Thursday, September 15, 2022

Ceramah-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

 Ceramah

Ceramah termasuk salah satu seni berbicara di depan khalayak umum. Selain ceramah, ada seni berbicara lain seperti pidato, khutbah, dan dialogika (berdiskusi). Kepandaian seseorang berbicara merupakan instrumen utama untuk memengaruhi massa. Nah, jadi apa itu ceramah? Mari kita lihat perbedaan ceramah dengan seni berbicara lainnya.

Definisi Pidato

Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif, yakni bersifat ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu.

Definisi Khotbah

Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan.

Definisi Sambutan

Sambutan adalah pidato singkat yang disampaikan pada pembukaan suatu acara atau kegiatan.

Definisi Ceramah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal atau pengetahuan. Ceramah juga berarti penuturan bahan pembelajaran secara lisan. Secara umum, ceramah mempunyai pengertian tentang suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. Jadi, ceramah adalah kegiatan berbicara untuk menguraikan suatu objek tertentu atau pengetahuan di depan pendengar atau audiensi. Orang yang menyampaikan ceramah harus memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan audiensi atau pendengarnya.

Seorang penceramah harus bisa menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam setiap ceramah agar ceramah dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan aspek-aspek, seperti suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, dan mimik sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan. Selain itu, seorang penceramah harus memiliki wawasan luas dalam bidangnya. Ceramah biasanya berisi informasi yang menarik bagi pendengar atau audiensi. Seseorang yang sedang mendengarkan ceramah membutuhkan konsentrasi sepanjang ceramah berlangsung. Dengan demikian, ia dapat mengambil kesimpulan tentang isi ceramah.

Dibandingkan pidato ataupun khotbah, ceramah merupakan bentuk berbicara di depan umum yang lebih menekankan pada penyampaian informasi daripada bujuk-membujuk. Oleh karena itu, setelah mendengarkan ceramah, pendengar diharapkan memperoleh informasi yang berguna bagi pengetahuan dan pemahaman tentang topik tertentu.

Jenis Ceramah

Ceramah dapat dibedakan menjadi dua jenis tujuan, yaitu ceramah umum dan ceramah khusus.

1.     Ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Ceramah umum bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apa pun baik dari audiensi yang tua maupun yang muda, materinya tidak ditentukan, dan sesuai dengan acara.

2.     Ceramah khusus adalah ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasihat-nasihat kepada audiensi atau khalayak tertentu dan bersifat khusus secara materi. Ceramah khusus mempunyai batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiensi yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi yang menyesuaikan dengan keadaan.

Ciri-Ciri Ceramah

Ceramah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1.    Biasanya disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu tertentu.

2.    Menginformasikan topik yang dapat memperluas pengetahuan.

3.    Ada komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, berupa dialog, tanya jawab, dan diskusi.

4.    Ceramah dapat disajikan menggunakan alat bantu.

5.    Ceramah memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran.

6. Ceramah harus dapat menghidupkan suasana dengan mempergunakan gambar, cerita pendek, atau kejadian-kejadian yang relevan agar dapat memancing perhatian pendengar.

7.    Ceramah harus memiliki tujuan yang jelas.

8.    Ceramah yang disampaikan harus dapat mencapai klimaks.

9. Ceramah yang baik berisi sesuatu yang mengejutkan karena mungkin belum pernah disampaikan atau belum pernah terjadi sebelumnnya.

10.  Ceramah harus dibatasi pada satu atau dua persoalan tertentu saja.

11.  Ceramah dapat mengandung humor agar dapat menghidupkan suasana dan memberi kesan yang tidak terlupakan bagi pendengar.

Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Ceramah

Informasi merupakan pemberitahuan atau pemberian kabar tentang sesuatu. Informasi sendiri muncul dari adanya tuturan. Tuturan dalam hal ini terbagi menjadi dua jenis yaitu tuturan langsung atau tuturan lisan dan tuturan tidak langsung atau bacaan.

Kegiatan mendengarkan ceramah sangat menarik untuk dilakukan. Agar dapat mengetahui maksud dalam ceramah yang disampaikan, Anda harus memahami informasi atau permasalahan dalam setiap paparan yang disampaikan.

Memahami informasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1.     Menyimak ceramah yang didengar dengan saksama.

2.     Mencatat informasi yang menarik dalam setiap paparan dalam ceramah.

3.     Menyusun informasi yang menarik dalam bentuk kalimat atau paragraf sederhana.

Ciri-ciri dari informasi yang baik sebagai berikut.

1.  Informasi yang bersifat aktual, yaitu informasi yang memang sedang menjadi bahan perbincangan pada waktu sekarang atau sedang hangat dibicarakan atau disebut informasi terkini.

2.  Bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi adalah bahasa yang akurat, tepat, padat, dan singkat.

3.   Informasi yang faktual, artinya informasi yang disampaikan didukung dengan fakta yang kuat dan pasti kebenarannya.

4.   Informasi yang disampaikan memiliki daya tarik atau dalam disebut juga informasi yang menarik.

Pokok-pokok isi informasi merupakan hal-hal penting yang terdapat di dalam sebuah informasi yang menjadi inti informasi yang disampaikan. Untuk bisa menemukan pokok-pokok isi informasi diperlukan ketelitian dan kesigapan dari pendengar atau orang yang bertugas mengumpulkan pokok-pokok informasi tersebut. Pokok-pokok isi informasi sendiri bisa didapatkan dengan memperhatikan unsur-unsur 5W (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa) dan 1H (bagaimana) dalam penyampaian informasi tersebut.

Permasalahan aktual adalah sebuah peristiwa yang betul-betul terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Setiap permasalahan aktual memiliki inti sari atau bagian penting yang menjadi pokok persoalan. Bagian-bagian penting tersebut dapat digunakan sebagai bahan ceramah.

Tujuan Teks Ceramah

1.  Informatif/instruktif, artinya untuk memberikan informasi kepada pendengar mengenai suatu hal sehingga pendengar dapat memahami atau mengerti isi informasi dengan jelas dan benar.

2. Persuasif, artinya mengajak pendengar supaya mengikuti apa yang telah pembicara sampaikan agar keyakinan pendengar semakin bertambah untuk melakukan sesuatu ke arah yang lebih baik lagi.

3.     Argumentatif, artinya untuk meyakinkan pendengar mengenai suatu hal.

4.     Deskriptif, artinya untuk menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan.

5.     Rekreatif, artinya untuk menghibur atau menggembirakan pendengar agar merasa puas.

6.     Naratif, artinya untuk menceritakan sesuatu hal kepada pendengar.

Jenis-jenis Informasi

Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.

1.     Informasi berdasarkan fungsi dan keadaan

Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan ialah informasi yang bergantung pada materi dan kegunaan. Jenis informasi ini sebagai berikut.

a.  Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya tulisan tentang pergantian kurikulum, pendidikan, dan bencana alam.

b. Informasi yang mengajari pembaca, misalnya Teknik membaca yang baik, cara memasak sesuatu, dan cara bercocok tanam.

c.  Informasi yang hanya menyenangkan pembaca (fiksional), misalnya cerita pendek, karikatur, dan komik.

2.     Informasi berdasarkan format penyajian

Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi yang bergantung pada bentuk penyajian informasi. Bentuk penyajian informasi biasanya dalam bentuk tulisan, gambar, atau lisan. Bentuk informasi beripa tulisan misalnya berita, artikel, karangan, resensi, karya fiksi, dan kolom. Bentuk informasi berupa gambar misalnya ilustrasi, foto, karikatur, dan animasi. Bentuk informasi lisan misalnya pidato, ceramah, dan khotbah.

3.     Informasi berdasarkan lokasi peristiwa

Informasi berdasarkan lokasi persitiwa, yaitu informasi yang bergantung pada tempat kejadian peristiwa berlangsung. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa dapat dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara.

4.     Informasi berdasarkan bidang kehidupan

Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi yang bergantung pada bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang kehidupan tersebut antara lain pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.

5.     Informasi berdasarkan kepentingan

Informasi berdasarkan kepentingan dapat dibedakan sebagai berikut.

a.     Informasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.

b.     Informasi yang menyangkut perubahan dan pengaruh pada kehidupan pembaca.

c.   Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

d.     Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.

6.     Informasi berdasarkan penyampaian

Informasi berdasarkan penyampaian dapat dibedakan sebagai berikut.

a.     Informasi yang disediakan secara berkala.

b.     Informasi yang disediakan secara tiba-tiba.

c.     Informasi yang disediakan setiap saat.

d.     Informasi yang dikecualikan.

e.     Informasi yang diperoleh berdasarkan permintaan.

Tanggapan terhadap Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Ceramah

Menanggapi merupakan kegiatan kritis mengkaji isi suatu uraian yang dibaca atau didengar. Tanggapan terhadap isi ceramah dapat berupa pertanyaan, ungkapan, persetujuan, penolakan, kritik, saran, pujian, atau sanggahan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menanggapi teks ceramah sebagai berikut.

a.   Menyimak ceramah yang didengar dengan saksama sehingga bisa menangkap informasi secara utuh.

b.     Mencatat pokok-pokok isi ceramah.

c.  Memberikan tanggapan terhadap materi ceramah baik berupa kritik, saran, sanggahan, pujian, persetujuan, maupun penolakan. Tanggapan harus disertai alasan dan bukti yang logis.

Bagian-Bagian Penting Teks Ceramah

1.     Permasalahan

Ketika akan memulai sebuah ceramah, hal utama yang harus dipersiapkan adalah permasalahan yang akan dijadikan topik pembicaraan. Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan ataupun pandangan umum penulis terhadap suatu permasalahan, kalian dapat melihatnya pada bagian awal teks tersebut. Biasanya, penulis akan memaparkan informasi yang menjadi titik utama permasalahannya.

2.     Argumentasi

Agar permasalahan yang disampaikan tidak melebar dan/ atau menimbulkan kesalahpahaman bagi pendengar/pembaca, penulis akan berusaha mengajukan argumen yang logis. Argumen tersebut tentu saja bisa berupa pendapat dan fakta.

a.     Pendapat

Pendapat atau opini merupakan buah pemikiran penulis mengenai suatu permasalahan atau hal yang diperbincangkan dalam teks ceramah tersebut.

b.     Fakta

Fakta-fakta yang disajikan penulis atau penceramah bisa berupa kutipan dari tokoh, instansi, ataupun lembaga yang kompetensinya sesuai dengan permasalahan yang dikupas.

c.     Saran

Sebagai penutup, penulis umumnya memberikan penegasan atas pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini penulis dapat memberikan kesan atau rekomendasi, baik berupa ajakan maupun nasihat untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan.

Mengonstruksi Informasi dalam Ceramah

Mengonstruksi informasi dalam teks ceramah dapat dilakukan dengan menceritakan kembali atau memberi tanggapan teks tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang dapat kita lakukan adalah komentar. Dengan memberikan komentar secara tidak langsung kita telah mengonstruksi (membangun kembali) informasi dalam teks tersebut karena komentar tentu berlandaskan informasi. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memberi komentar, yaitu bentuk, isi, dan cara menyampaikannya.

1.     Mengenali Konteks

Mengenali konteks berarti mengenal peserta ceramah dan situasinya. Isu atau topik yang disampaikan tentu akan berbeda jika audiensinya berbeda pula. Sebagai contoh, topik untuk siswa akan berbeda dengan topik untuk orang dewasa. Demikian pula dengan situasinya. Gaya ceramah yang akan disampaikan tentu akan berbeda antara gaya berceramah dalam situasi resmi dan suasana santai.

2.     Menentukan Topik

a.     Sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan pendengar.

b.     Menarik minat.

c.     Ruang lingkup jelas dan spesifik.

d.     Sesuai dengan waktu dan situasi.

3.     Menyusun Kerangka Ceramah

Kerangka ceramah memuat pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Kerangka akan memudahkan kita dalam menyusun ceramah. Ceramah lebih sistematis, pengulangan pembahasan dapat dihindari, serta pengumpulan data dan sumber-sumber menjadi lebih terukur. Adapun kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri berikut.

a.    Meliputi tiga bagian pokok, yakni pengenalan isu, rangkaian argumen, dan penegasan kembali.

b.     Mengungkapkan maksud yang jelas.

c.     Setiap bagian dalam kerangka hanya mengandung satu gagasan.

d.     Bagian-bagian dalam kerangka karangan harus tersusun secara logis.

4.     Mengumpulkan dan memilih bahan

a.     Pilihlah materi yang aktual (sedang hangat diperbincangkan).

b.     Pisahkan materi pokok dengan materi penunjang.

c.     Usahakan materi padat sehingga ceramah tidak terlalu lama dan membosankan.

Isi, Struktur, dan Kebahasaan Ceramah

1.     Unsur-Unsur Ceramah

Unsur-unsur ceramah disebut juga komponen ceramah. Komponen ceramah dapat dipaparkan sebagai berikut.

a.     Penceramah

Seorang penceramah harus mengetahui tugas dan memiliki bekal sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.

b.     Pendengar atau Audiensi

Pendengar atau audiensi merupakan penerima uraian atau penjelasan dalam kegiatan ceramah. Audiensi biasanya dikelompokkan berdasarkan segi intelektualitas, situs ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, agama, ataupun komunitas tertentu.

c.     Materi

Penceramah harus memiliki bahan yang tepat atau menarik agar pendengar tertarik dan sesuai dengan pokok acara. Materi yang akan disampaikan harus betul-betul dikuasai. Materi hendaknya disusun secara sistematis dan mempunyai satu kesatuan hubungan sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d.     Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada pendengar yang umumnya pasif. Metode ceramah dapat disampaikan kepada pendengar sebelum inti ceramah diuraikan. Metode ceramah dapat berupa tata cara kapan pendengar boleh mengajukan pertanyaan dan bagaimana prosedurnya.

e.     Media Ceramah

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi ceramah kepada pendengar. Kegiatan ceramah bisa dilakukan melalui media televisi, surat kabar, majalah, buku, lagu, dan internet.

2.     Struktur Teks Ceramah

a.     Pembukaan

Pembukaan berisi salam pembuka, sapaan, menanyakan keadaan, ucapan syukur, ucapan terima kasih atas kesempatan penceramah berbicara kepada pendengar, dan harapan.

b.     Isi

1)    Pengantar materi

Pengantar menuju materi ceramah berisi penyampaian judul ceramah, tema materi yang akan dibahas dan pentingnya materi tersebut. Penceramah juga dapat menyampaikan metode ceramah, kapan pendengar boleh mengajukan pertanyaan, dan bagaimana prosedur penyampaian pertanyaan.

2)    Materi inti

Materi inti berisi penyampaian isi materi ceramah dengan uraian secara lengkap dan jelas.

c.     Penutup

Penutup ceramah biasanya berisi simpulan, ucapan terima kasih, permohonan maaf kepada pendengar, dan salam penutup. Simpulan ceramah berisi ringkasan atau garis besar isi ceramah yang disampaikan agar pendengar memperoleh pemahaman tentang materi ceramah tersebut.

3.     Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah

a.     Kalimat Imperatif

Uraian isi ceramah biasanya mengandung kalimat-kalimat yang berisi perintah, larangan, permintaan, ajakan, dan harapan. Kalimat-kalimat tersebut dapat digolongkan dalam kalimat imperatif. Kalimat imperatif adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif diakhiri tanda seru.

Jenis kalimat imperatif atau kalimat perintah dapat diuraikan sebagai berikut.

1)    Perintah biasa

Kalimat perintah biasa adalah kalimat perintah yang menggunakan intonasi yang bervariasi, mulai dari perintah yang lunak sampai dengan yang sangat keras.

Contoh:

Jadilah tokoh pemuda yang mendunia!

2)    Permintaan

Kalimat imperatif permintaan merupakan kalimat perintah halus karena orang yang menyuruh bersikap merendah. Kalimat permintaan biasanya menggunakan kata tolong.

Contoh:

Tolong sampaikan permintaan maaf saya kepada Lisa!

3)    Mengizinkan

Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.

Contoh:

Silakan menunggu antrean dengan tertib!

4)    Ajakan

Kalimat imperatif ajakan merupakan kalimat perintah yang didahului oleh kata-kata ajakan, seperti marilah, baiklah, dan ayo.

Contoh:

Ayo, terapkan hidup sehat!

5)    Bersyarat

Kalimat imperatif bersyarat adalah kalimat perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu.

Contoh:

Bantulah fakir miskin, pasti beban Anda akan berkurang!

6)    Sindiran

Kalimat imperatif sindiran adalah kalimat perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintah tidak akan mampu melaksanakan yang diperintahkan.

Contoh:

Masukkan tangan Anda ke dalam tumpukan es itu jika ingin merasakan beku!

7)    Larangan

Kalimat imperatif larangan merupakan kalimat perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu. Pada umumnya kalimat ini menggunakan kata dilarang atau jangan.

Contoh:

Jangan rebut, kakakmu sedang belajar!

8)    Saran

Kalimat perintah yang bermakna menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata seharusnya dan sebaiknya.

Contoh:

Sebaiknya Anda belajar menghargai orang yang sedang berbicara.

b.     Kata Ganti

Dalam ceramah biasa digunakan kata ganti orang pertama tunggal dan orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yaitu saya dan aku. Penceramah yang mengatasnamakan kelompok dapat menggunakan kata ganti kami. Kata sapaan yang sering digunakan, misalnya hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara.

c.     Kata-Kata Teknis/Peristilahan

Kata-kata teknis atau peristilahan biasa digunakan dalam ceramah. Kata-kata teknis atau peristilahan tersebut berhubungan dengan topik yang dibahas. Apabila ceramah tersebut membahas masalah medis, istilah atau kata yang muncul, misalnya anemia, diabetes, kanker, dan kronis.

d.     Kata Kerja Mental

Kata kerja mental adalah kata kerja yang terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, dan kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindra. Kata kerja afeksi berkaitan dengan perasaan psikologis, seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Kata kerja kognisi berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, memahami, memperkirakan, dan menduga.

e.     Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang memiliki hubungan bertingkat antar klausa atau kalimat yang membentuknya. Artinya, kalimat yang satu menerangkan kalimat yang lain. Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat merupakan bagian yang dianggap lebih tinggi kedudukannya daripada anak kalimat.

Berikut jenis dan contoh kalimat majemuk bertingkat.

1)    Hubungan ‘waktu’

Kalimat majemuk hubungan waktu menunjukkan adanya hubungan waktu antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung sejak, ketika, sebelum, sementara, hingga, selama, sesudah, sampai, sambil.

2)    Hubungan ‘syarat’

Kalimat majemuk hubungan syarat menyatakan bahwa anak kalimat sebagai syarat terlaksananya induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung jika, kalau, asalkan, apabila.

3)    Hubungan ‘pengandaian’

Kalimat majemuk hubungan pengandaian menyatakan bahwa anak kalimat sebagai andaian atau impian jika terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seandainya, andaikan, sekiranya.

4)    Hubungan ‘tujuan’

Kalimat majemuk hubungan tujuan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai tujuan atau harapan terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu agar, supaya, biar, untuk.

5)    Hubungan ‘konsesif’

Kalimat majemuk hubungan konsesif menyatakan bahwa anak kalimat tidak akan mengubah yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung walaupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun.

6)    Hubungan ‘perbandingan’

Kalimat majemuk hubungan perbandingan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai perbandingan atau mirip dengan induk kalimat. Kalimat majemuk ini menggunakan kata penghubung seperti, ibarat, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih.

7)    Hubungan ‘sebab’ atau ‘alasan’

Kalimat majemuk hubungan sebab atau alasan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai sebab atau alasan terjadinya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu sebab, karena, akibat, oleh karena.

8)    Hubungan ‘akibat’ atau ‘hasil’

Kalimat majemuk hubungan akibat atau hasil menyatakan bahwa anak kalimat sebagai hasil atau akibat yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang menandai yaitu sehingga, sampai, maka, sampai-sampai.

9)    Hubungan ‘cara’

Kalimat majemuk hubungan cara menyatakan bahwa anak kalimat sebagai cara pelaksanaan dari yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai kata penghubung dengan, tanpa.

10) Hubungan ‘sangkalan’

Kalimat majemuk hubungan sangkalan menyatakan bahwa anak kalimat merupakan penyangkalan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seolah-olah, sekan-akan.

11) Hubungan ‘kenyataan’

Kalimat majemuk hubungan kenyataan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai kenyataan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yaitu digunakan yaitu padahal, sedangkan.

12) Hubungan ‘penjelasan’ atau ‘komplementasi’

Kalimat majemuk hubungan penjelasan atau komplementasi menyatakan bahwa anak kalimat melengkapi yang dinyatakan dalam verba induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung bahwa.

13) Hubungan ‘atributif’

Kata majemuk hubungan atributif menyatakan bahwa anak kalimat sebagai atribut atau pewatas yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung yang.

14) Hubungan ‘lebih’

Kalimat majemuk hubungan lebih menyatakan bahwa anak kalimat melebihi yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan kalimat majemuk ini adalah bahkan.

15) Hubungan ‘pengecualian’

Kalimat majemuk hubungan pengecualian menyatakan bahwa anak kalimat merupakan pengecualian dari pernyataan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu kecuali, selain.

 Simpulan Isi Ceramah

Mendengarkan ceramah tidak hanya membutuhkan konsentrasi sepanjang ceramah berlangsung. Materi ceramah biasanya berisi aspek-aspek penting. Namun, dari aspek-aspek penting tersebut ada yang bisa dicatat sebagai inti atau pokok-pokok isi ceramah. Selain catatan tentang pokok-pokok ceramah itu sangat berguna, mencatat pada saat mendengarkan ceramah bisa menjadi sarana menjaga keilmiahan ceramah.

Pada akhir mendengarkan ceramah, pendengar harus dapat membuat simpulan tentang isi ceramah yang telah didengarkan. Kegiatan ini tentu dilakukan sebagai pengukur apakah ceramah yang disimak dapat dipahami atau tidak. Kegiatan menyimpulkan isi ceramah diawali dari hasil catatan pokok isi ceramah dan membuat simpulannya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menyimpulkan isi ceramah sebagai berikut.

1.     Simpulan harus memuat seluruh pokok ceramah.

2.     Simpulan tidak menyimpang dari isi ceramah.

3.     Simpulan bukan komentar, melainkan ringkasan isi ceramah.

 Penyusunan Teks Ceramah

1.     Topik Ceramah

Topik teks ceramah adalah pokok pembicaraan dalam ceramah. Topik berisi sesuatu yang menarik perhatian umum yang layak dibicarakan. Topik yang dapat digunakan dalam penyusunan teks ceramah, antara lain:

a.     masalah pendidikan budi pekerti;

b.     peristiwa aktual;

c.     pengalaman pribadi;

d.     isu budaya;

e.     permasalahan sosial; dan

f.      permasalahan remaja.

2.     Tujuan Teks Ceramah

Tujuan adalah maksud atau arah yang akan dituju. Di dalam teks ceramah ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ceramah, yaitu memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Ceramah informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar, misalnya ceramah tentang peranan para pelajar pada masa kemerdekaan. Ceramah persuasif ditujukan agar pendengar memercayai, menyetujui, atau mengikuti ajakan pembicara, misalnya ceramah tentang cara menjaga kesehatan lingkungan. Ceramah rekreatif bertujuan agar pendengar merasa terhibur dengan humor atau anekdot yang memancing tertawa pendengar. Tujuan khusus ceramah merupakan perincian dari tujuan umum. Tujuan umum lebih informatif, jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.

3.     Kerangka Teks Ceramah

Penyajian ceramah sama dengan pidato yaitu secara lisan. Sebelum menyampaikan ceramah, hal yang perlu dilakukan adalah menyusun kerangka ceramah. Kerangka ceramah dapat disusun sebagai berikut.

a.     Menentukan tema ceramah berdasarkan topik.

b.     Menulis pokok-pokok isi ceramah.

c.     Mengembangkan pokok-pokok isi ceramah menjadi paragraf-paragraf padu.

Menyusun ceramah juga dapat dilakukan dengan cara membaca sebuah buku pengayaan (nonfiksi). Butir-butir penting atau pokok-pokok isi dalam buku tersebut dicatat secara runtut. Kemudian, kerangka isi ceramah disusun berdasarkan butir-butir penting dari buku tersebut. Selanjutnya, susunan kerangka ceramah tersebut dikembangkan menjadi teks ceramah.

4.     Pengembangan Kerangka Teks Ceramah

Cara menyusun ceramah sebagai berikut.

a.    Mengembangkan kalimat-kalimat gagasan pokok yang telah dicatat menjadi paragraf-paragraf.

b.   Menyusun paragraf-paragraf menjadi susunan atau struktur teks ceramah yang berisi pendahuluan, isi, penutup.

c.     Mencermati kembali hasil susunan teks ceramah dan merevisi jika ada kekeliruan, baik dalam ejaan, tanda baca, maupun konstruksi kalimat.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks ceramah sebagai berikut.

a.     Mengkaji bahan secara kritis.

b.     Meninjau kelayakan bahan dengan audiensi.

c.     Meninjau bahan agar tidak menimbulkan pro dan kontra.

d.     Menyusun sistematika bahan ceramah.

e.     Menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.


No comments:

Post a Comment

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...