Ceramah
Ceramah
termasuk salah satu seni berbicara di depan khalayak umum. Selain ceramah, ada
seni berbicara lain seperti pidato, khutbah, dan dialogika (berdiskusi).
Kepandaian seseorang berbicara merupakan instrumen utama untuk memengaruhi
massa. Nah, jadi apa itu ceramah? Mari kita lihat perbedaan ceramah dengan seni
berbicara lainnya.
Definisi Pidato
Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif, yakni bersifat ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu.
Definisi Khotbah
Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan.
Definisi Sambutan
Sambutan adalah pidato singkat yang disampaikan pada
pembukaan suatu acara atau kegiatan.
Definisi Ceramah
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar
mengenai suatu hal atau pengetahuan. Ceramah juga berarti penuturan bahan pembelajaran
secara lisan. Secara umum, ceramah mempunyai pengertian tentang suatu kegiatan
berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada
pendengar tertentu. Jadi, ceramah adalah kegiatan berbicara untuk menguraikan
suatu objek tertentu atau pengetahuan di depan pendengar atau audiensi. Orang
yang menyampaikan ceramah harus memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan
audiensi atau pendengarnya.
Seorang penceramah harus bisa
menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam setiap ceramah agar
ceramah dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan
aspek-aspek, seperti suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, dan
mimik sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan. Selain
itu, seorang penceramah harus memiliki wawasan luas dalam bidangnya. Ceramah
biasanya berisi informasi yang menarik bagi pendengar atau audiensi. Seseorang yang
sedang mendengarkan ceramah membutuhkan konsentrasi sepanjang ceramah
berlangsung. Dengan demikian, ia dapat mengambil kesimpulan tentang isi
ceramah.
Dibandingkan pidato ataupun khotbah, ceramah merupakan bentuk berbicara di depan umum yang lebih menekankan pada penyampaian informasi daripada bujuk-membujuk. Oleh karena itu, setelah mendengarkan ceramah, pendengar diharapkan memperoleh informasi yang berguna bagi pengetahuan dan pemahaman tentang topik tertentu.
Jenis Ceramah
Ceramah dapat dibedakan menjadi dua jenis tujuan,
yaitu ceramah umum dan ceramah khusus.
1. Ceramah
umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada khalayak umum
atau masyarakat luas. Ceramah umum bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan
apa pun baik dari audiensi yang tua maupun yang muda, materinya tidak
ditentukan, dan sesuai dengan acara.
2. Ceramah khusus adalah ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasihat-nasihat kepada audiensi atau khalayak tertentu dan bersifat khusus secara materi. Ceramah khusus mempunyai batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiensi yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi yang menyesuaikan dengan keadaan.
Ciri-Ciri Ceramah
Ceramah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Biasanya
disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu tertentu.
2. Menginformasikan
topik yang dapat memperluas pengetahuan.
3. Ada
komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, berupa dialog, tanya jawab,
dan diskusi.
4. Ceramah
dapat disajikan menggunakan alat bantu.
5. Ceramah
memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran.
6. Ceramah
harus dapat menghidupkan suasana dengan mempergunakan gambar, cerita pendek,
atau kejadian-kejadian yang relevan agar dapat memancing perhatian pendengar.
7. Ceramah
harus memiliki tujuan yang jelas.
8. Ceramah
yang disampaikan harus dapat mencapai klimaks.
9. Ceramah
yang baik berisi sesuatu yang mengejutkan karena mungkin belum pernah
disampaikan atau belum pernah terjadi sebelumnnya.
10. Ceramah
harus dibatasi pada satu atau dua persoalan tertentu saja.
11. Ceramah
dapat mengandung humor agar dapat menghidupkan suasana dan memberi kesan yang
tidak terlupakan bagi pendengar.
Informasi dan Permasalahan Aktual dalam
Ceramah
Informasi merupakan pemberitahuan
atau pemberian kabar tentang sesuatu. Informasi sendiri muncul dari adanya
tuturan. Tuturan dalam hal ini terbagi menjadi dua jenis yaitu tuturan langsung
atau tuturan lisan dan tuturan tidak langsung atau bacaan.
Kegiatan mendengarkan ceramah sangat
menarik untuk dilakukan. Agar dapat mengetahui maksud dalam ceramah yang
disampaikan, Anda harus memahami informasi atau permasalahan dalam setiap
paparan yang disampaikan.
Memahami
informasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menyimak
ceramah yang didengar dengan saksama.
2. Mencatat
informasi yang menarik dalam setiap paparan dalam ceramah.
3. Menyusun
informasi yang menarik dalam bentuk kalimat atau paragraf sederhana.
Ciri-ciri dari informasi yang baik sebagai berikut.
1. Informasi
yang bersifat aktual, yaitu informasi yang memang sedang menjadi bahan
perbincangan pada waktu sekarang atau sedang hangat dibicarakan atau disebut
informasi terkini.
2. Bahasa
yang digunakan dalam penyampaian informasi adalah bahasa yang akurat, tepat,
padat, dan singkat.
3. Informasi
yang faktual, artinya informasi yang disampaikan didukung dengan fakta yang
kuat dan pasti kebenarannya.
4. Informasi
yang disampaikan memiliki daya tarik atau dalam disebut juga informasi yang
menarik.
Pokok-pokok
isi informasi merupakan hal-hal penting yang terdapat di dalam sebuah informasi
yang menjadi inti informasi yang disampaikan. Untuk bisa menemukan pokok-pokok
isi informasi diperlukan ketelitian dan kesigapan dari pendengar atau orang
yang bertugas mengumpulkan pokok-pokok informasi tersebut. Pokok-pokok isi
informasi sendiri bisa didapatkan dengan memperhatikan unsur-unsur 5W (apa,
siapa, kapan, di mana, mengapa) dan 1H (bagaimana) dalam penyampaian informasi
tersebut.
Permasalahan
aktual adalah sebuah peristiwa yang betul-betul terjadi dan sedang menjadi
pembicaraan orang banyak. Setiap permasalahan aktual memiliki inti sari atau
bagian penting yang menjadi pokok persoalan. Bagian-bagian penting tersebut
dapat digunakan sebagai bahan ceramah.
Tujuan Teks Ceramah
1. Informatif/instruktif,
artinya untuk memberikan informasi kepada pendengar mengenai suatu hal sehingga
pendengar dapat memahami atau mengerti isi informasi dengan jelas dan benar.
2. Persuasif,
artinya mengajak pendengar supaya mengikuti apa yang telah pembicara sampaikan
agar keyakinan pendengar semakin bertambah untuk melakukan sesuatu ke arah yang
lebih baik lagi.
3. Argumentatif,
artinya untuk meyakinkan pendengar mengenai suatu hal.
4. Deskriptif,
artinya untuk menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan.
5. Rekreatif,
artinya untuk menghibur atau menggembirakan pendengar agar merasa puas.
6. Naratif,
artinya untuk menceritakan sesuatu hal kepada pendengar.
Jenis-jenis Informasi
Jenis-jenis informasi
dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Informasi
berdasarkan fungsi dan keadaan
Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan
ialah informasi yang bergantung pada materi dan kegunaan. Jenis informasi ini
sebagai berikut.
a. Informasi
yang menambah pengetahuan, misalnya tulisan tentang pergantian kurikulum,
pendidikan, dan bencana alam.
b. Informasi
yang mengajari pembaca, misalnya Teknik membaca yang baik, cara memasak
sesuatu, dan cara bercocok tanam.
c. Informasi
yang hanya menyenangkan pembaca (fiksional), misalnya cerita pendek, karikatur,
dan komik.
2. Informasi
berdasarkan format penyajian
Informasi berdasarkan format penyajian
yaitu informasi yang bergantung pada bentuk penyajian informasi. Bentuk
penyajian informasi biasanya dalam bentuk tulisan, gambar, atau lisan. Bentuk
informasi beripa tulisan misalnya berita, artikel, karangan, resensi, karya
fiksi, dan kolom. Bentuk informasi berupa gambar misalnya ilustrasi, foto,
karikatur, dan animasi. Bentuk informasi lisan misalnya pidato, ceramah, dan
khotbah.
3. Informasi
berdasarkan lokasi peristiwa
Informasi berdasarkan lokasi persitiwa,
yaitu informasi yang bergantung pada tempat kejadian peristiwa berlangsung.
Informasi berdasarkan lokasi peristiwa dapat dibagi menjadi informasi daerah,
nasional, dan mancanegara.
4. Informasi
berdasarkan bidang kehidupan
Informasi berdasarkan bidang kehidupan
yaitu informasi yang bergantung pada bidang-bidang kehidupan yang ada.
Bidang-bidang kehidupan tersebut antara lain pendidikan, olahraga, musik,
sastra, budaya, dan iptek.
5. Informasi
berdasarkan kepentingan
Informasi berdasarkan kepentingan dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Informasi
yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.
b. Informasi
yang menyangkut perubahan dan pengaruh pada kehidupan pembaca.
c. Informasi
tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
d. Informasi
tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.
6. Informasi
berdasarkan penyampaian
Informasi berdasarkan penyampaian dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Informasi
yang disediakan secara berkala.
b. Informasi
yang disediakan secara tiba-tiba.
c. Informasi
yang disediakan setiap saat.
d. Informasi
yang dikecualikan.
e. Informasi
yang diperoleh berdasarkan permintaan.
Tanggapan terhadap Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Ceramah
Menanggapi
merupakan kegiatan kritis mengkaji isi suatu uraian yang dibaca atau didengar.
Tanggapan terhadap isi ceramah dapat berupa pertanyaan, ungkapan, persetujuan,
penolakan, kritik, saran, pujian, atau sanggahan. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam menanggapi teks ceramah sebagai berikut.
a. Menyimak
ceramah yang didengar dengan saksama sehingga bisa menangkap informasi secara
utuh.
b. Mencatat
pokok-pokok isi ceramah.
c. Memberikan
tanggapan terhadap materi ceramah baik berupa kritik, saran, sanggahan, pujian,
persetujuan, maupun penolakan. Tanggapan harus disertai alasan dan bukti yang
logis.
Bagian-Bagian Penting Teks Ceramah
1. Permasalahan
Ketika akan memulai sebuah ceramah, hal utama yang harus dipersiapkan adalah permasalahan yang akan dijadikan topik pembicaraan. Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan ataupun pandangan umum penulis terhadap suatu permasalahan, kalian dapat melihatnya pada bagian awal teks tersebut. Biasanya, penulis akan memaparkan informasi yang menjadi titik utama permasalahannya.
2. Argumentasi
Agar permasalahan yang disampaikan tidak melebar dan/ atau menimbulkan kesalahpahaman bagi pendengar/pembaca, penulis akan berusaha mengajukan argumen yang logis. Argumen tersebut tentu saja bisa berupa pendapat dan fakta.
a. Pendapat
Pendapat atau opini merupakan buah pemikiran penulis mengenai suatu permasalahan atau hal yang diperbincangkan dalam teks ceramah tersebut.
b. Fakta
Fakta-fakta yang disajikan penulis atau penceramah bisa berupa kutipan dari tokoh, instansi, ataupun lembaga yang kompetensinya sesuai dengan permasalahan yang dikupas.
c. Saran
Sebagai penutup, penulis umumnya memberikan penegasan atas pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini penulis dapat memberikan kesan atau rekomendasi, baik berupa ajakan maupun nasihat untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan.
Mengonstruksi Informasi dalam Ceramah
Mengonstruksi informasi
dalam teks ceramah dapat dilakukan dengan menceritakan kembali atau memberi
tanggapan teks tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang dapat kita lakukan
adalah komentar. Dengan memberikan komentar secara tidak langsung kita telah mengonstruksi
(membangun kembali) informasi dalam teks tersebut karena komentar tentu
berlandaskan informasi. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memberi
komentar, yaitu bentuk, isi, dan cara menyampaikannya.
1. Mengenali
Konteks
Mengenali konteks berarti mengenal peserta
ceramah dan situasinya. Isu atau topik yang disampaikan tentu akan berbeda jika
audiensinya berbeda pula. Sebagai contoh, topik untuk siswa akan berbeda dengan
topik untuk orang dewasa. Demikian pula dengan situasinya. Gaya ceramah yang
akan disampaikan tentu akan berbeda antara gaya berceramah dalam situasi resmi
dan suasana santai.
2. Menentukan
Topik
a. Sesuai
dengan latar belakang dan pengetahuan pendengar.
b. Menarik
minat.
c. Ruang
lingkup jelas dan spesifik.
d. Sesuai
dengan waktu dan situasi.
3. Menyusun
Kerangka Ceramah
Kerangka ceramah memuat pokok-pokok materi
yang akan diceramahkan. Kerangka akan memudahkan kita dalam menyusun ceramah.
Ceramah lebih sistematis, pengulangan pembahasan dapat dihindari, serta
pengumpulan data dan sumber-sumber menjadi lebih terukur. Adapun kerangka
ceramah yang baik memiliki ciri-ciri berikut.
a. Meliputi
tiga bagian pokok, yakni pengenalan isu, rangkaian argumen, dan penegasan
kembali.
b. Mengungkapkan
maksud yang jelas.
c. Setiap
bagian dalam kerangka hanya mengandung satu gagasan.
d. Bagian-bagian
dalam kerangka karangan harus tersusun secara logis.
4. Mengumpulkan
dan memilih bahan
a. Pilihlah
materi yang aktual (sedang hangat diperbincangkan).
b. Pisahkan
materi pokok dengan materi penunjang.
c. Usahakan
materi padat sehingga ceramah tidak terlalu lama dan membosankan.
Isi, Struktur, dan Kebahasaan Ceramah
1. Unsur-Unsur
Ceramah
Unsur-unsur ceramah disebut juga komponen
ceramah. Komponen ceramah dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Penceramah
Seorang penceramah harus mengetahui tugas
dan memiliki bekal sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.
b. Pendengar
atau Audiensi
Pendengar atau audiensi merupakan penerima
uraian atau penjelasan dalam kegiatan ceramah. Audiensi biasanya dikelompokkan
berdasarkan segi intelektualitas, situs ekonomi, status sosial, pendidikan,
jenis kelamin, agama, ataupun komunitas tertentu.
c. Materi
Penceramah harus memiliki bahan yang tepat
atau menarik agar pendengar tertarik dan sesuai dengan pokok acara. Materi yang
akan disampaikan harus betul-betul dikuasai. Materi hendaknya disusun secara
sistematis dan mempunyai satu kesatuan hubungan sehingga pembahasan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Metode
Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada pendengar yang umumnya pasif.
Metode ceramah dapat disampaikan kepada pendengar sebelum inti ceramah
diuraikan. Metode ceramah dapat berupa tata cara kapan pendengar boleh
mengajukan pertanyaan dan bagaimana prosedurnya.
e. Media
Ceramah
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi ceramah kepada pendengar. Kegiatan ceramah bisa dilakukan melalui media televisi, surat kabar, majalah, buku, lagu, dan internet.
2. Struktur
Teks Ceramah
a. Pembukaan
Pembukaan berisi salam pembuka, sapaan, menanyakan
keadaan, ucapan syukur, ucapan terima kasih atas kesempatan penceramah
berbicara kepada pendengar, dan harapan.
b. Isi
1) Pengantar
materi
Pengantar menuju materi ceramah berisi
penyampaian judul ceramah, tema materi yang akan dibahas dan pentingnya materi
tersebut. Penceramah juga dapat menyampaikan metode ceramah, kapan pendengar
boleh mengajukan pertanyaan, dan bagaimana prosedur penyampaian pertanyaan.
2) Materi
inti
Materi inti berisi penyampaian isi materi
ceramah dengan uraian secara lengkap dan jelas.
c. Penutup
Penutup ceramah biasanya berisi simpulan,
ucapan terima kasih, permohonan maaf kepada pendengar, dan salam penutup.
Simpulan ceramah berisi ringkasan atau garis besar isi ceramah yang disampaikan
agar pendengar memperoleh pemahaman tentang materi ceramah tersebut.
3. Kaidah
Kebahasaan dalam Teks Ceramah
a. Kalimat
Imperatif
Uraian isi ceramah biasanya mengandung
kalimat-kalimat yang berisi perintah, larangan, permintaan, ajakan, dan
harapan. Kalimat-kalimat tersebut dapat digolongkan dalam kalimat imperatif. Kalimat
imperatif adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada seseorang
atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif diakhiri tanda
seru.
Jenis kalimat imperatif atau kalimat
perintah dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Perintah
biasa
Kalimat perintah biasa adalah kalimat
perintah yang menggunakan intonasi yang bervariasi, mulai dari perintah yang
lunak sampai dengan yang sangat keras.
Contoh:
Jadilah tokoh pemuda yang mendunia!
2) Permintaan
Kalimat imperatif permintaan merupakan
kalimat perintah halus karena orang yang menyuruh bersikap merendah. Kalimat
permintaan biasanya menggunakan kata tolong.
Contoh:
Tolong sampaikan permintaan maaf saya
kepada Lisa!
3) Mengizinkan
Kalimat imperatif mengizinkan adalah
kalimat perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan
pemberian izin.
Contoh:
Silakan menunggu antrean dengan tertib!
4) Ajakan
Kalimat imperatif ajakan merupakan kalimat
perintah yang didahului oleh kata-kata ajakan, seperti marilah, baiklah, dan
ayo.
Contoh:
Ayo, terapkan hidup sehat!
5) Bersyarat
Kalimat imperatif bersyarat adalah kalimat
perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu.
Contoh:
Bantulah fakir miskin, pasti beban Anda
akan berkurang!
6) Sindiran
Kalimat imperatif sindiran adalah kalimat
perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintah tidak akan
mampu melaksanakan yang diperintahkan.
Contoh:
Masukkan tangan Anda ke dalam tumpukan es
itu jika ingin merasakan beku!
7) Larangan
Kalimat imperatif larangan merupakan
kalimat perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu. Pada umumnya
kalimat ini menggunakan kata dilarang atau jangan.
Contoh:
Jangan rebut, kakakmu sedang belajar!
8) Saran
Kalimat perintah yang bermakna menyuruh
atau meminta seseorang melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat
ini ditandai dengan kata seharusnya dan sebaiknya.
Contoh:
Sebaiknya Anda belajar menghargai orang
yang sedang berbicara.
b. Kata
Ganti
Dalam ceramah biasa digunakan kata ganti
orang pertama tunggal dan orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang
pertama, yaitu saya dan aku. Penceramah yang mengatasnamakan kelompok dapat
menggunakan kata ganti kami. Kata sapaan yang sering digunakan, misalnya
hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara.
c. Kata-Kata
Teknis/Peristilahan
Kata-kata teknis atau peristilahan biasa
digunakan dalam ceramah. Kata-kata teknis atau peristilahan tersebut
berhubungan dengan topik yang dibahas. Apabila ceramah tersebut membahas
masalah medis, istilah atau kata yang muncul, misalnya anemia, diabetes,
kanker, dan kronis.
d. Kata
Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata kerja yang
terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, dan kognisi. Kata
kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindra. Kata kerja
afeksi berkaitan dengan perasaan psikologis, seperti marah, sedih, khawatir,
dan senang. Kata kerja kognisi berkaitan dengan proses memahami sesuatu,
seperti berpikir, mengerti, memahami, memperkirakan, dan menduga.
e. Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat
majemuk yang memiliki hubungan bertingkat antar klausa atau kalimat yang
membentuknya. Artinya, kalimat yang satu menerangkan kalimat yang lain. Dalam
kalimat majemuk bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Induk
kalimat merupakan bagian yang dianggap lebih tinggi kedudukannya daripada anak
kalimat.
Berikut jenis dan contoh kalimat majemuk
bertingkat.
1) Hubungan
‘waktu’
Kalimat majemuk hubungan waktu menunjukkan
adanya hubungan waktu antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat majemuk
ini ditandai dengan kata penghubung sejak, ketika, sebelum, sementara,
hingga, selama, sesudah, sampai, sambil.
2) Hubungan
‘syarat’
Kalimat majemuk hubungan syarat menyatakan
bahwa anak kalimat sebagai syarat terlaksananya induk kalimat. Kalimat majemuk
ini ditandai dengan kata penghubung jika, kalau, asalkan, apabila.
3) Hubungan
‘pengandaian’
Kalimat majemuk hubungan pengandaian
menyatakan bahwa anak kalimat sebagai andaian atau impian jika terlaksananya
induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seandainya, andaikan,
sekiranya.
4) Hubungan
‘tujuan’
Kalimat majemuk hubungan tujuan menyatakan
bahwa anak kalimat sebagai tujuan atau harapan terlaksananya induk kalimat.
Kata penghubung yang digunakan yaitu agar, supaya, biar, untuk.
5) Hubungan
‘konsesif’
Kalimat majemuk hubungan konsesif
menyatakan bahwa anak kalimat tidak akan mengubah yang dinyatakan dalam induk
kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung walaupun,
meskipun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun.
6) Hubungan
‘perbandingan’
Kalimat majemuk hubungan perbandingan
menyatakan bahwa anak kalimat sebagai perbandingan atau mirip dengan induk
kalimat. Kalimat majemuk ini menggunakan kata penghubung seperti, ibarat,
laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih.
7) Hubungan
‘sebab’ atau ‘alasan’
Kalimat majemuk hubungan sebab atau alasan
menyatakan bahwa anak kalimat sebagai sebab atau alasan terjadinya induk
kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu sebab, karena, akibat, oleh
karena.
8) Hubungan
‘akibat’ atau ‘hasil’
Kalimat majemuk hubungan akibat atau hasil
menyatakan bahwa anak kalimat sebagai hasil atau akibat yang dinyatakan dalam
induk kalimat. Kata penghubung yang menandai yaitu sehingga, sampai, maka,
sampai-sampai.
9) Hubungan
‘cara’
Kalimat majemuk hubungan cara menyatakan
bahwa anak kalimat sebagai cara pelaksanaan dari yang dinyatakan dalam induk
kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai kata penghubung dengan, tanpa.
10) Hubungan
‘sangkalan’
Kalimat majemuk hubungan sangkalan
menyatakan bahwa anak kalimat merupakan penyangkalan yang dinyatakan dalam
induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seolah-olah, sekan-akan.
11) Hubungan
‘kenyataan’
Kalimat majemuk hubungan kenyataan
menyatakan bahwa anak kalimat sebagai kenyataan yang dinyatakan dalam induk
kalimat. Kata penghubung yaitu digunakan yaitu padahal, sedangkan.
12) Hubungan
‘penjelasan’ atau ‘komplementasi’
Kalimat majemuk hubungan penjelasan atau
komplementasi menyatakan bahwa anak kalimat melengkapi yang dinyatakan dalam
verba induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung bahwa.
13) Hubungan
‘atributif’
Kata majemuk hubungan atributif menyatakan
bahwa anak kalimat sebagai atribut atau pewatas yang dinyatakan dalam induk
kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung yang.
14) Hubungan
‘lebih’
Kalimat majemuk hubungan lebih menyatakan
bahwa anak kalimat melebihi yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata
penghubung yang digunakan kalimat majemuk ini adalah bahkan.
15) Hubungan
‘pengecualian’
Kalimat majemuk hubungan pengecualian
menyatakan bahwa anak kalimat merupakan pengecualian dari pernyataan dalam
induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu kecuali, selain.
Simpulan Isi Ceramah
Mendengarkan
ceramah tidak hanya membutuhkan konsentrasi sepanjang ceramah berlangsung.
Materi ceramah biasanya berisi aspek-aspek penting. Namun, dari aspek-aspek
penting tersebut ada yang bisa dicatat sebagai inti atau pokok-pokok isi
ceramah. Selain catatan tentang pokok-pokok ceramah itu sangat berguna,
mencatat pada saat mendengarkan ceramah bisa menjadi sarana menjaga keilmiahan
ceramah.
Pada
akhir mendengarkan ceramah, pendengar harus dapat membuat simpulan tentang isi ceramah
yang telah didengarkan. Kegiatan ini tentu dilakukan sebagai pengukur apakah
ceramah yang disimak dapat dipahami atau tidak. Kegiatan menyimpulkan isi
ceramah diawali dari hasil catatan pokok isi ceramah dan membuat simpulannya.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menyimpulkan isi ceramah sebagai
berikut.
1. Simpulan
harus memuat seluruh pokok ceramah.
2. Simpulan
tidak menyimpang dari isi ceramah.
3. Simpulan
bukan komentar, melainkan ringkasan isi ceramah.
Penyusunan Teks Ceramah
1. Topik
Ceramah
Topik teks ceramah adalah
pokok pembicaraan dalam ceramah. Topik berisi sesuatu yang menarik perhatian
umum yang layak dibicarakan. Topik yang dapat digunakan dalam penyusunan teks
ceramah, antara lain:
a. masalah
pendidikan budi pekerti;
b. peristiwa
aktual;
c. pengalaman
pribadi;
d. isu
budaya;
e. permasalahan
sosial; dan
f. permasalahan
remaja.
2. Tujuan
Teks Ceramah
Tujuan adalah maksud atau
arah yang akan dituju. Di dalam teks ceramah ada dua macam tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ceramah, yaitu memberitahukan (informatif),
memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Ceramah informatif ditujukan
untuk menambah pengetahuan pendengar, misalnya ceramah tentang peranan para
pelajar pada masa kemerdekaan. Ceramah persuasif ditujukan agar pendengar
memercayai, menyetujui, atau mengikuti ajakan pembicara, misalnya ceramah
tentang cara menjaga kesehatan lingkungan. Ceramah rekreatif bertujuan agar
pendengar merasa terhibur dengan humor atau anekdot yang memancing tertawa
pendengar. Tujuan khusus ceramah merupakan perincian dari tujuan umum. Tujuan
umum lebih informatif, jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.
3. Kerangka
Teks Ceramah
Penyajian ceramah sama
dengan pidato yaitu secara lisan. Sebelum menyampaikan ceramah, hal yang perlu
dilakukan adalah menyusun kerangka ceramah. Kerangka ceramah dapat disusun
sebagai berikut.
a. Menentukan
tema ceramah berdasarkan topik.
b. Menulis
pokok-pokok isi ceramah.
c. Mengembangkan
pokok-pokok isi ceramah menjadi paragraf-paragraf padu.
Menyusun ceramah juga
dapat dilakukan dengan cara membaca sebuah buku pengayaan (nonfiksi).
Butir-butir penting atau pokok-pokok isi dalam buku tersebut dicatat secara
runtut. Kemudian, kerangka isi ceramah disusun berdasarkan butir-butir penting
dari buku tersebut. Selanjutnya, susunan kerangka ceramah tersebut dikembangkan
menjadi teks ceramah.
4. Pengembangan
Kerangka Teks Ceramah
Cara menyusun ceramah sebagai berikut.
a. Mengembangkan
kalimat-kalimat gagasan pokok yang telah dicatat menjadi paragraf-paragraf.
b. Menyusun
paragraf-paragraf menjadi susunan atau struktur teks ceramah yang berisi
pendahuluan, isi, penutup.
c. Mencermati
kembali hasil susunan teks ceramah dan merevisi jika ada kekeliruan, baik dalam
ejaan, tanda baca, maupun konstruksi kalimat.
Aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks ceramah sebagai berikut.
a. Mengkaji
bahan secara kritis.
b. Meninjau
kelayakan bahan dengan audiensi.
c. Meninjau
bahan agar tidak menimbulkan pro dan kontra.
d. Menyusun
sistematika bahan ceramah.
e. Menguasai
bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.
No comments:
Post a Comment