Thursday, September 15, 2022

Teks Anekdot-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas X Ganjil

Teks Anekdot

Definisi Anekdot

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Orang-orang penting yang diceritakan dalam anekdot bermacam-macam, seperti tokoh politik, sosial, dan agama. Sementara itu, peristiwa yang diceritakan dalam sebuah anekdot merupakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seiring perkembangan zaman anekdot juga digunakan untuk menceritakan tokoh dan peristiwa fiktif.

Anekdot mengandung humor. Humor dalam anekdot dibentuk dibentuk dengan kelucuan atau kekonyolan tokoh. Tindakan ataupun ucapan tokoh menimbulkan humor karena adanya peristiwa ganjil yang mendasarinya. Humor juga dapat diciptakan melalui permainan kata, makna, ataupun pelesetan terhadap suatu kata ataupun frasa

Humor dalam anekdot bukan hanya bersifat menghibur. Biasanya, dalam humor suatu anekdot terdapat kritik atau sindiran yang disampaikan secara halus dalam cerita. Bagian penyampaian kritik ataupun humor dalam anekdot dapat ditemui pada bagian krisis dan reaksi. Pada kedua bagian itulah, biasanya amanat juga disampaikan oleh penulis anekdot.

Sifat anekdot yang dikemas dalam cerita humor sangat tepat sebagai sarana penyampaian kritik kepada suatu kebijakan atau masalah sosial yang terjadi. Sindiran yang disampaikan dalam cerita humor membuat pihak yang dikritik cenderung tidak marah. Meskipun demikian, pihak yang dikritik menyadari arah kritikan tersebut sehingga dapat melakukan perubahan-perubahan dalam kebijakannya. Selain mengkritik, anekdot juga bertujuan menyampaikan nasihat. Nasihat dalam teks anekdot dikemas dalam bentuk humor melalui pesan tersirat.

Ciri-Ciri Anekdot

Anekdot merupakan jenis teks narasi. Namun, ada beberapa aspek yang membedakan anekdot dengan teks cerita narasi lainnya. Berikut beberapa ciri teks anekdot yang membedakannya dengan jenis teks lainnya.

a.   Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.

b.  Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.

c.     Bersifat menyindir, artinya isi dalam teks anekdot terkadang menyindir sebagian kelompok tertentu.

d.  Menceritakan orang penting, seperti pejabat ataupun tokoh terkenal, tetapi bisa juga menceritakan orang biasa.

e.     Memiliki tujuan tertentu.

f.      Kisah-kisah yang disajikan hampir menyerupai dongeng.

g.     Menceritakan karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

Jenis Anekdot

1.     Berdasarkan Sifat Peristiwanya

a.     Anekdot Nonfiksi

Anekdot nonfiksi adalah anekdot yang menceritakan peristiwa nyata dengan tokoh dan latar sebenarnya. Faktanya, sulit membuktikan bahwa sebuah anekdot berasal dari kisah nyata atau bukan. Namun, kesulitan tersebut tidak berarti bahwa anekdot nonfiksi tidak ada. Pengalaman lucu dalam kehidupan sehari-hari dapat diceritakan kembali sesuai kenyataan sebenarnya.

b.     Anekdot Fiksi

Anekdot fiksi adalah anekdot yang menceritkan kisah fiksi atau khayal. Anekdot fiksi menggunakan tokoh rekaan atau latar rekaan. Akan tetapi, kadang-kadang terdapat anekdot dengan tokoh bukan rekaan. Namun, latar yang digunakan anekdot tersebut bersifat fiktif. Sebaliknya, kadang-kadang digunakan latar bukan rekaan atau benar-benar ada. Namun, pada anekdot tersebut tokoh yang digunakan bersifat fiktif.

2.     Berdasarkan Tokoh

a.     Anekdot Tokoh Terkenal

Anekdot tokoh terkenal adalah anekdot yang menceritakan kisah orang-orang terkenal. Orang terkenal yang dimaksud dapat bersifat nonfiksi atau fiksi. Anekdot tokoh terkenal dibagi menjadi anekdot tokoh terkenal nonfiksi dan anekdot tokoh terkenal fiksi.

1)    Anekdot Tokoh Terkenal Nonfiksi

Anekdot tokoh terkenal nonfiksi bersumber dari kisah-kisah nyata yang dilakoni oleh tokoh-tokoh terkenal. Anekdot ini sering diceritakan sendiri oleh tokoh bersangkutan atau oleh orang lain yang mengetahui kejadian sebenarnya.

2)    Anekdot Tokoh Terkenal Fiksi

Anekdot tokoh terkenal fiksi menceritakan kisah tokoh terkenal yang merupakan hasil rekaan pengarangnya. Tokoh tersebut dapat diambil dari tokoh film, tokoh novel, atau tokoh dongeng. Contoh anekdot tokoh terkenal berupa fiksi adalah anekdot Abu Nawas.

b.     Anekdot Sufi

Anekdot sufi adalah anekdot yang menceritakan kisah-kisah sufi atau pemuka agama. Anekdot sufi menceritakan pengalaman sehari-hari seorang sufi. Sufi yang menjadi tokoh dalam anekdot ini bersifat nonfiksi ataupun fiksi.

c.     Anekdot Binatang

Anekdot binatang adalah anekdot yang menggunakan tokoh seekor binatang. Anekdot ini mengumpamakan binatang seperti manusia. Dalam anekdot ini, binatang dapat berbicara dan berpikir seperti manusia. Anekdot ini sering digunakan untuk menceritakan nilai-nilai kehidupan. Namun, anekdot ini juga dapat digunakan untuk mengkritik.

3.     Berdasarkan Tujuan

a.     Anekdot Kritik

Anekdot kritik adalah anekdot yang bertujuan untuk mengkritik. Anekdot kritik sering digunakan untuk mengkritik pemerintah suatu negara. Kritik dapat juga ditunjukkan kepada siapa pun. Kritik disampaikan salam anekdot secara tersirat. Kadang-kadang anekdot kritik tidak menunjukkan tanda-tanda sebuah kritik. Penggolongan suatu anekdot berdasarkan tujuan penciptaannya. Sebuah anekdot disebut anekdot kritik jika anekdot tersebut bertujuan untuk mengkritik.

b.     Anekdot Nasihat

Anekdot nasihat adalah anekdot yang bertujuan untuk menasihat. Dalam anekdot nasihat terkandung nilai-nilai kehidupan. Nasihat dalam anekdot tersirat dalam tindakan isi ceritanya.

c.     Anekdot Hiburan

Anekdot hiburan adalah anekdot bertujuan untuk menghibur orang lain. Anekdot hiburan sering digunakan untuk sekadar berkelakar. Anekdot hiburan juga digunakan untuk menjalani keakraban antara pembicara dan pendengar.

Mengevaluasi Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

1.     Mendata Pokok-Pokok Informasi dalam Teks Anekdot

Anekdot termasuk teks narasi. Sebuah teks narasi mempunyai pokok-pokok isi yang menyusun cerita. Pokok-pokok isi tersebut dapat ditemukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan isi cerita.

a.     Apa

Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan nama, jenis, ataupun sifat. Pada teks anekdot kata tanya apa digunakan untuk mengidentifikasi peristiwa yang diceritakan.

b.     Siapa

Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan orang. Pada teks anekdot kata tanya siapa digunakan untuk mengidentifikasi tokoh yang diceritakan.

c.     Kapan

Kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan waktu. Pada teks anekdot kata tanya kapan digunakan untuk mengidentifikasi latar waktu dalam cerita.

d.     Di mana

Kata tanya di mana digunakan untuk menanyakan tempat. Pada teks anekdot kata tanya di mana digunakan untuk mengidentifikasi latar tempat dalam cerita.

e.     Mengapa

Kata tanya mengapa digunakan untuk menanyakan sebab, alas an, ataupun perbuatan. Pada teks anekdot kata tanya mengapa digunakan untuk mengidentifikasi alasan peristiwa terjadi.

f.      Bagaimana

Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan akibat suatu tindakan. Pada teks anekdot kata tanya bagaimana digunakan untuk mengidentifikasi akibat dari tindakan yang dilakukan tokoh dalam cerita.

Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

Teks anekdot mengandung makna tersirat. Makna tersirat perlu ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Pembaca harus menganalisis dan menyimpulkan makna tersirat tersebut. Untuk menentukan dan memahami makna tersirat tersebut harus melakukan langkah-langkah berikut.

1.     Membaca secara keseluruhan teks anekdot.

2.     Memahami unsur-unsur teks anekdot.

3.     Menangkap aspek lucu, konyol, dan jengkel dalam teks anekdot.

4.     Menangkap makna tersirat berupa kalimat sindiran atau amanat dari anekdot tersebut.

Makna tersirat dalam anekdot dapat berupa kritikan ataupun nasihat. Kritikan membedakan anekdot dengan cerita humor biasa. Dalam cerita humor biasa, fungsi yang diutamakan adalah menghibur pembaca. Sementara itu, humor dalam anekdot sering mengandung kritik, sindiran, ataupun pesan moral yang tersirat dalam ceritanya.

Kritik dalam anekdot sering disampaikan dalam bentuk sindiran. Penyampaian dengan sindiran tersebut dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuan penulis anekdot adalah agar pesan dan kritik yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pihak yang dikritik tanpa menimbulkan ketersinggungan. Oleh karena itu, penulis atau pencerita anekdot menggunakan ungkapan berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Idiom adalah gabungan kata yang bermakna khusus. Makna idiom bukanlah berasal dari kata-kata pembentuknya, melainkan terbentuk setelah kata-kata tersebut digabungkan.

Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

1.     Struktur Teks Anekdot

Anekdot merupakan jenis teks narasi sugestif. Teks narasi sugestif bertujuan memberi makna peristiwa sebagai sebuah pengalaman. Suatu teks narasi sugestif melibatkan daya khayal dan menyampaikan pesan tersirat kepada pembaca.

a.     Abstraksi

Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks anekdot. Abstrak berada di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

b.     Orientasi

Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

c.     Krisis

Struktur teks anekdot berikutnya adalah krisis. Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Bahkan, krisis terjadi pada penulisnya sendiri.

d.     Reaksi

Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelesaian masalah menggunakan cara-cara yang juga unik dan berbeda.

e.     Koda

Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.

2.     Kebahasaan dalam Teks Anekdot

Penyajian anekdot cukup beragam. Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog. Selain dialog, anekdot dapat disajikan dalam bentuk narasi.

Dialog dalam anekdot diawali dengan kalimat langsung. Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang sama persis seperti yang dikatakannya. Kalimat langsung dalam dialog memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a.     Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“….”)

b.     Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.

c.     Antara pembicara dan kalimat yang diucapkannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) pada dialog.

d.     Jika kalimat langsung dirangkai dengan pembicara, antara pembicara dan kalimat yang diucapkan dipisahkan dengan tanda koma sebelum petik awal.

e.   Jika pembicara diletakkan di belakang kalimat, kata setelah tanda petik akhir ditulis dengan huruf kecil.

Contoh 1

Hakim      : “Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri skandal harga

30.000 rupiah. Dengan ini Anda dihukum selama 5 tahun penjara.”

Arya         : “Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat

dibandingkan dengan para koruptor?”

Contoh 2

     “Met, tad ikan lampu merah, kok kamu terus saja? Bisa tabrakan nanti kita,” keluh Budi. Slamet menjawab dengan santai, “Ah, abangku selalu saja begitu, sampai sekarang sehat-sehat saja.”

Anekdot memiliki ciri kebahasaan yang khas. Ciri kebahasaan teks anekdot sebagai berikut.

a.      a. Menggunakan Kalimat Retoris

Kalimat retoris sering ditemui pada anekdot. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu atau mengubah pandangannya.

b.     b. Menggunakan Konjungsi Waktu

Pada sebuah anekdot sering dijumpai penggunaan konjungsi yang menyatakan keterangan waktu. Konjungsi ini berfungsi menjelaskan waktu kejadian dalam anekdot. Konjungtor yang digunakan, antara lain sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, selagi, seusai, setelah, sesudah, sebelum, hingga, dan sampai.

c.     c. Menggunakan Kalimat Tanya

Kalimat tanya juga dikenal dengan kalimat interogatif. Kalimat tanya digunakan untuk menanyakan sesuatu. Kalimat tanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1) Menggunakan kata tanya, yakni apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.

2) Diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis.

3) Pada bahasa lisan diucapkan dengan intonasi suara naik.

d.    d.  Menggunakan Kalimat Imperatif

Kalimat imperatif terdiri atas kalimat perintah, permohonan, ajakan, larangan, dan pembiaran.

1) Perintah atau suruhan adalah kalimat yang digunakan untuk menyusuh lawan bicaranya berbuat sesuatu.

2) Permohonan jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicaranya berbuat sesuatu.

3) Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak dan berharap lawan jenis bicara berbuat sesuatu.

4) Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan berbuat sesuatu.

5) Pembiaran jika pembicara minta agar tidak dilarang.

e.   e.  Menggunakan Kalimat Seru

Kalimat seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Karena rasa kagum berhubungan dengan sifat, kalimat seru dibentuk dari kalimat statis. Kalimat seru disebut juga kalimat interjeksi.


a. 

No comments:

Post a Comment

Teks Argumentasi-Materi Bahasa Indonesia SMA-Kelas XI Ganjil

   Teks Argumentasi Pengertian Teks Argumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi merupakan alasan untuk memperkuat ata...