Sunday, January 15, 2023

Teks Negosiasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas X Genap

Teks Negosiasi 

Pengertian Negosiasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negosiasi berarti proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organiasi) lainnya.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses yang ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak yang, perbedaan, dan keinginan untuk berunding.

Jenis Negosiasi

Berdasarkan situasinya, negosiasi dibagi menjadi dua, yaitu negosiasi formal dan negosiasi informal.

1.     Negosiasi Formal

Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-ciri negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua pihak dilindungi oleh hukum. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan di ranah hukum. Contoh negosiasi formal adalah negosiasi kerja sama antardua perusahaan.

2.     Negosiasi Informal

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, misalnya negosiasi antara ayah dan anak. Sebagai contoh, seorang anak dilarang ayahnya bermain dengan temannya karena nilai rapornya buruk. Si anak meminta kepada ayahnya agar diizinkan kembali bermain dengan temannya. Si anak menjelaskan argumentasinya. Pada awalnya sang ayah tetap tidak membolehkannya. Namun, kesepakatan dicapai. Si anak boleh bermain dengan temannya kembali dengan beberapa syarat yang diajukan sang ayah. Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum.

Berdasarkan untung ruginya, negosiasi dibagi menjadi empat, yaitu kolaborasi, dominasi, akomodasi, dan menghindari konflik.

1.     Negosiasi Kolaborasi

Negosiasi kolaborasi menggabungkan kepentingan antarnegosiator. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-win.

2.     Negosiasi Dominasi

Dalam negosiasi dominasi, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan yang lebih kecil. Negosiasi ini disebut negosiasi win-lose.

3.     Negosiasi Akomodasi

Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan lebih besar, bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini disebabkan oleh kegagalan negosiator dalam bernegosiasi sehingga ia tidak memperoleh keuntungan. Negosiasi ini disebut juga negosiasi lose-win.

4.     Negosiasi Menghindari Konflik

Dalam negosiasi ini, kedua negosiator menghindari konflik yang muncul. Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.

Ciri Negosiasi

1.     Adanya partisipan yang memiliki kepentingan masing-masing.

2.  Adanya perbedaan kepentingan dari kedua pihak. Kedua kepentingan dari partisipan dalam negosiasi saling bertolak belakang. Keadaan tersebut menyebabkan perbedaan kedua pihak, tetapi dalam kepentingan yang sama.

3. Adanya pengajuan dan penawaran. Pengajuan dan penawaran dilakukan dengan menyampaikan argumen yang kuat. Pihak yang mempunyai argumen lebih kuat dalam proses negosiasi akan lebih besar kesempatannya memenangkan suatu negosiasi.

4.     Adanya kesepakatan sebagai hasil negosiasi.

Menjelaskan Cara Menyampaikan Pengajuan dan Penawaran

1.     Keterampilan Berbicara

a.     Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam diri seseorang, baik secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik, faktor internal berupa kelengkapan organ bicara. Seperti pita suara, lidah, bibir, dan gigi. Secara nonfisik, faktor internal berupa karakter, bakat, dan pola piker. Faktor internal merupakan modal dasar dalam berbicara.

b.     Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor di luar diri seseorang. Faktor eksternal dapat berupa pendidikan dan lingkungan pergaulan. Dibandingkan orang tidak berpendidikan, orang berpendidikan tinggi cenderung memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik.

2.     Berbicara Efektif

a.     Pembuka

Bagian pembuka mengawali pembicaraan. Bagian ini merupakan pengantar sebelum memasuki isi pembicaraan. Negosiator perlu melakukan pembukaan agar tidak tergesa-gesa.

b.     Isi

Negosiator dapat langsung ke isi pembicaraan setelah melakukan pembukaan. Negosiator harus fokus dalam menyampaikan topik pembicaraan. Topik yang tidak berkaitan dengan pembicaraan hendaknya tidak perlu disampaikan dalam bernegosiasi. Akan tetapi, negosiator harus memperhatikan keefektifan tuturannya.

c.     Penutup

Bagian ini merupakan tanda bahwa negosiator memberikan kesempatan lawan bicara untuk menyampaikan gagasannya.

3.     Prasyarat Organis

Prasyarat organis berhubungan dengan pengaturan napas, pengaturan suara, dan gerakan tubuh. Pengaturan tersebut diperlukan negosiator dalam bernegosiasi. Pengaturan tersebut akan memengaruhi sikap lawan negosiasi. Negosiator yang tidak dapat mengatur unsur-unsur tersebut akan dianggap tidak percaya diri dan canggung.

a.     Pengaturan Napas

Pengaturan napas diperlukan dalam bernegosiasi. Negosiasi membutuhkan napas panjang ketika menyampaikan dengan kalimat panjang. Negosiator yang tidak pandai mengatur napas akan terengah-engah setelah berbicara. Peristiwa tersebut akan mengurangi kepercayaan dari lawan negosiasi.

b.     Pengaturan Suara

Negosiator harus dapat mengatur dengan baik suaranya. Pengaturan suara dimaksudkan memberikan kesan kepada lawan bicara. Negosiator harus mampu mengatur intonasi dan nada bicaranya. Kecepatan bicara juga diatur agar tidak terkesan terburu-buru. Selain itu, volume suara juga disesuaikan dengan situasi dalam bernegosiasi.

c.     Pengaturan Tubuh

Gerakan tubuh merupakan salah satu komunikasi nonverbal. Gerakan tubuh dapat dijadikan alat bantu negosiator untuk menyampaikan suatu argumen. Selain Gerakan tubuh, negosiator juga harus memperhatikan ekspresi wajah. Ekspresi wajah menunjukkan gambaran hati negosiator. Ketenangan atau kegugupan seorang negosiator tecermin dari ekspresi wajahnya.

4.     Prasyarat Bahasa

a.     Dinamika Bicara

Dinamika sangat diperlukan dalam berbicara. Seorang negosiator harus memperhatikan dinamika dalam menyampaikan argumen atau penawaran dalam negosiasi. Dinamika dalam bernegosiasi dapat diartikan sebagai tindakan negosiator dalam mengatur resonansi dan tempo ucapannya. Selain itu, seorang negosiator harus memperhatikan artikulasi. Artikulasi seorang negosiator harus jelas agar lawan negosiasi dapat mendengarkan ucapan negosiator dengan jelas.

b.     Ritme Suara

Ritme disebut juga irama. Ritme dapat digunakan negosiator untuk mencairkan suasana, seperti memasukkan unsur humor atau sendu gurau dalam suatu negosiasi. Selain itu, ritme juga dapat menjadi ciri khas seorang negosiator.

c.     Diksi

Seorang negosiator pasti memiliki diksi atau pilihan kata yang berbeda-beda. Negosiator harus cerdas dalam memilih diksi. Kesalahan penggunaan diksi dapat mengaburkan arti kata. Lawan bicara akan tidak memahami maksud yang ingin diungkapkan negosiator. Oleh karena itu, seorang negosiator yang baik harus memiliki banyak perbendaharaan kata agar dapat memilih kata tepat untuk menyampaikan maksud tujuannya.

d.     Susunan Kalimat

Susunan kalimat yang baik adalah susunan kata yang mudah dipahami oleh lawan bicara. Susunan kalimat hendaknya dibuat pendek. Susunan kalimat pendek lebih mudah dimengerti lawan bicara daripada susunan kalimat panjang. Susunan kalimat panjang akan membingungkan lawan bicara. Lawan bicara sulit mengerti maksud yang disampaikan negosiator.

Menjelaskan Pengajuan, Penawaran, dan Persetujuan dalam Teks Negosiasi

Negosiasi pada intinya digunakan untuk memecahkan permasalahan lewat sebuah perundingan. Perundingan dimaksudkan agar kedua belah pihak dapat merasa diuntungkan. Negosiasi ditentukan oleh beberapa faktor, baik dari negosiator maupun pendapat yang disampaikan.

1.     Trik Negosiasi

Seorang negosiator ulung mempunyai trik atau siasat melakukan negosiasi. Agar negosiasi dapat berjalan sesuai rencana, negosiator dapat melakukan tindakan sebagai berikut.

a.     Membuat suasana menjadi santai.

b.     Melakukan kontak mata dengan lawan negosiasi.

c.     Berbicara dengan santun.

d.     Menggunakan kalimat penghubung secara jelas untuh beralih topik.

e.     Mengambil kesimpulan secara tepat.

2.     Aspek-Aspek yang Perlu Diperhatikan Negosiator

Sebelum dan ketika melakukan negosiasi, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang negosiator.

a.     Penampilan

Penampilan merupakan cerminan diri. Penampilan yang sopan memberi kesan positif seorang negosiator. Penampilan tidak sopan dinilai negatif oleh lawan negosiasi. Akibatnya, penilaian tersebut berpengaruh terhadap keputusan yang diambil lawan negosiasi.

b.     Sikap

Negosiator harus bersikap santun. Sikap santun akan menciptakan suasana yang bersahabat antarnegosiator. Akibatnya, timbul rasa percaya antarnegosiator.

c.     Bicara

Negosiator harus dapat berbicara secara lancar. Seorang negosiator yang pandai berbicara akan dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Selain itu, negosiator juga harus dapat berbicara secara efektif. Kecakapan seorang negosiator dalam menggunakan kalimat efektif akan mengefektifkan waktu negosiasi.

d.     Wawasan

Negosiator yang baik harus berwawasan luas. Wawasan dapat digunakan untuk mencari solusi dari masalah yang dinegosiasikan. Salah satu cara meningkatkan wawasan negosiator adalah membaca banyak buku.

e.     Bahasa

Negosiator harus mampu menguasai bahasa Indonesia baik dan benar. Penguasaan bahasa Inggris juga diperhatikan. Penguasaan bahasa Inggris dapat menambah nilai plus negosiator.

3.     Pendapat dan Komentar

Dalam negosiasi terjadi penyampaian pendapat dan komentar. Dalam menyampaikan pendapat dan komentar, seorang negosiator harus menggunakan bahasa yang santun. Oleh karena itu, negosiator harus memperhatikan beberapa aspek berikut.

a.     Pendapat dan komentar disampaikan secara padat dan tersusun dengan baik.

b.     Pendapat dan komentar terarah pada sasaran diinginkan.

c.     Pendapat dan komentar menggunakan kata-kata tepat dan sederhana.

d.     Pendapat dan komentar menggunakan kalimat komunikatif dan mudah dipahami.

e.     Pendapat dan komentar menggunakan alasan logis dan objektif.

f.      Pendapat dan komentar menggunakan bahasa santun agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

g.     Pendapat dan komentar disertai bukti atau fakta.

h.     Menghindari tuturan mengandung ejekan, baik langsung maupun tidak langsung.

4.     Kesantunan Bernegosiasi

Sopan santun merupakan perilaku penting dalam negosiasi. Sopan santun sangat diperlukan dalam memenangi negosiasi. Berikut beberapa perilaku santun dalam bernegosias.

a.     Sabar

Dalam suatu negosiasi pasti terjadi konflik. Sikap sabar sangat membantu dalam memenangkan suatu negosiasi. Kesabaran dalam suatu negosiasi dapat ditunjukkan dengan tidak memotong pembicaraan lawan negosiasi.  Negosiator harus menunggu kesempatan untuk menjawab perkataan lawan negosiasinya. Memotong pembicaraan dinilai tidak sopan. Perilaku tersebut dapat menjatuhkan negosiator di hadapan lawan negosiasinya.

b.     Tidak memperlihatkan rasa jemu

Kesepakatan yang tidak kunjung tercapai dapat mengakibatkan rasa jemu. Jika negosiator, mengalami rasa jemu, sebaiknya ia tidak memperlihatkan kepada lawan negosiasinya. Lawan negosiasi akan tersinggung jika mengetahui perasaan tersebut. Akibatnya, kesepakatan gagal tercapai.

c.     Tidak bicara terus-menerus

Berbicara secara terus-menerus merupakan sikap tidak santun. Negosiator harus memberi lawan negosiasi untuk berbicara. Negosiator yang berbicara terus-menerus akan menjadi dominan. Akibatnya, lawan negosiasi akan kesulitan dalam menyampaikan maksud-maksudnya.

d.     Tidak membicarakan diri sendiri

Tindakan membicarakan diri sendiri dalam bernegosiasi memunculkan kesan sombong. Tindakan tersebut juga dianggap sebagai strategi negatif oleh lawan negosiasi.

e.     Tidak membicarakan keburukan lawan negosiasi

Seorang negosiator tidak boleh membicarakan keburukan lawan negosiasi. Tindakan tersebut akan dianggap sebagai suatu serangan oleh lawan negosiasi. Tindakan tersebut akan dianggap sebagai tindakan negatif. Selain itu, membicarakan keburukan lawan negosiasi merupakan tindakan yang jauh dari sikap santun yang diutamakan dalam suatu negosiasi.

f.      Tidak menggunakan bahasa daerah

Dalam melakukan suatu negosiasi, seorang negosiator hendaknya menghindari penggunaan bahasa daerah. Penggunaan bahasa daerah perlu dihindari agar tidak terjadi kesalahpahaman antarnegosiator. Dalam bernegosiasi bahasa yang digunakan adalah bahasa nasional, seperti bahasa Indonesia.

g.     Fokus terhadap topik penting

Fokus terhadap topik penting berhubungan dengan keefektifan dalam suatu negosiasi. Topik yang tidak berkaitan dengan tema negosiasi hendaknya dihindari.

h.     Tidak merasa diri paling benar

Negosiasi merupakan proses penyatuan gagasan untuk mencapai kesepakatan. Sikap tersebut dianggap tidak santun karena pendapat lawan negosiasi selalu dianggap salah. Akibatnya, kesepakatan dalam suatu negosiasi akan sulit tercapai.

5.     Pujian dalam Negosiasi

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang senang dipuji. Seorang negosiator dapat melakukan pujian kepada lawan negosiasinya. Dalam memuji lawan negosiasi, negosiator menggunakan kata yang sopan. Kata yang sopan tersebut disertai dengan alasan memuji lawan negosiasi. Akan tetapi, terlalu sering memuji juga tidak baik dalam suatu negosiasi.

 

Menganalisis Faktor Penentu Keberhasilan Negosiasi

Negosiator mempunyai peranan penting dalam suatu negosiasi. Suatu negosiasi yang sukses dapat dilihat dengan beberapa faktor. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi sebagai berikut.

1.     Kesediaan untuk berkompromi dengan pihak lain.

2.     Tidak ada pihak yang dirugikan.

3.     Kesepakatan yang dicapai mampu memengaruhi pihak lain.

4.     Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.

Faktor-faktor tersebut dapat muncul semua dalam proses negosiasi atau hanya muncul beberapa saja. Artinya, dalam suatu teks negosiasi terdapat satu faktor atau lebih yang menentukan keberhasilan negosiasi.

 

Pola Penyajian Negosiasi

1.     Negosiasi Lisan

Negosiasi lisan adalah jenis negosiasi yang dilakukan dalam ragam lisan. Negosiator berperan penting dalam melakukan negosiasi secara lisan. Negosiator membutuhkan keahlian dalam berbicara dan berunding.

a.     Pembuka

Tahapan ini berisi perkenalan diri para negosiator. Dengan adanya perkenalan tersebut, diharapkan negosiasi dapat berlangsung secara hangat dan bersahabat. Selain untuk menciptakan suasana bersahabat, tahapan ini juga dapat digunakan seorang negosiator untuk menjajaki lawan negosiasinya. Pada akhirnya, seorang negosiator dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lawan negosiasi yang dihadapi.

b.     Negosiasi

Tahapan ini merupakan inti dari suatu negosiasi. Proses negosiasi dimulai dengan menjelaskan tujuan negosiasi. Proses ini dilakukan agar negosiator dapat memahami tujuan lawan negosiasi dan juga sebaliknya. Jika tujuan telah dijabarkan, pihak yang bernegosiasi akan saling berunding hingga mencapai tujuan akhir, yaitu tercapainya suatu kesepakatan.

c.     Penutup

Negosiasi dapat dikatakan sukses apabila berakhir dengan kesepakatan. Kesepakatan hendaknya ditulis dalam butir-butir yang jelas. Kesepakatan ini akan memudahkan tindakan lanjut yang akan dilaksanakan. Namun, jika negosiasi tidak berakhir dengan kesepakatan, negosiator harus berbesar jiwa. Sebaiknya negosiasi diawali dan diakhiri dengan proses yang baik. Para negosiator tetap bersikap positif dan tidak saling bermusuhan.

2.     Negosiasi Tulis

Negosiasi tulis merupakan bentuk negosiasi dalam ragam bahasa tulis. Ragam bahasa tulis digunakan untuk melengkapi negosiasi lisan secara formal. Negosiasi tulis berguna untuk mencapai persetujuan dengan jalan menggunakan ragam tulis, baik proposal maupun surat.

a.     Proposal

Proposal merupakan salah satu bentuk negosiasi tulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Rancangan kerja tersebut digunakan untuk melakukan suatu kegiatan. Kegiatan tersebut membutuhkan dana agar kegiatan dapat terlaksana.

Proposal berisi rincian kegiatan. Pihak lawan negosiasi dapat menentukan persetujuannya berdasarkan proposal yang diajukan. Proposal memiliki beberapa bagian atau struktur. Berikut struktur proposal kegiatan.

1)    Halaman judul

Halaman judul berisi nama kegiatan. Selain itu, bagian ini berisi informasi pihak penyelenggara kegiatan.

2)    Latar belakang

Latar belakang berisi alasan penyelenggaraan kegiatan. Alasan harus dapat meyakinkan pihak lawan negosiasi. Oleh karena itu, alasan harus logis, tidak mengada-ada.

3)    Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan dirumuskan berdasarkan latar belakang kegiatan. Bagian ini dapat dibuat dalam bentuk perincian. Semakin menarik tujuan kegiatan, semakin besar kesempatan proposal tersebut disetujui.

4)    Tema dan nama kegiatan

Bagian ini berisi tema dan nama kegiatan yang akan dilaksanakan. Nama kegiatan disesuaikan dengan temanya. Penyelenggara dapat memilih satu dari berbagai tema, misalnya tema sosial.

5)    Jenis kegiatan

Bagian ini berisi jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Salah satu contohnya adalah kegiatan yang diadakan rutin, misalnya kejuaraan yang diselenggarakan dua tahun sekali.

6)    Peserta

Bagian ini berisi kriteria orang yang mengikuti kegiatan tersebut. Peserta kegiatan disesuaikan dengan tema kegiatan. Sebagai contoh, kegiatan penyuluhan bahaya narkoba di kalangan pelajar dihadiri oleh peserta yang berstatus pelajar.

7)    Penyelenggara

Bagian ini berisi nama organisasi atau lembaga yang mengadakan kegiatan. Di bagian ini juga dicantumkan nomor kontak untuk menghubungi penyelenggara. Selain itu, alamat sekretariat organisasi atau lembaga dicantumkan.

8)    Susunan acara

Bagian ini berisi susunan acara dari awal hingga akhir kegiatan. Susunan acara harus dibuat secara urut.

9)    Susunan panitia

Bagian ini berisi susunan kepanitiaan yang dibentuk. Susunan panitia ditulis dari ketua hingga anggota-anggota.

10) Rencana anggaran

Bagian ini berisi perincian pemasukan, penggunaan, dan pengeluaran dana. Penyelenggara harus berhati-hati dalam membuat anggaran dana agar pihak lawan negosiasi tidak mencurigai adanya kecurangan-kecurangan. Salah satu bentuk kecurangan dalam bagian ini adalah permohonan dana yang berlebihan untuk suatu kegiatan.

11) Penutup

Bagian ini berisi harapan negosiator agar pihak lawan negosiasi menyetujui proposal tersebut. Di bagian bawah proposal terdapat terdapat tempat dan waktu pembuatan proposal. Sementara itu, lampiran-lampiran dapat diletakkan setelah bagian penutup.

Dalam beberapa kasus, pihak lawan negosiasi menyetujui proposal kegiatan yang diajukan dengan syarat tertentu. Syarat tersebut dapat berupa perevisian proposal. Terdapat beberapa bagian yang berpeluang untuk direvisi, misalnya anggaran dana dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

 

b.     Surat Resmi

Negosiasi tulis bukan hanya berbentuk proposal. Selain proposal, negosiasi tulis ada yang berbentuk surat resmi. Namun, tidak semua surat resmi termasuk negosiasi tulis. Surat resmi yang termasuk dalam negosiasi tulis adalah surat niaga. Surat niaga dapat berupa surat penawaran, surat pesanan, dan surat permintaan.

 

Unsur-Unsur Surat Penawaran

Struktur surat resmi mencakup unsur-unsur berikut ini.

1.     Kepala surat

Kepala surat disebut juga kop surat. Kepala surat menunjukkan identitas singkat tentang kantor. Bagian ini terletak di sebelah atas tengah surat. Bagian ini terletak di halaman pertama surat. Di halaman berikutnya, kepala surat tidak perlu ditulis. Kepala surat berisi beberapa unsur, yaitu nama instansi, lambang atau logo Lembaga, alamat, kode pos, dan nomor telepon instansi atau perusahaan.

2.     Tempat dan tanggal surat

Bagian ini berisi tempat dan tanggal Ketika surat ditulis. Fungsi bagian ini untuk mempermudah pengarsipan surat. Akan tetapi, jika kedua unsur tersebut telah ditulis di kop surat, bagian ini tidak perlu ditulis kembali. Letak bagian ini di sebelah kanan atas di bawah kop surat.

3.     Nomor surat

Nomor surat meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, bulan, dan tahun. Nomor surat memiliki beberapa fungsi berikut.

a.     Mengetahui banyak surat yang ditulis.

b.     Memudahkan pengarsipan.

c.     Mempercepat proses penyelesaian.

4.     Hal/perihal

Hal/perihal berisi persoalan yang akan dibicarakan dalam surat. Bagian ini bermanfaat bagi pembaca surat. Pembaca surat akan mudah mengetahui isi surat berdasarkan bagian ini. Bagian ini ditulis dengan huruf kapital di setiap awal kata.

5.     Lampiran

Lampiran merupakan berkas-berkas yang disertakan dalam sebuah surat. Jika sebuah surat tidak disertai lampiran, bagian ini tidak perlu ditulis.

6.     Alamat surat

Bagian ini berisi tujuan penulisan surat. Surat ditujukan kepada orang tertentu yang diharapkan membaca surat tersebut. Alamat surat sebaiknya ditulis lengkap. Alamat surat didahului dengan Yth. Kata kepada tidak perlu ditambahkan karena merupakan pemborosan kata.

7.     Salam pembuka

Salam pembuka diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Bagian ini ditulis di sebelah kiri.

8.     Isi surat

Isi surat terdiri atas tiga bagian paragraph, yaitu pembuka, isi, penutup. Paragraf pembuka sering diawali dengan ini, bersama ini, atau berkenaan dengan. Berikut merupakan beberapa fungsi paragraf pembuka.

a.     Pengantar untuk menyampaikan maksud surat.

b.     Menarik perhatian pembaca surat.

c.     Menghubungkan surat atau pembicaraan sebelumnnya.

9.     Salam penutup

Salam penutup terpisah dengan bagian paragraf penutup. Bagian paragraf penutup termasuk dalam isi surat, sedangkan salam penutup merupakan bagian tersendiri. Salam penutup ditulis di bawah bagian isi surat. Salam penutup diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.

10.  Nama pengirim dan tanda tangan

Pengirim surat merupakan pihak yang menulis surat. Dalam surat resmi, bagian ini disertai dengan identitas kedinasan, seperti nomor induk karyawan (NIK), jabatan, dan cap dinas.

 

Pasangan Tuturan dalam Negosiasi

1.     Mengucapkan salam >< membalas salam.

2.     Bertanya >< menjawab atau tidak menjawab.

3.     Meminta tolong >< memenuhi atau menolak permintaan.

4.     Meminta >< menerima atau menolak permintaan.

5.     Menawarkan >< menerima atau menolak tawaran.

6.     Mengusulkan >< menerima atau menolak usulan.

 

Mengidentifikasi Kalimat Persuasif dalam Teks Negosiasi

1.     Tuturan Santun

Agar negosiasi dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan, kedua belah pihak harus bersikap santun. Kesantunan tersebut ditunjukkan melalui tuturan.

Contoh: “Tidak apa-apa, Bu. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.”

2.     Kalimat Persuasif

Selain tuturan santun, wakil buruh menggunakan tuturan persuasif. Tuturan persuasif merupakan tuturan yang digunakan untuk membujuk. Tujuannya adalah agar lawan negosiasi bersedia mengikuti usulan negosiator.

Contoh: “Tapi, diusahakan lebih, Bu. Kami akan bekerja lebih keras lagi.”

No comments:

Post a Comment

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...