganti menjadi istilah-istilah popular. Penggantian ini dilakukan
agar pembaca awam mudah memahami teks.
b. Penggunaan
Keterangan Waktu
Keterangan adalah fungsi
kalimat yang mudah berpindah posisi. Keterangan dapat berada di awal, akhir,
bahkan di tengah kalimat. Keterangan berfungsi memberikan informasi tambahan
dalam suatu kalimat. Pada teks eksplanasi sering dijumpai keterangan waktu.
keterangan waktu adalah jenis keterangan yang menunjukkan waktu. keterangan
waktu menggunakan kata hubung pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama,
sepanjang, dan kata temporal, seperti kemarin, sekarang, nanti, dan besok.
c. Penggunaan
Konjungsi Antarkalimat
Teks eksplanasi bertujuan
untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu atau sebab akibat dari suatu
fenomena alam atau fenomena sosial. Kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi harus
padu. Salah satu cara untuk memadukan suatu kalimat dengan kalimat berikutnya
adalah dengan menggunakan konjungsi. Konjungsi yang digunkaan untuk
menghubungkan dua kalimat adalah konjungsi antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat
adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi
antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri dengan tanda
koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat
terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut.
1) Konjungsi
antarkalimat ‘pertentangan’
Contoh: akan tetapi, biarpun demikian,
sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun
demikian
2) Konjungsi
antarkalimat ‘waktu’
Contoh: kemudian, sesudah itu, setelah
itu, sebelum itu, dan selanjutnya
3) Konjungsi
antarkalimat ‘penambahan’
Contoh: tambahan pula, dan selain
itu
4) Konjungsi
antarkalimat ‘pembalikan’
Contoh: sebaliknya
5) Konjungsi
antarkalimat ‘keadaan’
Contoh: sesungguhnya dan sebenarnya
6) Konjungsi
antarkalimat ‘penguatan’
Contoh: malahan dan bahkan
7) Konjungsi
antarkalimat ‘konsekuensi’
Contoh: dengan demikian
8) Konjungsi
antarkalimat ‘akibat’
Contoh: oleh karena itu dan oleh
sebab itu
Memproduksi Teks Eksplanasi
1. Pola
Pengembangan dalam Teks Eksplanasi
Setiap teks mempunyai
pola pengembangan tersendiri, termasuk teks eksplanasi. Secara umum pola pengembangan
teks eksplanasi terdiri atas du acara, yaitu pola pengembangan sebab akibat dan
pola pengembangan proses. Pola pengembangan sebab akibat digunakan untuk
menjelaskan fenomena sosial budaya dalam teks eksplanasi. Pola pengembangan
proses digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena.
a. Pola
Pengembangan Sebab Akibat
Teks eksplanasi adalah
teks yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan dengan kata tanya mengapa dan
bagaimana. Teks eksplanasi untuk menjawab kata tanya mengapa digunakan untuk
menjelaskan sebab akibat suatu fenomena. Teks eksplanasi untuk menjawab kata
tanya bagaimana digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena.
Pada pola ini sebab terjadinya fenomena bertindak sebagai gagasan umum,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Bisa juga sebaliknya,
akibat terjadinya fenomena sebagai gagasan umum, sedangkan sebab terjadinya
fenomena sebagai perinciannya.
b. Pola
Pengembangan Proses
Teks eksplanasi dapat
digunakan untuk menjelaskan proses dan menyampaikan suatu urutan tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu dari terjadinya suatu
fenomena. Pola pengembangan proses dapat digunakan dengan langkah-langka
berikut.
1) Mengetahui
perincian secara menyeluruh.
2) Membagi
proses menurut tahapan-tahapan kejadian.
3) Menjelaskan
setiap urutan ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat
seluruh proses dengan ikhlas.
2. Langkah-Langkah
Penulisan Teks Eksplanasi
Langkah-langkah dalam menyusun teks
eksplanasi adalah sebagai berikut.
a. Menentukan
Topik/Tema
Topik adalah sesuatu yang
wajib ada dalam menyusun suatu teks. Topik yang digunakan harus difokuskan
secara terperinci agar pokok bahasan membentuk suatu teks yang padu. Topik
digunakan penulis dalam mengembangkan dan menjabarkan uraiannya. Dalam
menentukan topik, perlu diperhatikan beberapa aspek, antara lain topik yang
menarik; topik selalui sesuai dengan bidang studi penulis; dan topik jarang
ditulis orang.
b.
Menentukan Tujuan Penulisan
Setelah
menemukan suatu topik yang menarik, langkah selanjutnya adalah menentukan
tujuan penulisan. Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan
penulisan yang akan dikerjakan. Tujuan penulisan merupakan titik tolak seluruh
kegiatan menulis. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam
kegiatan menulis selanjunya. Dengan menentukan tujuan penulisan akan diketahui
isi yang harus dilakukan pada tahap penulisan.
c. Mengumpulkan
Data dari Berbagai Sumber
Data
merupakan bagian penting dalam penulisan teks eksplanasi. Data digunakan untuk
mendukug penulisan teks. Data berasal dari bahan yang dikumpulkan untuk
mengkaji sebuah topik tulisan. Akan tetapi, data yang digunakan harus
dipersempit. Data dipersempit untuk memusatkan perhatian pada suatu masalah.
Jadi, bahan-bahan yang dikumpulkan lebih terfokus. Data tersebut kemudian
dijadikan pegangan penulis dalam menjelaskan topik yang telah ditentukan.
Sumber data dapat diperoleh dari buku-buku refrensi, majalah, wawancara, jurnal
ilmiah, atau situs-situs internet.
d. Menyusun
Kerangka
Kerangka
dalam penyusunan suatu teks digunakan sebagai pola dasar yang akan dikembangkan
menjadi suatu teks yang utuh. Kerangka disusun mulai dari sederhana hingga
rumit. Secara sederhana, kerangka teks terdiri atas pendahuluan, isi, dan
penutup. Dari kerangka tersebut kemudian dikembangkan menjadi satu kerangka
yang lebih detail. Kerangka pada teks eksplanasi harus disesuaikan dengan
struktur teks eksplanasi. Jadi, kerangka dalam menyusun teks eksplanasi harus
meliputi pernyataan umum sebagai pendahuluan, penjelasan proses atau deretan
penjelas sebagai isi, dan penutup. Penutup dalam teks eksplanasi dapat berupa
simpulan, pernyataan, atau interpretasi.
Dengan membuat kerangka
teks, penulis dapat menyusun karangan secara teratur. Selain itu, beberapa manfaat
kerangka adalah sebagai berikut.
1) Mempermudah
pembahasan tulisan.
2) Menghindari
isi tulisan keluar dari tujuan awal.
3) Menghindari
penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
4) Memudahkan
penulis mencari materi tambahan.
5) Menjamin
penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
6) Memudahkan
penulis mencapai klimaks berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka
karangan, seorang penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai dengan
butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Kerangka karangan
merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini karangan tersebut
dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
e. Mengembangkan
Kerangka Menjadi Karangan Eksplanasi
Kerangka yang telah
disusun dapat digunakan untuk menulis teks eksplanasi. Kerangka tersebut
dikembangkan dengan data dan refrensi yang telah dikumpulkan. Proses
pengembangan kerangka menjadi teks eksplanasi tergantung pada tingkat pemahaman
penulis terhadap materi yang ditulisnya. Dengan menggunakan data dan kerangka
yang sudah dibuat, kegiatan menulis teks eksplanasi dapat dilakukan dengan
kreatif, mengalir, dan nyata. Data yang telah dikumpulkan juga berfungsi agar
karangan tidak menumpuk dengan permasalahan lain. Oleh karena itu, pengembangan
kerangka menjadi suatu karangan harus sistematis dan terarah. Alur pengembangan
juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis, dan
relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang
dihasilkan.